KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Chief Excutive Officer (CEO)
Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) Mia Melinda menyatakan pihaknya mendukung
perkembangan ekosistem ekonomi digital terutama pendanaan ke
startup (perusahaan rintisan). Rabu (23 November 2022).Telkomsel Kembangkan Ekosistem Digital
“Telkomsel memiliki program yang mungkin cukup luas, bahkan kita
dari beberapa tahun yang lalu memiliki wadah untuk membantu para startup dari
berbagai sisi. Jadi, kita punya program namanya NextDev untuk early
stage startup yang memiliki social impact untuk kita
bantu dengan program-program di Telkomsel supaya bisa berkolaborasi dan
bersama-sama go to the market dengan Telkomsel,” ujarnya dalam
Kompas100 CEO Forum 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Rabu.
Pihaknya juga memiliki program bernama Tinc untuk mengoptimalkan
para startup pada tahap akselerasi agar bisnisnya dapat bersinergi
dengan Telkomsel. Lebih dari itu, lanjut dia, untuk TMI sendiri berfokus
mendukung para pendiri startup bukan hanya dalam hal
pendanaan, tetapi membantu mereka mengembangkan bisnis melalui sinergi dengan
berbagai aset-aset Telkomsel.
Belum lama ini, Telkomsel disebut mendirikan program bernama
Indigo (venture building) sebagai upaya berperan dalam ekonomi digital
Indonesia dengan membuat semacam vertical-vertical startup tertentu
yang dapat menggunakan aset-aset Telkomsel. Program tersebut mendorong
pertumbuhan industri kreatif digital melalui pengembangan kreativitas,
inkubasi, akselerasi, dan program pendanaan lanjutan untuk startup digital di
Indonesia.
“Kita percaya sekali bahwa kolaborasi antara korporasi dengan
startup akan sangat membuat optimal daripada perkembangan startup itu sendiri
selain daripada funding,” ucap dia.
Sebagai Corporate Venture Capital (CVC), Telkomsel memberikan
pendanaan sejalan dengan strategi digital yang dibuat korporasi tersebut.
Kepemilikan aset di berbagai sektor seperti dalam bidang layanan finansial
membuat Telkomsel mampu mengetahui antara lain perilaku dari pelanggan, pola
penggunaan pelanggan, dan underwriting untuk para pelaku financial
techonology yang membuat mereka bisa menjangkau segmen-segmen yang
belum dilayani.
“Kalau kita bicara ekosistem ekonomi digital, sudah pasti
mengatasi digital divide adalah problem yang paling utama,
apalagi kan Indonesia geografisnya luas. Karena seluruh aset Telkomsel ada di
seluruh pelosok negeri, tentu kita ingin kreatifitas dari para founder yang
ada di ekosistem startup untuk bisa berkreatif untuk melihat bagaimana
penggunaan aset ini dilakukan untuk penggunaan beyond telco,”
ungkap Mia.
Lebih lanjut, dia menginginkan ada pertemuan dengan para pendiri
startup yang memang hendak mentransformasikan ekonomi Indonesia dengan
memikirkan pasar yang besar dan memiliki produk yang memiliki keunggulan
komparatif nan gear up untuk menjadi pemenang.
“Kalau sekarang kita tidak hanya mencari founder yang bisa memberikan
solusi terhadap masalah kebutuhan hidup di masyarakat, tetapi juga memastikan
bahwa bisnis tersebut berjalan di fondasi bisnis yang solid. Jadi bukan hanya
yang menyelenggarakan layanan di sisi mengejar top line saja,
tetapi juga harus memastikan bagaimana bisnis modelnya bisa solid, bisa
memberikan profitability bagi startup-nya,” kata dia.(Tim Liputan)
Editor : Aan