KALBARNEWS.CO.ID
(CIANJUR) - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI)
Adib Khumaidi berharap bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Cianjur,
Jawa Barat, bersifat jangka panjang. Jumat (25 November 2022)PB-IDI Berharap Bantuan Korban Gempa Cianjur Bersifat Jangka Panjang
"Kami perlu mengatur supaya tidak ada
penumpukan bantuan di awal. Kami berharap bantuan untuk Cianjur ini long term, sehingga tidak hanya fokus di dua pekan pertama, mungkin
sampai di bulan kedua atau ketiga," kata Adib Khumaidi saat menyambangi
korban gempa di Pendopo Pemkab Cianjur.
Ia mengatakan saat ini PB IDI dan IDI Cianjur
terus memantau distribusi nakes dari IDI wilayah dan cabang sekitar, serta dari
Perhimpunan di bawah IDI.
"Relawan dokter dan nakes bekerja bergantian
beberapa gelombang karena sebagian membutuhkan istirahat juga," katanya.
Adib mengatakan para relawan dokter dan nakes
lainnya membawa logistik obat-obatan, termasuk selimut, bahan makanan, dan
obat-obatan.
Adib mengatakan, tenaga dokter yang ada di Cianjur
saat ini terdapat 167 dokter umum di wilayah Cianjur, 21 dokter spesialis
bedah, 24 dokter spesialis ortopedi, tujuh dokter spesialis anestesi, dua
dokter spesialis kejiwaan untuk trauma healing, tujuh dokter spesialis anak termasuk empat dari
IDAI Jabar, dua dokter spesialis penyakit dalam dari RS Muwardi Solo.
Selain itu, bantuan juga dikerahkan dari relawan
dokter dari Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Karawang, Kota
Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kabupaten
Bogor, Serang, IDI Depok, IDI Bekasi, IDI Makassar, dan juga Pusat Krisis
Kesehatan PB IDI.
Sementara, untuk data nakes lainnya berdasarkan
laporan dari klaster kesehatan, terdiri atas 378 perawat, 77 bidan, 11
kesehatan lingkungan, lima tenaga surveilans, tiga ahli gizi, dua analis
kesehatan, 126 apoteker.
"Fokus saat ini adalah memeratakan
pelayanan, aksesnya masih terputus. Proses evakuasi masih berjalan,
termasuk pencarian 39 orang yang masih belum ditemukan," katanya.
Data dari BNPB Kamis (24/11), ada sekitar 272 korban
meninggal, dan angka ini masih terus bertambah. Sekitar 50 persen di antaranya
adalah anak-anak.
"Rata-rata karena memang komplikasi dari
hasil trauma yang didapatkan dari gempa," ujarnya.
Sedangkan penyakit yang banyak ditemukan saat ini
di antaranya Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), fraktur, luka robek, alergi
(Urticaria), Myalgia, dyspepsia/gartritis, Asma, Diare, Diabetes hingga Scabies
(kudis).
Penyakit di kalangan anak-anak yang terdeteksi di
antaranya mengalami Broncho Pneumonia, ISPA, selain trauma seperti patah
tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh.
"Infeksi mulai ada, baik pada anak maupun
dewasa yang ditandai dengan demam dan ISPA," katanya.
Adib mengatakan Polri dan Brimob menyediakan tenda
darurat dan dapur darurat di RS Bhayangkara. Dapur darurat bisa memasak hingga
kapasitas 500 porsi.
Kebutuhan logistik yang dibutuhkan saat ini berupa
multivitamin, tensocrepe kecil, tensocrepe sedang, tensocrepe besar, kabel
listrik, lampu listrik air bersih PDAM untuk MCK toilet portabel di RS air
minum.(Tim
Liputan)
Editor : Aan