KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Selama lebih dari satu abad, Tiongkok bekerja keras mengupayakan modernisasi—dari "Revitalisasi Tiongkok" hingga target "empat modernisasi" setelah Republik Rakyat Tiongkok berdiri pada 1949, yakni pertanian, industri, pertahanan, dan sains. Selasa (3 Januari 2023).
Kini,
modernisasi bukan lagi sekadar impian rakyat Tiongkok. Pada 2022, pemimpin
Tiongkok melansir cetak biru tentang pembangunan Tiongkok sebagai negara
sosialis modern dalam seluruh aspek lewat jalur pembangunan Tiongkok yang unik.
"Cetak
biru ambisius telah disusun untuk membangun sebuah negara sosialis modern dalam
seluruh aspek, serta memajukan revitalisasi bangsa Tiongkok dalam seluruh
bidang lewat jalur modernisasi khas Tiongkok. Hal ini menjadi isyarat lantang
bagi kita agar melangkah maju menuju perjalanan baru," ujar Presiden
Tiongkok Xi Jinping dalam sambutan Tahun Baru, Sabtu lalu.
Modernisasi
Tiongkok memiliki sejumlah unsur yang bersifat universal dalam seluruh proses
modernisasi, namun memiliki ciri khas yang sesuai dengan konteks Tiongkok.
Presiden
Xi telah menggarisbawahi ciri khas modernisasi Tiongkok: modernisasi populasi
yang masif, kesejahteraan umum bagi setiap warga, kemajuan dari sisi material
dan budaya-etika, keselarasan antara manusia dan alam, serta pembangunan yang
damai.
Tiongkok
berupaya mencapai modernisasi bagi lebih dari 1,4 miliar rakyatnya, jumlah yang
lebih besar ketimbang penduduk seluruh negara maju saat ini jika digabungkan.
Setelah
ekonomi nasional mengalami pertumbuhan stabil, Tiongkok mengutamakan
kesejahteraan umum agar semua orang memperoleh buah kesuksesan ekonomi yang
sama, serta mengurangi kesenjangan. Menurut Blue Book of Common Prosperity,
indeks kesejahteraan umum Tiongkok meningkat sebesar 79,3% dari 24,67% pada
2013 menjadi 44,23% pada 2020.
Sambil
terus memperkuat landasan material untuk modernisasi, serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat dari sisi material, Tiongkok berupaya mengembangkan budaya
sosialis yang maju, membina prinsip dan pendirian teguh, serta melestarikan
warisan budaya Tiongkok. Tiongkok kini memiliki 43 cagar budaya dalam Daftar
Cagar Budaya Tidak Benda UNESCO, atau jumlah terbanyak di dunia.
Dipandu
oleh filosofi pembangunan baru yang melibatkan pembangunan inovatif, terarah,
hijau, terbuka, dan kolaboratif, Tiongkok terus menjadi motor penggerak
utama ekonomi dunia pada 2022. Dana Moneter Internasional memperkirakan,
ekonomi Tiongkok akan bertumbuh sebesar 3,2% pada 2022, sejalan dengan proyeksi
angka pertumbuhan global.
Seperti
yang berulang kali dijanjikan pemimpin Tiongkok, negara ini tetap berkomitmen
terhadap pembangunan yang damai. Global Security Initiative merupakan salah
satu contohnya. GSI telah diakui dan didukung lebih dari 70 negara.
Jalur
pencapaian target ini telah terbentuk. Dengan filosofi pembangunan yang
memprioritaskan rakyat, Tiongkok telah membangun sistem pendidikan, jaring
pengaman sosial, dan kesehatan yang terbesar di dunia.
Xi pun
menilai inovasi sebagai unsur utama di balik modernisasi Tiongkok. Langkah
Tiongkok mewujudkan kemandirian dalam inovasi sains tecermin dari beragam
pencapaian negara ini, termasuk Sistem Satelit Navigasi Beidou, penjelajahan
antariksa termasuk pesawat penjelajah bulan dan Mars, serta pembangunan stasiun
luar angkasa Tiongkok, serta kapal laut dalam dengan awak manusia Fendouzhe.
Tiongkok juga mengembangkan teknologi kereta kecepatan tinggi, teknologi
komunikasi 5G, dan kecerdasan buatan.
Dalam
Global Innovation Index 2022 versi World Intellectual Property Organization,
badan khusus PBB, peringkat Tiongkok naik menjadi posisi ke-11 di antara 132
perekonomian yang disurvei.
Dipandu
visi Xi, "perairan jernih dan pegunungan rimbun sebagai aset
berharga", modernisasi Tiongkok turut mengutamakan keselarasan antara
manusia dan alam. Tiongkok juga berhasil memangkas intensitas emisi karbon
sebesar 34,4% dalam 10 tahun terakhir, serta bertekad mencapai puncak emisi CO2
sebelum 2030, serta mewujudkan netralitas karbon sebelum 2060.
Lebih
lagi, Tiongkok kembali menegaskan sikapnya untuk mengupayakan agenda kebijakan
pintu terbuka yang semakin luas di berbagai wilayah dengan cakupan yang lebih
menyeluruh, serta mengikuti jalur modernisasi ala Tiongkok, serta membagikan
peluang pembangunan nasionalnya kepada dunia. Sepanjang 11 bulan pertama pada
2022, nilai perdagangan barang Tiongkok meningkat 8,6% secara tahunan
menjadi RMB 38,34 triliun ($5,5 triliun), menurut Kepabeanan
Tiongkok. (Tim Liputan).
Editor : Aan