KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kalimantan Barat bekerja sama dengan Alam Inisiatif Insan Khatulistiwa (AFIKAL) menggelar Sinkronisasi Data Model SMART dan Inisiasi Pembentukan Forum Komunikasi SMART Kalbar di Pontianak.. Ini dimaksudkan untuk mendorong pengelolaan satu pintu data spasial berbasis SMART untuk kegiatan konservasi di Kalbar. Jumat (2 Desember 2022). Mendorong Pengelolaan Data Spasial Berbasis SMART Satu Pintu untuk Konservasi di Kalbar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam sambutan tertulis yang disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Ekosistem (PKSDAE) Hairil Anwar mengatakan, aplikasi Spatial, Monitoring, and Reporting Tool (SMART) dapat membantu melindungai sebuah kawasan.
“Mengingat kawasan hutan kita yang luas, dengan menggunakan aplikasi SMART kita dapat membuat rencana pengelolaan yang lebih baik, mengevaluasi, dan mengimplementasikan aksi konservasi, serta meningkatkan akuntabilitas dalam aspek konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan sumber daya alam, penegakan hukum, pariwisata, termasuk monitoring kawasan,” jelas Hairil Anwar.
Dengan aplikasi SMART ini, kata Hairil Anwar, diharapkan juga akan dapat memuat permodelan Prediksi Sebaran Habitat Kunci yang ada pada setiap kawasan di Kalbar, agar dapat mengantisipasi ancaman dan dapat merencanakan pengembangan habitat bagi jenis langka dan dilindungi.
“DLHK Kalbar ke depannya akan terus mendorong terlaksananya kegiatan patroli kawasan berbasis SMART. Dengan Patroli SMART kita akan memiliki data terukur, khususnya mengenai tingkat ancaman dan potensi jenis satwa liar di setiap kawasan, yang dapat menjadi dasar pengambilan strategi pengelolaan sebuah kawasan,” pungkas Hairil Anwar.
SMART merupakan salah satu perangkat untuk merencanakan, mendokumentasikan, menganalisis, melaporkan, dan mengelola data. SMART dapat membantu menstandarisasi dan merampingkan pengumpulan, analisis, dan pelaporan data, sehingga memudahkan informasi utama untuk didapatkan dari lapangan kepada pengambil keputusan.
Apalagi, secara geografis Kalbar memiliki kawasan hutan yang luas dengan berbagai macam potensi maupun ancaman yang masih belum teridentifikasi secara menyeluruh.
Dalam pengelolaan kawasan hutan untuk tujuan konservasi, peran data sangat penting untuk mengetahui potensi dan ancaman suatu kawasan. Termasuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, hingga evaluasi.
Pada tingkat nasional, sudah terbangun komunikasi antar stakeholder terkait sinkronisasi data dan pelaporan, bahkan sudah ada Pokja SMART. Sedangkan di Kalbar banyak stakeholder yang menggunakan aplikasi SMART namun pada sisi lain belum ada wadah diskusi terkait pengembangan dan pembelajaran bersama mengenai tools tersebut.
AFIKAL merupakan organisasi masyarakat sipil yang berkedudukan di Kubu Raya, Kalimantan Barat, dengan fokus membangun pendekatan berbasis nilai-nilai alam dan hak untuk konservasi.
“Kami bekerja dengan masyarakat sebagai mitra dalam merespon tantangan dan peluang baru yang muncul di tengah-tengah kehidupan manusia, termasuk pula mendukung mata pencaharian masyarakat lokal dalam kemandirian dan berkelanjutan. Fokus utama kami saat ini adalah mendorong pengelolaan data satu pintu dalam pengelolaan data spasial dan monitoring berbasis SMART”, papar Ketua Panitia Acara dari AFIKAL, Ripin.
Lebih lanjut Ripin menyampaikan bahwa pengelolaan data satu pintu berbasis SMART ini ditujukan untuk membangun sinkronisasi data model bersama sebagai informasi data satu pintu dan pengelolaan kawasan hutan, sehingga sangat strategis bagi suatu lembaga dalam menggunakan aplikasi SMART tersebut.
Selain itu, sambungnya, data yang diperoleh dapat digunakan sebagai informasi dan masukan dalam pengambilan suatu kebijakan.
AFIKAL juga menginisiasi pembetukan Forum Komunikasi SMART di Kalbar sebagai wadah diskusi dan berbagi pengalaman dalam peningkatan keahlian penggunaan perangkat SMART.
Sebanyak 20 instansi pemerintah terkait dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kalbar hadir dan bersepakat untuk secara bersama mendorong dan memulai pengelolaan satu pintu dan sinkronisasi data untuk kemajuan konservasi di Kalbar.(Tim liputan)
Editor : Aan