Pembangunan SMPN 18 Sungai Kakap Diduga Sarat Kepentingan

Editor: Redaksi author photo
Plang Pembangunan SMP N 18 Sungai Kakap, yang direalisasikan di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap.(ist)

KUBU RAYA (Kalbar News)- Pengalihan pembangunan unit sekolah baru (USB) SMP Negeri 18 Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, tahun anggaran 2016 lalu dari  Desa Sungai Kakap ke Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap, dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 2,819 miliar  diduga kuat sarat dengan kepentingan karena mengabaikan kebutuhan masyarakat

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah  Laskar Anti Korupsi Indonesia,( DPD  LAKI) Kalimantan Barat, Edi Ruslan mengatakan,  pembangunan sekolah di duga kuat menyalahi arturan, pasalnya pada perencanaan pembangunan USB yang tertera pada plang, pembangunan itu seharusnya dilaksanakan di Desa Sungai Kakap, namun realisasinya dilaksanakan di Desa Jeruju Besar.

"Saya menduga pengalihan pembangunan SMP ini  sarat dengan kepentingan beberapa pihak, karena terkesan memaksakan kehenda. Pada perencanaann awalnya, pembangunan akan di laksanakan di Desa Sungai Kakap, namun dialihkan ke Desa Jeruju Besar tanpa ada sosialisasi kepada masyarakat," ujar Edi Ruslan, di Sungai Kakap, Kamis ( 26/04/2017) 

Ia selaku warga Desa Sungai Kakap sangat menyayangkan pengalihan pembangunan SMP 18 ini, karena masyarakat Desa Sungai Kakap masih sangat membutuhkan sekolah terutama SMP, karena di desa ini saat ini hanya ada satu SMP yakni SMP 1 Sungai Kakap dan penduduknyapun lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk Desa Jeruju Besar.

"Masyarakat sangat membutuhkan pembangunan SMP itu, namun sekarang telah dialihkan lokasinya. Jika hanya ada satu SMP tentunnya sangat tidak memungkinkan, dapaat menampung lulusan dari empat SD yang ada di Desa Sungai Kakap," terangnya

Menurut Edi, selain menyalahi aturan, pengalihan pembangunan SMP di jeruju besar ini belum dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di jeruju besar, karena disekitar sekolah yang dibangun atau di Desa jeruju besar tidak ada SD pendukung

"Walaupun ada SD pendukung, namun berada cukup jauh yakni berjarak 3 hingga 4 KM dari SMP yang dibangun itu," ujarnya 

Untuk itulah ia menilai panitia pelaksana pembangunan itu, mempunyai kepentiangan tersendiri, lantaran memaksakan kehendak dengan melakukan pengalihan pembangunan USB  itu tanpa menilai kebutuhan  masyarakat.

"Ada apa, panitia pembangunan  memaksakan kehendak untuk  pengalihan pembangunan? Ini uang negara yang cukup besar, tentunya  hanya terbuang sia-sia, karena sejak setahun yang lalu terbangunnya SMP ini, hingga saat ini tidak ada aktifitas belajar mengajar, " pungkasnya.(eds)
Share:
Komentar

Berita Terkini