Menkeu Sebut Pembiayaan Utang Turun 24,3 Persen Per 14 Desember |
"Perbaikan kesehatan APBN bisa ditunjukkan
dari sisi pembiayaan utang, terutama dari penerbitan surat berharga negara
(SBN) yang turun sangat drastis," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers
"APBN KITA Desember 2022" secara daring di Jakarta, Selasa.(20 Desember 2022).
Penurunan pembiayaan utang tersebut pun, menurut
dia, membuat lembaga pemeringkat mempertahankan peringkat utang Indonesia pada
level BBB dengan outlook stabil.
Secara perinci, realisasi pembiayaan utang
meliputi penerbitan SBN neto sebesar Rp531,4 triliun atau turun 26,5 persen
(yoy) dari Rp723,3 triliun, serta penarikan pinjaman neto Rp8,9 triliun atau
anjlok 192,5 persen (yoy) dari minus Rp9,6 triliun.
Kinerja pengelolaan pembiayaan utang dijaga dalam
menghadapi kondisi pasar keuangan yang volatil dengan tren suku bunga meningkat
dan nilai tukar rupiah yang fluktuatif.
Beberapa langkah antisipatif pembiayaan utang yang
telah diambil adalah penyesuaian target penerbitan utang tunai melalui lelang
pada triwulan IV-2022 dengan mempertimbangkan kondisi kas pemerintah, serta
penerbitan SBN domestik dalam rangka Surat Keputusan Bersama (SKB) Ill dengan
Bank Indonesia (BI) dioptimalkan.
Penerbitan SBN ritel juga dioptimalkan dalam
rangka peluasan basis investor domestik dan fleksibilitas pinjaman program
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam mengantisipasi
volatilitas pasar keuangan. Adapun penerbitan SBN melalui lelang tahun 2022
telah selesai dilakukan pada minggu pertama Desember 2022.
Sri Mulyani menegaskan tahun ini merupakan tahun
terakhir dari kesepakatan BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait
berbagai beban alias burden sharing Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PCPEN) melalui SKB I, II, dan III.
"Situasi krisis pandemi sudah berakhir
sehingga independensi BI dan integritas kebijakan fiskal serta moneter harus
dijaga," tegasnya.
Ia membeberkan realisasi pembelian SBN oleh BI
terdiri dari SKB I sebesar Rp49,107 triliun meliputi surat utang negara (SUN)
Rp25,2 triliun dan surat berharga syariah negara (SBSN) Rp23,9 triliun, serta
SKB Ill Rp95,42 triliun.
Oleh karena itu, sisa target pembiayaan utang
tunai akan dipenuhi melalui penerbitan SBN dalam rangka SKB Ill dengan BI dan
penarikan pinjaman program. (Tim liputan)
Editor : Aan