KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Tim Tanggap Darurat Yayasan Plan International Indonesia
(Plan Indonesia) merekomendasikan hal mendesak untuk mengembangkan sekolah
tangguh bencana yang diberikan kepada warga terdampak gempa Cianjur, khususnya
bagi anak-anak. Selasa (29 November 2022).Plan Indonesia Desak Sekolah Tangguh Bencana Bagi Penyintas Gempa
“Upaya tersebut perlu dilanjutkan ke fase
pemulihan, khususnya mengembangkan sekolah tangguh bencana (resilient school)
yang mengandung tiga komponen yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen
sekolah yang aman, dan pendidikan kesiapsiagaan dan tangguh bencana,” ucap
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti.
Ia mengatakan, sekitar 524 sekolah rusak serta
tidak terlihat adanya tempat belajar sementara.
"Anak-anak kehilangan bahan belajar, seragam
sekolah, mainan dan barang-barang berharga mereka. Mereka juga tidak memiliki
kegiatan untuk dilakukan karena sekolah ditutup dan tidak ada kegiatan belajar
mengajar yang diadakan di ruang belajar sementara,” ungkap Dini.
Selain itu, keterbatasan air dan toilet di lokasi
bencana juga rawan menimbulkan gangguan kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak.
Maka ia juga menyarankan untuk memberikan bantuan
di bidang pendidikan, perlindungan anak, air, sanitasi, dan hygiene (WASH)
untuk jangka waktu sampai tiga bulan ke depan.
"Anak-anak mengalami kesulitan mengganti
pakaian dalam, bra, serta menjaga kebersihan menstruasi karena terbatasnya
pakaian dalam dan pembalut yang tersedia,” ucap Dini.
Sementara itu, dari hasil penilaian kebutuhan
cepat (rapid need assessment/RNA) yang dilakukan Tim Tanggap Darurat Plan
Indonesia, banyak anak yang merasa tertekan dan takut akibat peristiwa bencana
tersebut.
Sehingga Plan Indonesia memberikan dukungan
psikososial bagi anak-anak untuk membantu pemulihan psikologis mereka yang
umumnya mengalami trauma.
“Hal ini terutama karena mereka umumnya dengan
mata sendiri melihat bangunan sekolah mereka runtuh, serta menyaksikan
teman-teman mereka tertimpa bangunan yang roboh diguncang gempa. Namun, mereka
juga menyatakan motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah dengan
bangunan yang lebih aman dan kuat,” kata Dini.
Dukungan psikososial ini berlangsung mulai tanggal
24 November hingga 2 Desember 2022, khususnya di Kecamatan Cugenang, Cianjur,
Jawa Barat.
Metode yang digunakan Plan dalam hal ini adalah
3L, yaitu look, listen, and link yang diikuti sebanyak 200 anak yang tinggal di
lokasi pengungsian.
Untuk memperkuat upaya tersebut, Plan Indonesia
juga menggandeng mitra lokal, yaitu Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC),
serta memberikan pelatihan dukungan psikososial untuk mitra lokal dan para
relawan.
(Tim liputan)
Editor : Aan