Sejumlah Dosen dan Pegawai Sekolah Tinggi Kesehatan YARSI Pontianak di Sekretariat DPD-RI |
Pontianak
(Kalbar News) - Sebanyak 34 Dosen
dan Pegawai Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKes) Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI)
Pontianak mendatangi sekretariat DPD-RI Kalimantan Barat, Jumat siang
(31/8/2018).
Kedatangan
mereka kali ini masih terkait pengaduan yang sebelumnya juga sudah dilakukan
oleh para pengajar dan dosen dengan permasalahan serupa, yaitu terkait dualisme
kepengurusan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) yang kini terjadi di tubuh
YARSI.
Perwakilan
pengurus YARSI ini membawa serta berkas berkas dan tuntutan kepada DPD sebagai
dasar untuk bisa ditindak lanjuti dan diselesaikan segera. Sebab akibat
terjadinya kisruh ini menyebabkan ketidak jelasan nasib para pengajar serta
berimbas pada minat mahasiswa masuk ke lembaga pendidikan yang di naunginya
menurun.
Rombongan
diterima oleh Staff Ahli DPD-RI Harry A Daya dan berjanji akan ada upaya
membantu penyelesaian masalah ini dengan menjadikan lembaga DPD-RI sebagai
penjembatan semua pihak yang berselisih.
"DPD-RI
akan menjadi jembatan dan membela bagi siapa saja yang membutuhkan untuk
memperjuangkan kebenaran," jelas Harry A Daya Staf ahli DPD-RI.
Berdasarkan
keterangan dari perwakilan pengurus, kisruh di tubuh pengurus STIKes YARSI
Pontianak bermula dari pemberhentian ketua STIKes YARSI sebelumnya karena
dinilai melanggar aturan. Untuk selanjutnya guna keberlanjutan kepengurusan
maka ditunjuklah PLT ketua. Namun belakangan PLT yang bersangkutan itu justru
dinilai memaksakan diri menjadi Ketua Defenitif sehingga terjadilah
permasalahan ini.
Tak
sampai disitu kekisruhan juga semakin diperparah dengan adanya Dualisme Yayasan
dengan Akta penetapan versi yang berbeda. Efeknya hal ini berimbas pada nasib
sejumlah Dosen dan Pegawai yang oleh Yayasan versi yang berseberangan dipaksa
berhenti beraktivitas di Lembaga Pendidikan Tinggi Kesehatan itu sehingga nasib
mereka kini semakin tidak jelas. (Mad)
Editor
: Heri K