SEKADAU (Kalbar News) – Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) dan Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jumat (24/2) mengelar coffee morning bersama pemerintah kabupaten Sekadau dan tokoh masyarakat.
Acara yang digelar di salag satu hotel di komplek terminal Lawang Kuari Sekadau itu dihadiri oleh masing-masing Perwakilan dari jajaran Pemkab dan instansi, diantaranya:
Dandim, Kapolres, Bupati, Kejaksaan, Kemaneg, Dewan adat Dayak, MUI,Ketua DPRD dan jajaran, tokoh masyarakat dan pemuka-pemuka Agama para LSM, Aktivis dan Wartawan.
“Coffee morning bersama merupakan kegiatan rutinitas yang di selengarakan setiap bulan.
Tujuannya untuk berbincang dan berdialog bersama tokoh Mayarakat pemuka agama dan jajaran Pemerintah dalam menegakkan Kamtibmas untuk stabilitas kondisi daerah disemua wilayah yang ada diseluruh kabupaten Sekadau,” ungkap Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Sekadau Wibertus Willy.
Ia mengatakan, pelayanan dan sasaran harus kesekolah, dalam melakukan sosialisaikan seperti bahaya penyalahguaan narkoba, miras,curamor, serta kenakalan remaja.
DAD Sekadau padakesempatan itu menggelarritual tolak bala bertempat di Rumah betang, ini dilaksanakan dalam rangka menjikapai hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini di sekadau. Seperti, ketok pintu misterius angsangat meresahkan masyarakat dan perisiwa penemuan mayat di sekitar wilayah hukum Sekadau.
“Tolak bala merupakan tradisi suku dayak yang bertujuan meminta keselamatan dan pelindungan serta menyucikan diri dari malapetaka yang akan terjadi kedepannya, tujuannya siapa pun,warga yang ada di sekadau semoga selalu mendapat perlindungan dari Tuhan serta terhindar dari bencana,” ungkap Willy mantan anggota DPRD Sekadau ini.
Sementara itu, Kepala SMA Panca Karya Sekadau, Sumardi mengatakan, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah dan DPRD Sekadau agar mengkaji peraturan daerah (perda) secara sejarah tentang adat istiadat.
“ContohnyaTuak merupakan tradisi adat istiadat kita, harus hati-hati. Sehingga dalam mendistribusikan miras harus segera di tertibkan, karena masalah ekonomis bukan lagi adat istiadat yang berkembang disana, minuman tuak ada jika mulai musin panen padi dan persiapan untuk ritual adat dalam syukuran,” tegasnya. (lin)
Editor: Kundori
Acara yang digelar di salag satu hotel di komplek terminal Lawang Kuari Sekadau itu dihadiri oleh masing-masing Perwakilan dari jajaran Pemkab dan instansi, diantaranya:
Dandim, Kapolres, Bupati, Kejaksaan, Kemaneg, Dewan adat Dayak, MUI,Ketua DPRD dan jajaran, tokoh masyarakat dan pemuka-pemuka Agama para LSM, Aktivis dan Wartawan.
“Coffee morning bersama merupakan kegiatan rutinitas yang di selengarakan setiap bulan.
Tujuannya untuk berbincang dan berdialog bersama tokoh Mayarakat pemuka agama dan jajaran Pemerintah dalam menegakkan Kamtibmas untuk stabilitas kondisi daerah disemua wilayah yang ada diseluruh kabupaten Sekadau,” ungkap Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Sekadau Wibertus Willy.
Ia mengatakan, pelayanan dan sasaran harus kesekolah, dalam melakukan sosialisaikan seperti bahaya penyalahguaan narkoba, miras,curamor, serta kenakalan remaja.
DAD Sekadau padakesempatan itu menggelarritual tolak bala bertempat di Rumah betang, ini dilaksanakan dalam rangka menjikapai hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini di sekadau. Seperti, ketok pintu misterius angsangat meresahkan masyarakat dan perisiwa penemuan mayat di sekitar wilayah hukum Sekadau.
“Tolak bala merupakan tradisi suku dayak yang bertujuan meminta keselamatan dan pelindungan serta menyucikan diri dari malapetaka yang akan terjadi kedepannya, tujuannya siapa pun,warga yang ada di sekadau semoga selalu mendapat perlindungan dari Tuhan serta terhindar dari bencana,” ungkap Willy mantan anggota DPRD Sekadau ini.
Sementara itu, Kepala SMA Panca Karya Sekadau, Sumardi mengatakan, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah dan DPRD Sekadau agar mengkaji peraturan daerah (perda) secara sejarah tentang adat istiadat.
“ContohnyaTuak merupakan tradisi adat istiadat kita, harus hati-hati. Sehingga dalam mendistribusikan miras harus segera di tertibkan, karena masalah ekonomis bukan lagi adat istiadat yang berkembang disana, minuman tuak ada jika mulai musin panen padi dan persiapan untuk ritual adat dalam syukuran,” tegasnya. (lin)
Editor: Kundori