SKK Migas: 35 Pabrikan Lokal Lolos Penilaian Penunjang Hulu Migas |
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko
dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan penilaian dan pembinaan yang
dilakukan oleh SKK Migas bersama 18 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) itu
bertujuan untuk memastikan kemampuan serta membantu penyedia barang jasa dalam
negeri.
"Saya berharap seluruh perusahaan dalam
negeri dapat mengambil sisi positif dari proses penilaian itu, karena bertujuan
untuk meningkatkan kapabilitas kemampuan dan keandalan pabrikan dalam negeri
berdasarkan analisa gap dan rekomendasi pengembangan yang diberikan agar
dapat memenuhi kualifikasi kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di
Indonesia,” kata Rudi.
Ia menjelaskan penilaian dan pembinaan itu
dilakukan untuk memastikan kemampuan serta membantu dalam bentuk pembinaan
kepada penyedia barang maupun jasa dalam negeri agar dapat memenuhi kualifikasi
kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di Indonesia.
Sebanyak 35 penyedia barang dan jasa penunjang
hulu migas tersebut adalah penyedia delapan komoditas utama dalam kegiatan hulu
migas, seperti produk kimia, listrik, instrumentasi, mekanik statis, TVF (tubular, valve, dan fitting), rotating, structure, dan drilling subsurface.
Rudi optimistis jumlah perusahaan yang ikut
program pembinaan tersebut akan meningkat pada tahun 2023 mendatang.
“SKK Migas akan terus bekerja sama dengan stakeholder untuk melaksanakan program-program yang bertujuan untuk
meningkatkan potensi perusahaan dalam negeri, peningkatan investasi dan efek
berganda demi menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan kehadiran industri hulu
migas," ucapnya.
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementerian
ESDM Tutuka Ariadji yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan
dukungan penuhnya atas pelaksanaan program yang akan memastikan tercapainya
spesifikasi, mutu produk dalam negeri untuk kebutuhan operasi migas.
Menurutnya, jumlah perusahaan dan pabrikan yang
lolos tahun ini terbilang meningkat dibanding tahapan sebelumnya yang hanya
melibatkan 29 perusahaan industri penunjang migas dari seluruh Indonesia.
“Saya berharap seluruh KKKS yang telah terlibat
dalam program itu akan selalu konsisten dan mengupayakan penggunaan produk
dalam negeri untuk menggantikan produk impor sehingga mendukung pertumbuhan
perekonomian nasional,” ujar Tutuka.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai
Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengungkapkan dengan adanya continuous improvement dari Penyedia Barang dan Jasa penunjang Hulu Migas,
maka hal itu tidak hanya mengoptimalkan produk dalam negeri, tetapi juga
meningkatkan efisiensi kegiatan hulu migas serta mendukung proyek dan operasi
KKKS dalam mencapai target 1 juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas per
hari pada tahun 2030.
"Kami menampilkan peluang terjadinya
integrasi antara pabrikan dalam negeri yang bertujuan untuk menciptakan produk
dalam negeri yang memiliki nilai TKDN gabungan yang cukup tinggi. Kami berharap
dengan adanya terobosan itu akan semakin banyak terjadi kolaborasi antar
pabrikan dalam negeri untuk melengkapi produk-produk yang dibutuhkan oleh
operasi KKKS," kata Erwin.
Vice President Manajemen Rantai Pasok Pertamina
Hulu Energi Kunadi menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan program
penilaian penunjang hulu migas tersebut.
Menurut Kunadi, program itu membawa dana positif
dan menjadi salah satu pemicu semangat bagi perseroan dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab mendukung kegiatan operasional perusahaan untuk mewujudkan
harapan stakeholder terkait. (Tim Liputan)
Editor : Aan