"Untuk fisik pembangunan Masjid Agung Landak alhamdullilah sudah 80 persen. Sumber dana awalnya kita itu dari Provinsi Rp 300 juta, bantuan Pemda Landak dari APBD 2014 Rp 250 juta, dari Kanwil Provinsi Rp 60 juta," ujar Hermanto kepada wartawan pada Rabu (22/2).
Lanjutnya lagi, selebihnya untuk dana ada yang sumbangan dari donatur.
Kemudian ada yang dari umat, baik itu yang tetap setiap bulan serta sumbangan lain seperti infaq dan sadokah umat.
"Untuk fisik yang 80 persen itu, sudah menelan biaya Rp 1,2 miliar. Itu termasuk pengerukan dan sumbangan masyarakat berupa material," jelasnya.
Diakuinya bahwa pembangunan Masjid hingga saat ini masih terus dilanjutkan.
"Untuk lantai sudah ada, tinggal pintu jendela, wc, dan pagar. Namun untuk kelengkapan seperti menata halaman masih belum, kita harap ada bantuan lagi dari Pemerintan, perusahaan swasta, maupun dari umat," harapnya.
Sedangkan untuk target penyelesaian pembangunan Masjid tersebut, sesuai dengan proposal yang ada yakni selama 5 tahun.
"Tapi kita sesuai dengan keuangan. Kalau fisik bangunan ini kita targetkan satu tahun ini bisa selesai, kalau untuk kelengkapan dan penataan dan lainnya tetap berjalan," bebernya.
Sehingga sampai dengan saat ini, dari dana yang dicanagkan untuk pembangunan Masjid sebesar Rp 2,1 miliar masing kurang sekitar Rp 800 juta.
"Kurang sekitar Rp 500 juta untuk penataan, tempat wuduk, taman. Sedangkan fisik kurangnya sekitar Rp 200-300 juta, untuk finsihing pengecatan dan menara," terang Hermanto.
Kemudian nantinya manfaat Masjid Agung kalau ada kegiatan level Kabupaten seperti penyambutan kedatangan Jemaah Haji bisa digunakan.
"Pengunaan keuangan dari Pemda atau dari umat bisa kita pertanggungjawabkan. Mudah-mudahan APBD Landak tahun 2017 bisa diakomodir," tutupnya. (kun)
