Big Data Expo 2023: Perpaduan Teknologi Digital dengan Kebudayaan

Editor: Redaksi author photo

Big Data Expo 2023: Perpaduan Teknologi Digital dengan Kebudayaan
KALBARNEWS.CO.ID (GUIYANG) - Acara yang dinantikan, Big Data Expo 2023, berlangsung pada 26-28 Mei lalu di Guiyang. Acara ini memamerkan sederet pencapaian teknologi yang penuh terobosan, serta merumuskan titik persinggungan kebudayaan dan teknologi. Di tengah perkembangan pesat teknologi digital, seperti big datacloud computing, dan AI, inovasi ini mengusung sektor kebudayaan memasuki kreativitas dan distribusi pada era baru. Maka, hal ini menghadirkan banyak peluang bagi ekspansi kebudayaan. Senin (29 Mei 2023).

Teknologi yang menyediakan pengalaman imersif, seperti xR dan proyeksi holografis, tak hanya mengubah cara menikmati produk kebudayaan, namun juga memproduksinya. Shenzhen Absen Optoelectronic, produsen layar LED terkemuka, memperlihatkan produk terbaik dan solusi inovatifnya di acara tersebut. Dengan demikian, pengunjung acara dapat menikmati visual yang memukau.

Salah satu solusi penting yang diperlihatkan Absen di stan pamerannya adalah virtual shooting stage, sebuah sarana yang memakai layar LED Absen untuk membuat visual yang telah dirancang sehingga menciptakan suasana menarik. Ketika berada di fasilitas ini, pengunjung acara memasuki sebuah adegan lewat teknik pemrosesan berteknologi canggih. Maka, pengunjung acara menikmati pertunjukan sensoris yang imersif.


Sarana virtual stage Absen memanfaatkan virtual shooting "xR" sebagai dukungan teknis yang mewujudkan pengalaman imersif bagi audiens. xR kependekan dari extended reality yang meliputi VR (virtual reality), AR (augmented reality), dan MR (mixed reality). Teknologi ini semakin marak ditemui di beberapa bidang, termasuk periklanan, produksi film, dan live commerce. Salah satu aplikasi unggulannya adalah virtual shooting studio. Lewat sarana ini, layar LED dan teknologi virtual shooting saling berpadu demi meniru "adegan" spesifik. Hal tersebut membantu aktor tampil secara langsung di tengah lingkungan virtual AR sehingga mempersingkat waktu produksi dan menghemat biaya.


Ketika membahas latar belakang perusahaannya merambah bidang xR virtual shooting, seorang direktur Absen menjelaskan, "xR menjadi pintu gerbang menuju metaverse, sebab mengintegrasikan berbagai jenis realitas virtual. xR juga mencerminkan teknologi yang penuh terobosan dalam perfilman dan televisi, meningkatkan efisiensi pengambilan gambar dan mendukung pertumbuhan. Berkat potensi besarnya, xR juga dapat digunakan industri lain, termasuk pendidikan, smart manufacturing, dan energi. Tak ayal lagi, xR hadir sebagai tren berikutnya dalam evolusi industri layar."


Selain inovasi yang dihasilkan teknologi virtual shooting, Absen juga menghadirkan pengalaman baru dalam bentuk kebudayaan digital di sektor pariwisata budaya. Misalnya, Absen berperan penting dalam membangun taman hiburan di area utama Universal Beijing Resort. Di lokasi ini, Absen menciptakan pengalaman imersif, multidimensi, dan melibatkan seluruh pancaindra lewat teknologi LED mutakhir.


Performing Arts Center of Guiyang Grand Theatre juga memanfaatkan panggung dengan layar LED yang dapat dipindah-pindah, serta panggung yang dapat diputar ke empat sisi. Fasilitas tersebut menawarkan pertunjukan visual yang spektakuler bagi audiens. Lebih lagi, Absen telah memberikan pengaruh positif di industri pameran, khususnya Sci-Tech Cultural Center di Wannian County, Kota Shangrao, Provinsi Jiangxi. Di lokasi ini, digital sand table (CAVE) yang imersif dan smart screen untuk visualisasi data berskala besar buatan Absen mengubah tempat ini menjadi sentra sains, teknologi, dan kebudayaan baru. Direktur Absen ini berkata, "Kami memakai teknologi LED untuk menghadirkan terobosan konten, model, dan cara berbisnis, serta merancang atraksi budaya yang imersif dan terus meningkatkan pengalaman audio-visual bagi pengunjung."


Di era digital, kemajuan teknologi dan konten telah menggerakkan evolusi industri kebudayaan. Maka, kebutuhan akan perlindungan hak kekayaan intelektual pun semakin mendesak.

Di acara ini, Intellectual Property Publishing House mempersembahkan China IPR Big Data and Intelligent Service System (Inspiro). Menurut direktur lembaga ini, "Kami telah menghimpun 491 kumpulan data, mencakup 383T+ serta 1 miliar+. Inspiro mengintegrasikan sumber daya data, termasuk paten di dalam dan luar negeri, merek dagang, studi kasus dan standar hak kekayaan intelektual, jurnal ilmiah, indikasi geografis, varian tanaman baru, dan perencanaan papan sirkuit terintegrasi. Inspiro juga bergerak dalam sejumlah bidang, seperti information retrieval, analisis, peringatan dini, serta manajemen proyek big data."


Dengan visualisasi data interaktif, serta pemantauan dan analisis data, Inspiro mengomunikasikan hubungan data yang kompleks dan analisis berbasiskan data lewat cara-cara yang mudah dipahami.

Menurut direktur ini lagi, "Inspiro bertugas mengawasi hak kekayaan intelektual pada seluruh siklus penggunaannya. Mulai dari buku, lukisan, dan karya lain diciptakan, kami memverifikasi keabsahan karya tersebut sekaligus melindungi hak kekayaan intelektual, realisasi, dan pelanggarannya."


Digitalisasi kebudayaan kini menjadi salah satu strategi nasional. Di Guizhou, digitalisasi bahkan meningkatkan layanan kebudayaan bagi publik sehingga memenuhi berbagai jenis kebutuhan. Perpustakaan juga meningkatkan pengalaman membaca buku lewat sejumlah teknologi, seperti robot guide, sarana digital, serta virtual reality. Sentra kebudayaan seperti museum pun terhubung dengan "cloud" agar audiens menikmati pengalaman baru dan imersif lewat pertunjukan dan pameran cloud. Aplikasi "Travel Guizhou with One Code" merangkum informasi tentang atraksi wisata di Guizhou. Dengan demikian, aplikasi ini mewujudkan pengalaman smart tourism. Maka, evolusi berbasiskan data di industri kebudayaan mendatangkan manfaat bagi semakin banyak orang. (Tim Liputan).

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini