KALBARNEWS.CO.ID (CIANJUR) - Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Suntana mengungkapkan penyidik
kepolisian telah memeriksa terduga pelaku pelepas identitas pada posko tenda
bantuan korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Minggu
(27 November 2022).Polisi Periksa Pelaku Pelepas Identitas Posko Tenda Di Cianjur
"Kejadian itu segera kita tindaklanjuti, kita sudah memeriksa saksi di
sekitar lokasi dan kita langsung mengambil keterangan dari beberapa
terduga," kata Suntana di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, Jawa
Barat.
Suntana menyesalkan berkaitan
dengan aksi pencopotan atribut pada posko tenda bantuan warga terdampak gempa
di Cianjur itu.
Dia meminta agar masyarakat tidak mengulangi kejadian tersebut dan
bila terjadi akan melakukan tindakan dengan aturan yang berlaku.
Terkait aksi tersebut, Suntana menegaskan kepolisian akan
melaksanakan sesuai mekanisme yang berlaku jika memenuhi unsur pidana
intoleransi.
"Dalam pengembangan penyelidikan bisa ke arah situ
(intoleransi)," ucap Suntana.
Sebelumnya, beredar video viral mengenai sejumlah orang mencopot
label tenda "Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injil Indonesia" yang
menempel di atap tenda.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermwawan menjelaskan aksi tersebut
dilakukan oknum anggota organisasi masyarakat (ormas), namun bantuan tetap
diterima masyarakat.
Sebelumnya, terjadi gempa bumi magnitudo 5,6 berpusat di 10 km
arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10
kilometer dan tidak berpotensi tsunami pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 321
warga meninggal dunia hingga hari ketujuh sejak gempa melanda di Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat.
"Dengan penemuan tiga korban hari ini, maka yang meninggal
dunia menjadi 321 orang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam
konferensi pers virtual yang diikuti di Jakarta, Minggu.
Hingga saat ini, Suharyanto menyebutkan tercatat 11 orang
dinyatakan hilang dan 108 orang mengalami luka berat dan masih dirawat di
seluruh rumah sakit baik di Kabupaten Cianjur maupun sudah dirujuk ke rumah
sakit lain.
Selain itu, satuan tugas gabungan sudah mengidentifikasi sebanyak
325 titik pengungsian di seluruh Kabupaten Cianjur, dengan rincian 183 titik
pengungsian yang terpusat atau dengan kekuatan mengungsi di atas 25 orang.
Kemudian, ada 142 titik pengungsian mandiri yang didirikan warga
di tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan
di bawah 25 orang.
Kepala BNPB juga melaporkan hingga saat ini jumlah pengungsi terdata
sebanyak 73.874 orang, yang meliputi 33.713 laki-laki dan 40.161 perempuan
termasuk di dalamnya 92 penyandang disabilitas, 1.207 ibu hamil dan 4.240
lansia.
Untuk sementara ini, total ada 62.628 rumah rusak akibat gempa
tersebut, yang mencakup 27.434 rumah rusak berat, 13.070 rumah rusak sedang ,
22.124 rumah rusak ringan.
Kerusakan infrastruktur hingga saat ini tercatat sebanyak 398 unit
sekolah, 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan dan 16 gedung kantor.(Tim Liputan)
Editor : Aan