KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Beberapa tahun kebelakang, perekonomian dunia
dilanda berbagaimacam guncangan yang mengakibatkan munculnya pasar. Guncangan-guncangan tersebut dianggap
sebagai ancaman yang dapat mengganggu sirkulasi dan keberlanjutan bisnis. Kamis
(30 Maret 2023)Hermawan Kartajaya Webinar Series Bongkar 3 Strategi
Menyambut pasca
pandemi COVID-19, MarkPlus Corp kembali menghadirkan acara HK Web Series - POST 23 yang diselenggarakan dalam empat
episode secara offline di Philip Kotler Theater Class MarkPlus Main Campus dan
online via Zoom. Acara yang dibawa langsung oleh Hermawan Kartajaya selaku
Founder & Chairman MarkPlus Corp, atau yang akrab disapa HK, kembali
memandu para pelaku bisnis dalam menghadapi dan mewaspadai lima ancaman, yakni
virus COVID-19, konflik geopolitik, perubahan iklim, krisis ekonomi global, dan
kondisi politik yang mulai hangat menjelang pesta demokrasi 2024.
HK membuka webinar
dengan memperkenalkan buku terbarunya, Entrepreneurial Marketing: Beyond
Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability yang telah
diluncurkan secara internasional di Jenewa, Swiss. Ia membuka,.
“Buku pertama dari seri Entrepreneurial
Marketing, saya perkenalkan sebagai simbol Official International Launch di
World Intellectual Property Organization (WIPO), Swiss. Hal ini menjadi momen
bersejarah karena setelah 25 tahun menulis buku bersama Philip Kotler, saya
berhasil membawa konsep Punokawan ke lanskap internasional yang merupakan simbol
mitos asal Indonesia,” buka HK.
Dengan semakin
dinamisnya kondisi dunia pada kuartal pertama 2023, episode (Re) POSITIONING Clearly:
Post-Time membahas kerangka 5D: Changes in The 1st Quarter sebagai landasan
tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi COVID-19 bagi perusahaan untuk
memenangkan persaingan bisnis. Di kerangka tersebut, terdapat lima perubahan
yang masuk dalam kategori science-technology, social-culture, industry-market,
dan politics-legal sebagai stimulan economy business untuk terus berkembang.
“Perkembangan
Artificial Intelligence (AI) Generatif seharusnya bisa dikendalikan oleh
manusia. Jangan sampai kita takut dengan teknologi. Meskipun teknologi itu
penting, tapi kalau manusia saja tidak bisa mengendalikannya, dunia akan
hancur,” pungkas HK.
Selain itu, perang
dagang teknologi antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang semakin
intens memiliki dampak terhadap Indonesia. Sebagai respon, Indonesia mengambil
posisi netral dengan tidak memihak di sisi manapun dan waspada dengan
ketidakpastian politik di Asia Tenggara akibat munculnya pemilihan umum
Indonesia dan Thailand. Hal ini perlu ditinjau oleh para diplomat untuk
memanfaatkan konsep creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL)
di masa ketidakpastian politik agar Indonesia dapat bertahan.
“Pemanfaatan konsep
CI-EL perlu diintegrasikan oleh suatu perusahaan jika ingin bertahan selama masa
ketidakpastian politik. Namun, konsep CI-EL juga perlu dimanfaatkan oleh
perusahaan kecil agar tidak kalah dengan perusahaan besar lainnya yang dapat
menjadi ancaman terhadap keberlanjutan bisnisnya,” ujar HK.
Memasuki masa
Ramadhan, HK menyinggung salah satu produk Indonesia dalam komersialnya yang unik
dan memiliki ciri khas tersendiri. HK menyatakan “Produk sirup ini dikenal
sebagai inisiator pemanfaatan seasonal marketing selama bulan Ramadhan.
Pemanfaatan tersebut pada akhirnya
diikuti oleh brand
lain untuk mencoba mengaitkan produknya dengan tema Ramadhan,” pungkas HK.
Dalam keterangannya,
HK menjelaskan pentingnya memiliki strategi pasca pandemi COVID-19 yang berlandaskan
model OMNI-House untuk memposisikan suatu perusahaan secara jelas, “Karena zaman
sudah berubah, ini saat yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan
repositioning. Memasuki era pasca normal, model ini perlu diintegrasikan agar
suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan.” Faktor strengthening,
re-positioning, existing positioning, dan leveraging yang tercantum dalam strategi
memenangkan persaingan bisnis pasca pandemi COVID-19 dianggap krusial untuk
dapat bersaing dengan kompetitor. Berangkat dari empat faktor tersebut, terdapat
tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi COVID-19 yang dianjurkan oleh HK
untuk ditilik kembali oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis. Tiga
tahap tersebut terdiri dari The New Perceptual Compass for 2030, Defining your
New Positioning Statement, dan Sustaining with Entrepreneurial Marketing.
Dengan memanfaatkan
tiga tahap tersebut, repositioning suatu brand perlu diarahkan melalui perceptual
compass yang baru untuk mengembangkan bisnis. Munculnya isu sustainability dan digitalisasi
juga mengakibatkan sumbu repositioning untuk diarahkan terhadap Sustainable Development
Goals (SDG) yang dicetuskan oleh United Nations. Kini, beberapa perusahaan
sudah mulai mengadopsi salah satu SDG untuk repositioning brand yang mereka
kembangkan.
Hadir dan saksikan
episode kedua HK Web Series - POST 23 tentang Open Innovation for (New) DIFFERENTIATION
pada 13 Juli 2023 secara offline di Philip Kotler Theater Class MarkPlus Main Campus
dan online via Zoom! (Tim Liputan).
Editor : Aan