KALBARNEWS.CO.ID
(BANDUNG) - Selama 3 hari dua malam, seorang bocah berusia 4 tahun berada di
tengah reruntuhan rumah setelah tempat tinggalnya diguncang gempa Bumi pada
Senin siang. Rabu (23 November
2022).Bocah 4 tahun, Selamat Usai Tertimbun 3 Hari di Cianjur
Azka, nama balita itu, selama 60 jam terkurung dalam
reruntuhan dan kesunyian panjang. Tanpa makan dan minum.
Seolah ada “mukjizat” bagi Azka. Tembok yang runtuh masih tertahan tembok lain
sehingga tidak menimpa bocah ini. Namun tidak demikian dengan ibu kandungnya
yang sebelumnya ditemukan dalam kondisi meninggal. Neneknya yang serumah
dengannya, hingga Rabu siang juga belum ditemukan.
"Kasihan (anak) ini," dua kata terucap dari
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD saat menjenguk Azka Maulana Malik di RSUD Cianjur, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Azka merupakan salah satu dari
151 orang yang dinyatakan hilang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) berdasarkan data Selasa (22-11). Namun Azka berhasil
ditemukan pada Rabu, pukul 11.15 WIB di rumahnya yang ambruk.
Bocah tersebut merupakan warga dari Kampung Rawa Cina, Desa Nagrak,
Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Adapun
Kecamatan Cugenang merupakan wilayah
paling parah terdampak akibat gempa yang terjadi pada Senin (21-11),
pukul 13.21 WIB.
Dengan kejadian gempa pada Senin itu, Azka belum
diketahui nasibnya selama 3 hari dua malam di tengah reruntuhan bangunan
rumahnya. Ia bertahan hidup tanpa makan maupun minum.
Untungnya, bangunan rumahnya yang ambruk itu tidak menimpa Azka dan menimbulkan luka. Pasalnya, tembok
yang ambruk di rumah Azka masih tertahan oleh tembok
yang setengahnya telah ambruk sehingga menciptakan ruang sempit, tempat di mana Azka “hilang”.
Kini Azka telah selamat dan menjalani
perawatan medis di RSUD Cianjur yang terletak di Tenda C. Adapun pasien korban
gempa di RSUD Cianjur memang dirawat di luar gedung guna mengantisipasi gempa.
Saat-saat
penyelamatan Azka
Pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, Rabu, Tim SAR mulai melakukan pencarian
yang difokuskan di empat titik di Kecamatan Cugenang.
Di lokasi itu diduga masih banyak korban yang tertimbun oleh bangunan maupun
longsor tanah.
Tim SAR itu merupakan tim gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI,
Polri, hingga petugas pemadam kebakaran dan para relawan kebencanaan. Tim
tersebut pun menyisir kawasan Cugenang,
tak terkecuali Kampung Rawa Cina.
Kemudian sejumlah personel Tim SAR itu berkoordinasi dengan warga untuk
menunjukkan titik diduga adanya korban yang tertimbun.
Paman Azka, Wahyudin (29), saat itu menunjukkan kepada
personel Tim SAR di mana Azka diduga
berada terakhir kalinya sebelum gempa Bumi melanda. Menurut Wahyudin, Azka berada
di kamarnya yang kini bangunannya telah ambruk.
"Kan kalau jam-jam segitu, Azka itu biasanya tertidur di
kamarnya sendirian," kata Wahyudin.
Akhirnya para personel dari Tim SAR mencoba membobol tembok kamar yang telah
ambruk di rumah Azka. Yang ditemukan adalah kayu
lapis atau tripleks. Akan tetapi, saat itu pula ditemukan ada tanda-tanda
kehidupan.
Saat itu, Azka mulai melihat cahaya dan
tangan-tangan dari petugas Tim SAR yang berusaha meraihnya. Dan akhirnya Azka berhasil dikeluarkan dari reruntuhan
bangunan dan langsung diserahkan ke pamannya.
Suasana bahagia sekaligus haru pun menyelimuti pada
detik-detik penyelamatan Azka sebagai
titik harapan warga lainnya. Pasalnya, di desa tersebut bukan hanya Azka yang dinyatakan hilang.
Azka pun kemudian dilarikan ke
RSUD Cianjur secepat mungkin menggunakan ambulans untuk mendapatkan perawatan
medis, ditemani oleh paman beserta bibinya.
Tak lama setelah Azka dilarikan ke rumah sakit,
para pejabat yang berkunjung meninjau korban gempa pun tak luput untuk
mengunjungi RSUD Cianjur.
Sekitar pukul 12.00 WIB, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
hadir di RSUD, disusul oleh Menko Polhukam Mahfud MD yang hadir sekitar 30 menit
setelahnya, sedangkan Kepala BNPB Suharyanto sudah
ada di RSUD sejak sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat itu, para pejabat tersebut diarahkan oleh Direktur Utama RSUD Cianjur Darmawan Setiabudhi untuk
mengunjungi tenda-tenda dan memberi penjelasan terkait kondisi pasien.
Lalu para pejabat itu diarahkan ke Tenda C untuk bertemu Azka dan mendengarkan kisah bocah yang
selamat dari bencana merusak tersebut.
Wahyudin sebagai paman Azka kemudian memberi penjelasan terkait
kronologi penyelamatan Azka. Kemudian
Ketua Umum Dharma Pertiwi Hetty Andika Perkasa pun tak bisa menahan air mata
usai mendengarkan kisah Azka.
Hetty pun langsung berupaya
berbincang dengan Azka, tetapi bocah ini tak banyak
berbicara karena kondisinya masih lemah. Hetty pun mengajak Azka memakan
biskuit untuk mendorong asupan makanan baginya.
"Mau," kata Azka saat diminta memakan
biskuit oleh Hetty Andika Perkasa.
Saat itu, Azka pun mengeluh sakit di tangannya
karena jarum infus. Namun Azka pun bersedia bangun
dan digendong oleh Hetty untuk memakan
biskuit.
Mencari
yang masih hilang
Kabar bahagia penyelamatan Azka itu pun masih
diiringi dengan kabar duka. Sebab, ibu kandung Azka sebelumnya memang
berhasil ditemukan pada Selasa (22-11), tetapi dalam keadaan meninggal dunia.
Adapun ayah kandung Azka, kini tengah dalam perjalanan
dari Bandung ke Cianjur setelah mendengarkan kabar Azka selamat.
Di samping itu, nenek Azka pun kini masih dalam upaya pencarian oleh Tim SAR. Wahyudin menduga nenek Azka masih terperangkap di rumah Azka yang ambruk itu karena di rumah itu ada
tiga orang yang tinggal yakni Azka,
ibunya, dan neneknya.
Komandan Resimen Pasukan 1 Pelopor Brimob Petugas SAR Iptu Eddy mengatakan
di Kampung Rawa Cina itu ada 51 personel SAR dan
10 petugas preventif yang melakukan pencarian korban.
"Dilaporkan satu korban wanita masih tertimbun, sedang dalam proses
pencarian menggunakan peralatan dari Damkar,"
kata Eddy.
Bagi petugas, ditemukan dan diselamatkannya Azka dalam
kondisi hidup menjadi penyemangat untuk menemukan korban-korban lain yang masih
dinyatakan hilang.(Tim
Liputan)
Editor : Aan