KALBARNEWS.CO.ID
(MATARAM) - Perum Bulog Nusa Tenggara Barat memastikan pabrik
pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dan pengeringan jagung di
Kabupaten Dompu beroperasi pada awal 2023 karena pembangunannya sudah mencapai
99 persen dan tinggal dilakukan uji coba. Rabu (30 November 2022).Bulog NTB Operasikan Pabrik Pengolahan Beras Modern Awal 2023
Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali
di Mataram, NTB, Rabu, menyebutkan pabrik pengolahan beras modern atau modern rice milling plant (MRMP) senilai Rp130 miliar dibangun di Kecamatan Lape,
Kabupaten Sumbawa, dan corn drying center (CDC) atau pusat pengeringan jagung senilai
Rp90 miliar dibangun di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Dompu.
"CDC memang ada penundaan, rencananya uji
coba 17 November 2022, berhubung karena ada alat yang harus ditunggu datang
dari Amerika Serikat, sehingga kemungkinan awal 2023. Begitu juga MRMP di
Sumbawa. Semestinya 2022 sudah bisa beroperasi dua-duanya, tapi karena ada
pertimbangan teknis dari kontraktor, akhirnya Bulog menunggu kepastian uji
coba," katanya.
Ia mengatakan untuk pabrik pengolahan beras atau rice to rice (RTR) senilai Rp13 miliar yang dibangun di Kecamatan Sikur,
Kabupaten Lombok Timur, sudah beroperasi selama satu tahun.
Abdul menjelaskan tujuan pembangunan ketiga pabrik
pengolahan hasil pertanian tersebut adalah untuk memperkuat ketahanan pangan
dan mengoptimalkan penyerapan gabah atau beras serta jagung hasil produksi
petani di NTB, yang relatif melimpah setiap tahun.
Beras yang sudah diolah akan dijual melalui
program operasi pasar dalam rangka ketersediaan pasokan dan stabilitas harga
pangan. Selain itu, sebagian beras olahan akan dikirim ke daerah yang defisit
produksi padi serta untuk cadangan pangan daerah ketika terjadi bencana.
"Jagung akan diolah menjadi pakan ternak
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun karena pabriknya belum beroperasi,
kami belum ada penugasan kembali untuk melakukan penyerapan jagung. Sebelumnya,
kami sudah membeli tapi dikirim ke mitra pembeli di Pulau Jawa," ujarnya.
Berbicara persentase pembangunan infrastruktur dan
prasarana pabrik MRMP dan CDC, Abdul memastikan sudah mencapai 99 persen. Jika
peralatan yang dibutuhkan sudah terpasang maka diperkirakan uji coba
(commisioning test) akan dilakukan awal 2023.
"Prinsipnya kami menunggu dari pihak
kontraktor untuk melakukan commisioning test, dan dites dulu bagaimana dryer-nya
(alat pengering), dan bagaimana silonya," ucap Abdul.
Ia juga menyebutkan dua pabrik pengolahan
komoditas pangan tersebut dikerjakan oleh dua badan usaha milik negara (BUMN)
dengan dana yang bersumber dari penyertaan modal negara melalui Perum Bulog.
Dua BUMN tersebut, yakni PT Boma Bisma Indra yang
mengerjakan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dan PT Brantas
Abipraya yang melaksanakan pembangunan pabrik pengolahan jagung di Kecamatan
Manggelewa, Kabupaten Dompu.
"Progres pelaksanaan pembangunan kedua proyek
tersebut sudah mencapai 99 persen, dan kami optimis kedua pabrik itu beroperasi
awal 2023 ," kata Abdul.(Tim Liputan)
Editor : Aan