Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono Saat Buka Festival Meriam Karbit 2023 |
Sulutan
itu menjadi pembuka dimulainya Festival Meriam Karbit 2023 di tepian Sungai
Kapuas Gang Muhajirin Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur pada hari Kamis (20 April 2023) malam.
Wali
Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, Festival Meriam Karbit digelar
sebagai wujud menyemarakkan dalam menyambut Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriyah
sekaligus melestarikan budaya yang sudah mengakar di Kota Pontianak.
Apalagi,
Pontianak merupakan wilayah pertama awal mula meriam karbit dibunyikan pada
tahun 1771 silam. Konon meriam karbit ini dibunyikan untuk mengusir perompak
kala itu. Selain itu, bunyi meriam karbit juga disebut untuk mengusir hantu.
"Bunyi
yang menggelegar dengan sensasi luar biasa ini memiliki nilai sejarah bagi kota
kita, untuk itu sudah sepatutnya dirawat dan dilestarikan. Kita ingin
mengenalkannya sejak dini kepada generasi penerus. Mungkin jika bukan karena
Sultan Syarif Abdurrahman, meriam karbit tidak akan pernah ada,"
ungkapnya.
Selain
itu, dia berharap agenda tahunan permainan rakyat ini mampu mengundang daya
tarik, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain permainannya yang
menyenangkan, Edi ingin festival meriam meningkatkan perekonomian warga yang
berada di sekitarnya.
Pihaknya
juga tengah berencana untuk meningkatkan kapasitas permainan ini, mulai dari
dukungan dana maupun menambah jumlah pemain pada tahun-tahun berikutnya.
"Biasanya
turis asing hadir ikut menyulut. Mudah-mudahan bisa mendatangkan lebih banyak
turis," imbuhnya.
Pada
akhir bulan Ramadan ini, bunyi meriam sangat dinanti masyarakat. Terlebih pada
malam menjelang lebaran. Namun beberapa kendala di lapangan masih menjadi
evaluasi Pemkot Pontianak. Sebagai contoh, bahan utama balok meriam kini
mengalami kelangkaan.
"Hadiah-hadiah
yang disediakan meski nilainya besar, pada dasarnya tidak akan bisa
menggantikan dedikasi para penjaga tradisi ini. Namun kami berharap bisa
memotivasi setiap pemain meriam karbit. Kita upayakan untuk ditingkatkan secara
kolaborasi," terangnya.
Sementara itu Sekda
Provinsi Kalbar, Harisson menyampaikan apresiasinya kepada Pemkot Pontianak
yang telah menggelar kembali acara rutin tahunan ini. Ia memberikan dukungan
atas setiap upaya pelestarian budaya.
"Pemprov
Kalbar selalu mendukung setiap pagelaran budaya di setiap kabupaten dan kota,
salah satunya juga yang ada di Kota Pontianak," jelasnya.
Sebagai
bentuk dukungan, kata Sekda, Gubernur Kalbar memberikan hadiah tambahan sebesar
Rp20 juta.
"Kita
harap panitia dapat mengajukan proposal kepada kami untuk kegiatan tahun
depan," pesan dia.
Ketua
Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit Kalbar Fajriudin Anshari
menuturkan, terdapat total 180 balok meriam yang siap menyemarakkan malam
takbiran serta memperebutkan total hadiah lomba berupa uang tunai sejumlah Rp
44 juta.
"Proses
penjurian akan dilaksanakan besok, Jumat (21/4/2023) atau bertepatan pada malam
menyambut Hari Raya Idulfitri," katanya.
Juara
pertama, lanjut Fajriudin, mendapat uang tunai senilai Rp15 juta. Juara kedua
Rp10 juta dan juara ketiga Rp7 juta. Selanjutnya hadiah juga diberikan kepada
juara keempat dan kelima. Kriteria penilaian pun dilihat dari berbagai sisi.
Diantaranya kerasnya bunyi dentuman, kesenian budaya serta kekompakan pemain.
“Tahun
ini tema yang diangkat itu bebas. Kita akan menilai keseniannya, bagaimana
mereka melukis baloknya serta penampilan. Ada enam juri yang akan menilai
festival ini,” tuturnya.
Fajriudin
menambahkan, terdapat 17 kelompok yang telah menyiapkan 97 meriam karbit di
wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Sedangkan wilayah Kecamatan Pontianak
Selatan dan Tenggara ada 14 kelompok yang menyiapkan 83 meriam karbit.
"Tetapi
yang bisa mengikuti festival hanya 22 kelompok, selebihnya ikut
memeriahkan," sebutnya.
Meriam
karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan
malam Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang
atau meranti dengan ukuran diameter antara 50-70 centimeter dan panjang kisaran
5 hingga 6 meter.
Untuk
membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang
pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi yang
menggelegar. (tim liputan).
Editor : Heri