KALBARNEWS.CO.ID
(PALEMBANG) - Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan hasil
survei konsumen pada November 2022 yang menunjukkan optimisme konsumen
terhadap kondisi ekonomi semakin kuat. Jumat (2 Desember 2022).BI: Optimisme Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Semakin Kuat
Deputi Direktur Kepala Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumsel Nurcahyo Heru Prasetyo di Palembang, Jumat,
mengatakan, penilaian ini berdasarkan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), Indeks
Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
“Masyarakat masih optimis bahwa kondisi
perekonomian pada enam bulan ke depan akan lebih baik,” kata dia.
Masyarakat menilai kondisi baik ini ditinjau dari
aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan
kerja di tengah peningkatan mobilitas dan pelonggaran kebijakan pembatasan.
Secara keseluruhan pada 2022, inflasi Sumsel
diperkirakan lebih tinggi dari 2021, namun masih terkendali.
BI sebagai Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi Sumatera Selatan akan terus bersinergi dengan TPIP maupun
TPID kabupaten/kota untuk melakukan pengendalian inflasi berpedoman pada
strategi pengendalian inflasi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga,
kelancaran distribusi dan komunikasi efektif) serta 7 program Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Ke depan, berbagai program pengendalian inflasi
lainnya akan terus dilakukan seperti perluasan kerja sama antar daerah (KAD)
untuk komoditas pangan, koordinasi yang efektif antar TPID di wilayah Sumatera
Selatan melalui pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID.
Kemudian, optimalisasi anggaran pemerintah daerah
untuk program pengendalian inflasi seperti penyaluran bantuan sosial bagi
masyarakat berpenghasilan rendah, dan penyaluran subsidi untuk sektor
transportasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada November 2022
mengalami deflasi sebesar -0,06 persen (mtm), di mana pada bulan sebelumnya
juga tercatat deflasi sebesar -0,10 persen (mtm).
Perkembangan ini terutama bersumber dari deflasi
kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar -0,20 persen
(mtm).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan,
inflasi IHK November 2022 tercatat sebesar 5,87 persen (yoy), sementara inflasi
nasional dan regional Sumatera masing-masing tercatat sebesar 5,42 persen (yoy)
dan 5,67 persen (yoy).
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami
deflasi sebesar -0,20 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,06 persen (mtm).
Deflasi didorong oleh penurunan harga pada
beberapa komoditas subkelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu cabai merah
dengan andil -0,175 persen (mtm), bawang putih dengan andil -0,019 persen
(mtm), ikan mujair dengan andil -0,013 persen (mtm) dan cabai rawit dengan
andil -0,013 persen (mtm).
Penurunan harga pada cabai merah dan cabai rawit
terutama didorong oleh adanya peningkatan pasokan seiring dengan masih
berlangsungnya musim panen di daerah sentra produksi.
Selain itu, deflasi yang lebih dalam juga didorong
oleh penurunan harga pada komoditas angkutan udara dengan andil sebesar -0,041
persen (mtm).
Penurunan harga angkutan udara seiring dengan
berlanjutnya kebijakan relaksasi biaya pendaratan, penempatan, dan penyimpanan
pesawat udara (PJP4U) di bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan dan
dampak lanjutan penyesuaian harga BBM bersubsidi terhadap angkutan darat yang
menurun.
(Tim liputan)
Editor : Aan