KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - PT PLN (Persero) mengklaim telah mengelola 2,06 ton limbah
pembakaran batu bara atau disebut fly ash bottom ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) untuk menjadi bahan baku infrastruktur publik di Indonesia.PLN Manfaatkan 2 Ton Limbah PLTU Untuk Infrastruktur Publik
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan
pemanfaatan sisa pembakaran batu bara PLTU menjadi katalis penggerak roda
ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar pembangkit listrik tersebut.
"Kami mengolah FABA menjadi bahan baku
pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk
penahan abrasi," ujarnya. Sabtu (31 Desember 2022).
Darmawan menuturkan FABA telah menciptakan roda
ekonomi baru berbasis kerakyatan dan menjadi kawasan wisata baru yang
mendatangkan para turis, sehingga ekonomi bergerak dan perempuan ikut terlibat
menjadi pengelola wisata.
Sejak 2019, pemanfaatan limbah pembakaran batu
bara PLTU telah mengalami peningkatan setiap tahun. Sampai November 2022, PLN
mencatat telah memanfaatkan FABA sebanyak 2,06 juta ton atau naik 134,6 persen
dari kumulatif akhir tahun 2021 yang mencapai 878 ribu ton.
Jumlah FABA tersebut diperoleh dari 47 unit PLTU
yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, kata Darmawan, PLN telah
membangun jalan beton sepanjang 19,36 kilometer, 314.308 untuk stabilisasi
lahan, 157 unit rumah, 1,8 juta paving batako, 300 UMKM, serta 600 tetrapod.
"Kini seluruh pembangkit PLN menjadi
episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga
hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu
menggerakkan roda ekonomi di masyarakat," terang Darmawan.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa FABA dapat
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, UMKM hingga instansi menyusul telah
dikategorikannya FABA sebagai limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan
beracun.
PLN membuka kesempatan kepada masyarakat yang
ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya
sebagai campuran dalam industri konstruksi dan infrastruktur.
"Upaya yang kami lakukan ini merupakan
komitmen perseroan terhadap prinsip environmental, social, and governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan," pungkas Darmawan. (tim Liputan)
Editor : Aan