Pontianak - Kalbar News
Penangkapan
Terduga Teroros di Bandara Supadio beberapa waktu yang lalu, menuai berbagai
komentar, salah satunya adalah Tokoh
Masyarakata yang juga Mantan Kabid Humas Polda Kalbar, Suhadi SW, Selasa
(28/11/2017).
“Peristiwa
penangkapan Teroris di Kalimantan Barat dua hari lalu, bagaikan petir disiang bolong, kita terlena dengan
suasana yang aman, tenang dan damai, ternyata
situasi yang tenang terdapat
gangguan nyata yang setiap saat bisa meledak,”Ujar Suhadi.
Terorisme
ada disekitar kita dan menjadi musuh bersama, jika masyarakat tidak ada upaya
untuk mencegahnya maka Potensi tersebut akan menjadi gangguan nyata.
“Kita
masih ingat lima tahun silam tahun 2012 , Densus 88 juga menangkap pelaku teroris di Wilayah Kabupaten Melawi, Senin 27/11 kemarin Densus 88 kembali
menangkap pelaku diduga teroris di Bandar Udara Supadio Kubu Raya,” Jelasnya.
Menurut
Suhadi bahwa Masalah Keamanan dan kesejahteraan, ibarat dua sisi mata uang,
yang bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
“Artinya
bahwa jika bicara masalah keamanan tidak terlepas dari bicara kesejahteraan
demikian juga sebaliknya, karena antara keamanan dan kesejahteraan saling
terkait, keduanya merupakan kebutuhan hidup manusia,” Jelas Suhadi.
Kesejahteraan
merupakan kebutuhan Fisik manusia yang
meliputi, sandang, pangan dan papan. Demikian juga keamanan termasuk kebutuhan
hidup manusia yaitu kebutuhan Psykis, yang meliputi adanya rasa aman, bebas
dari gangguan fisik maupun psykis, bebas dari rasa ketakutan dan kekawatiran,
bebas dari rasa was-was dan sebagainya.
Meurut
Suhadi SW untuk mewujudkan rasa Aman, bukan monopoli tanggung jawab dan
tugasnya Polisi atau Tentara, tetapi merupakan tugas bersama, antara
masyarakat, aparat keamanan, pertahanan dan Aparat Pemerintah Daerah.Kata Drs.
Suhadi Sw.M.Si
Saat
ini di Negara negara maju sedang mengembangkan Comunyti Policing atau
pemolisian masyarakat atau polisi komunitas.
dalam
masyarakat modern pemolisian komunitas ini sangat tepat sekali, dimana untuk
menciptakan rasa aman, masyarakat tidak lagi sebagai obyek, tetapi masyarakat
sebagai Subjek artinya masyarakat pro active melakukan upaya pencegahan,
sementara itu Polisi, Tentara dan Aparat Pemerintah lainnya, hanya sebagai
fasilitator atau mediator.
di
Jepang dan Negara maju lainnya saat ini sedang mengembangkan Comunity Policing,
diJepang terkenal dengan Koban. di Singapura Naberhord Police Post, di Peru
Rondero di Brasil Pasar Gada. di Amerika Serikat Fixing Broken window dan
sebagainya.
kesemuanya
itu yang dikedepankan adalah upaya pencegahan oleh Masyarakat, sedang unsur pemerintah sebagai hanya sebagai
mediator atau fasilitator
Kenapa
Kalimantan Barat memiliki Potensi Terorisme, ada beberapa hal yang
mempengaruhinya, diantaranya adanya rasa ketidak adilan dalam masyarakat,
Komunikasi yang tersumbat, Aspirasi
tidak tertampung dan Letak Geografi Kalimantan Barat yang memiliki Wilayah
perbatasan Darat dengan Malaysia dan Wilayah Perbatasan Laut terbuka bisa menghubungkan langsung
dengan Negara lain yaitu China, Myanmar,
Thailand dan Laos.
Kondisi Strategis seperti itu dimanfaatkan oleh pelaku teroris. beberapa waktu lalu ketika Suhadi SW masih aktif di Kepolisian, ketika mendampingi tamu dari Badan Intejen Negara ( BIN) , menemui Kapolda, ia mengatakan bahwa semua gembong teroris di Indonesia, pernah melintasi Kalimantan Barat, Mulai dari Nurdin M Top, Doktor Azhari dan pelaku Bom Bali semuanya pernah singgah di Kalimantan Barat. karena Kalimantan Barat merupakan daerah lintasan dari Luar Negeri yang bisa melalui darat. (es)