KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Qu Fucheng, 90 tahun, tengah
menunggu perawatan Covid-19 di Rumah Sakit Wuhan Zhongnan ketika putranya
menyadari betapa padatnya instalasi gawat darurat (IGD). Selasa (3 Januari
2023)Bagaimana Instalasi Gawat Darurat Di Tiongkok Menangani Lonjakan Pasien Covid?
"Kondisi Ayah
saya sangat kritis di rumah," kata putranya kepada CGTN sambil bersedih.
"Jika sesuatu terjadi karena saya tidak menangani situasi ini dengan baik,
saya tak tahu bagaimana saya memaafkan diri sendiri."
Menurut wakil
kepala IGD, mereka telah mengalami "lonjakan drastis" dalam jumlah
pasien, sedangkan, sebagian besar penderita dengan gejala parah berasal dari
kalangan lansia yang memiliki penyakit penyerta.
Agar tak ada pasien
yang tidak tertangani, IGD mengubah ruang observasi darurat menjadi ruang
penyangga demi mengurangi waktu tunggu.
Di tempat inilah,
Qu Fucheng dipindahkan.
"Menyadari
kondisi serius Ayah saya, dokter segera memindahkannya ke salah satu tempat
tidur," jelas sang putra. "Saya kira, perawatan medis tidak akan
berjalan lancar saat saya berada di rumah."
Untuk merawat sebanyak-banyaknya
pasien, seluruh tenaga kesehatan dan alat-alat bekerja setiap waktu dengan
"efektivitas darurat". Setelah menerima perawatan medis pertama,
kondisi Qu pun membaik.
Suster Kepala Tian
Yu, kepada CGTN, mengatakan ruang penyangga tidak memadai untuk memperlancar
alur kerja, dan menurutnya, alur kerja yang baik berperan penting di IGD.
Tak ada fenomena
"rumah sakit yang kewalahan"
Langkah-langkah
seperti itu tengah diambil banyak IGD di seluruh Tiongkok ketika sejalan dengan
lonjakan pasien Covid setelah kebijakan pengendalian Covid diperlonggar.
Beberapa pihak
khawatir, jumlah pasien akan membeludak sehingga rumah sakit kewalahan, seperti
bank yang kewalahan pada saat krisis ekonomi terjadi. Untungnya, hal tersebut
tidak terjadi akibat penyesuaian yang dijalankan rumah sakit secara tepat
waktu.
Sejumlah kota
seperti Beijing juga mendirikan klinik demam sementara, dan beberapa
kota lain seperti Chongqing memperluas unit perawatan demam, serta
menugaskan kembali dokter dari unit lain untuk membantu tindak perawatan Covid.
Pemerintah Tiongkok turut memperluas layanan kesehatan daring bagi pasien Covid-19 pada 12 Desember lalu. Sejumlah wilayah seperti Beijing, Zhejiang, dan Hunan telah menjalankan kebijakan baru ini.
"Layanan
kesehatan daring menyediakan konsultasi dan panduan pengobatan bagi berbagai
pasien yang berada di rumah," kata Jiao Yahui, Head, Bureau of
Medical Administration dalam naungan NHC, kepada China Media
Group. "Resep obat dapat dibuat secara daring, dan obat-obatan dapat
dikirim secara luring sehingga mengurangi beban kerja dokter yang dikunjungi
pasien secara tatap muka, serta mencegah kerumunan di rumah sakit demi
mengurangi risiko infeksi silang." (Tim Liputan)