KALBARNEWS.CO.ID
(PONTIANAK) - Tragedi Kanjuruhan yang
menewaskan 125 Aremania dan polisi, di Malang, Sabtu (1/10) malam menimbulkan
duka yang mendalam bagi para insan olahraga tanah air. Tak terkecuali Ketua
Umum Pengurus Besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Zulfydar Zaidar
Mochtar.Ketua Umum Pengurus Besar ABTI, Zulfydar Zaidar Mochtar
Menurutnya
peristiwa ini harus menjadi yang terakhir di dunia olahraga nasional, Ia berharap
insiden ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Kami
berharap ini tidak akan pernah terjadi lagi. Ini menjadi tragedi besar, korban
yang tewas terlalu banyak. Kita semua berduka dan prihatin," ujarnya.
Zulfydar
berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap insiden yang terjadi pascakekalahan
Arema FC dari Persebaya di kandang sendiri.
"Kita
semua tentu kecewa dengan aksi perusuh yang merangsek masuk ke stadion. Tetapi
kita juga ingin tahu bagaimana SOP pengamanan diterapkan dalam kerusuhan
tersebut, dimana timbul banyak korban jiwa," ucapnya.
Kendati
menjadi ketua umum ABTI, Zulfydar sendiri adalah penggemar sepak bola. Ia
menilai sepak bola Indonesia, terutama tim nasional saat ini sedang
bagus-bagusnya.
"Sepak
bola nasional dan PSSI di bawah Ketua Umum Iwan Bule belakangan ini berhasil
membawa sejumlah prestasi. Rakyat Indonesia sedang larut dan bersatu dalam
kegembiraan. Tetapi kita terkejut tiba-tiba ada insiden seperti ini,"
ungkapnya.
Ia pun
memberikan dukungan dan semangat kepada Ketum dan jajaran pengurus PSSI dalam
menghadapi masalah ini. Zulfydar yakin PSSI mampu melewati permasalahan ini.
Anggota DPRD Kota Pontianak ini juga berharap sepak bola Indonesia, terutama
Timnas tidak mendapatkan sanksi yang berat dari FIFA akibat insiden ini.
Bagi ABTI,
tragedi di Stadion Kanjuruhan bisa menjadi pembelajaran. Bagi suporter, agar
menjadi pendukung yang bijak dan dewasa. Sementara bagi klub, bagaimana
mengelola dan membina suporter. Begitu juga, ia berharap peristiwa tersebut
bisa menjadi cermin untuk pengurus cabang olahraga lain, serta panitia
pertandingan atau turnamen. Termasuk dari unsur pengamanan, seperti Kepolisian
dan TNI.
Zulfydar
juga berharap jangan ada asumsi atau spekulasi liar yang membuat situasi
menjadi semakin runyam.
"Biarkan
Polisi dan pihak-pihak lain yang berkompeten menginvestigasi masalah ini. Kita
serahkan kepada mereka. Namun Tragedi Kanjuruhan harus dievaluasi agar tidak
terulang lagi di masa depan," pungkasnya. (BP/tim liputan).
Editor :
Heri