Sujiwo: PGRI Diharap Ikut Membantu Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Kubu Raya

Editor: Redaksi author photo

Wakil Bupati, Sujiwo bersama Ketua PGRI Kalbar, Prof Samion Ketua PGRI dan DPRD Kubu Raya 
Kubu Raya (Kalbar News) - Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo hadiri Pembukaan Konferensi Kerja Kabupaten (Konkerkab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-V Kabupaten Kubu Raya di Ballroom Hotel Dangau Jl Arteri Supadio Sui Raya, (13/07/2019).

Sujiwo berharap PGRI dapat berperan aktif dalam membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Kubu Raya.

"Bagaimana membangun kerja sama soliditas di PGRI itu sendiri yang bermuara akhir berkualitasnya pendidikan di Kubu Raya. Pendidikan ini sangat penting karena salah satu institusi yang diamanatkan oleh konstitusi dianggarkan mininum 20 persen adalah pendidikan. Sama kesehatan juga, tapi besarannya pendidikan," ujarnya Sujiwo.

Wakil Bupati Kubu Raya menyerahkan Penghargaan Kepada Salah Satu Anggota PGRI

Wakil Bupati Kubu Raya mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di tanah air cenderung menurun jika dibandingkan dengan masa-masa orde baru. Ia beralasan bahwa pada masa orde baru pendidikan di Indonesia menjadi kiblat bagi negara-negara lain di antero Asia.

"Harus kita akui secara jujur putra-putra bangsa sekarang bangga kalau kuliah di Singapura, Kuala Lumpur atau negara-negara lain. Dulu ada yang dihitung oleh negara-negara lain terhadap kita," timpalnya.

Di tempat yang sama, mantan Ketua DPRD Kubu Raya itu turut membenarkan PGRI atas kritik yang dilontarkan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dua kebijakan yang dikritik Sujiwo sehingga pada akhirnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat ialah sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi dan penerapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

"Ada kebijakan-kebijakan di pusat itu yang nyeleneh. Contohnya zonasi yang lebih banyak mudharat nya dibandingkan manfaatnya. Akhirnya gaduh kan. Termasuk juga penerapan ujian nasional berbasis komputer. Ketika diterapkan di daerah pelosok yang tidak ada sinyal, kdmudian infrastruktur nya berupa komputer, laptop tidak ada ini juga masalah," tukasnya.

Ke depan, sambung Sujiwo, PGRI mestinya mampu lebih eksis agar bisa memengaruhi Kemendikbud dalam pengambilan kebijakan.

"Peran PGRI ke depan harus lebih kuat dan eksis sehingga bisa bergaining kebijakan terhadap siapapun yang memegang jabatan di kementererian Pendidikan dan Kebudayaan nanti," tutupnya. (tim liputan)

Editor : Heri K

Share:
Komentar

Berita Terkini