KALBARNEWS.CO.ID (KUALA LUMPUR) -- Pemangku kepentingan utama rantai nilai minyak sawit global
berkumpul di Pertemuan Tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RT2022),
pertemuan fisik pertama yang dilakukan sejak awal pandemi Covid-19. Tema RT2022
kali ini adalah "Meningkatkan Rantai Nilai Kelapa Sawit Berkelanjutan
Melalui Aksi Bersama". RT2022 diikuti oleh hampir seribu peserta, yang mewakili
sektor-sektor utama di seluruh rantai nilai kelapa sawit, untuk berdiskusi
lebih lanjut upaya-upaya memitigasi dampak perubahan iklim. Selasa (29 November 2022).Adopsi Sertifikasi RSPO, Tumbuh Menjadi 21 Negara Di Tahun 2021
Pada kesempatan ini, RSPO
Laporan Dampak ini mengungkapkan beberapa pencapaian penting selama hampir dua dekade terakhir sejak RSPO didirikan, termasuk peningkatan luasan area yang sudah bersertifikat menjadi 4,5 juta hektar yang tersebar di 21 negara, dimana 301.020 hektar di antaranya telah dilestarikan dan dilindungi sebagai Kawasan High Conservation Value (HCV) melalui sertifikasi RSPO.
Dalam hal hak asasi
manusia, diperkirakan setengah juta pekerja perkebunan dan pabrik di
seluruh dunia terwakili di bawah Prinsip dan Kriteria
(P&C) RSPO melalui sertifikasi.
Dalam
sambutannya, Chief Executive Officer RSPO, Joseph D'Cruz, mengatakan,
"Keberlanjutan adalah sebuah perjalanan, dan bersama dengan tim saya dan
semua anggota kami, RSPO akan terus merintis jalan bagi sektor kelapa sawit
untuk menunjukkan bagaimana produksi kelapa sawit dan penggunaannya dapat
menjadi kontributor penting untuk komitmen net zero; untuk
mengangkat peran produksi kelapa sawit dalam memberikan kehidupan yang layak,
bermartabat, dan kemakmuran bagi jutaan keluarga pedesaan di seluruh dunia
berkembang; untuk menunjukkan bagaimana perkebunan kelapa sawit regeneratif
yang dikelola dengan baik dapat menjadi kontributor penting bagi konservasi
spesies dan keanekaragaman hayati."
Anne Rosenbarger dan Dato´
Para
anggota berpendapat bahwa RSPO juga harus menarik minat yang lebih besar dari
pasar konsumen prioritas
seperti Indonesia, India, Malaysia dan China, untuk
memilih dan menggunakan produk minyak
Editor : Aan