KH Zulfa Musthofa hadiri Haflah Iktitam Alfiyah Ibnu Malik Di Ponpes Walisongo Pontianak |
Tampak
hadir juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat, DR
Syarif, S.Ag, M.Ag, Wakil Walikota Pontianak. H Bahasan, SH, Pengasuh Pondok
Pesantren Walisongo, Gus Muhammad Fahmi Mubaroq Zuhri, S.Pd serta Pengurus PCNU
Kota Pontianak dan tokoh Alim Ulama Kota Pontianak.
Dalam
tausiahnya Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa
Musthofa mengatakan kehadiran pondok pesantren (Ponpes) sebagai lembaga
pendidikan Islam, telah memainkan peran penting dalam pembangunan manusia sejak
berabad-abad yang lalu.
Dalam konteks modern, peran
pondok pesantren masih relevan dan berdampak positif dalam membentuk karakter,
memperkaya pengetahuan agama, dan membangun keterampilan sosial para santri.
Sementara
itu, Ketua PWNU Kalbar, DR Syarif, S.Ag, M.Ag, mengapresiasi pencapaian Pondok
Pesantren Walisongo yang telah melakukan Haflah Iktitam Alfiyah Ibnu Malik 1002
Bait Angkatan ke-3.
“Saya
sebagai Ketua PWNU Kalbar sangat mengapresiasi Pondok Pesantren Walisongo yang
telah mewisuda Santri dan Santriwati bahkan suda bisa menghafal 1002 bait Iktitam
Alfiyah Ibnu Malik, ini luar biasa dan saya berharap banyak kedepannya
kader-kader seperti inilah yang bisa menjadi penerus pengurus Nahdaltu Ulama
kedepannya,” jelasnya.
Hal senada
disampaikan Wakil Wali Kota Pontianak, H Bahasan, SH
mengatakan bahwa Ponpes
Walisongo Pontianak salah satu pondok pesantren yang telah banyak mencetak lulusan-lulusan
yang berkualitas, wisuda tahunan ini sebagai bukti konkret dari dedikasi Ponpes
Walisongo untuk membentuk generasi muda yang terdidik, berintegritas dan siap
menghadapi tantangan dunia modern dengan landasan agama yang kokoh.
Ia berharap kehadiran Ponpes
Walisongo terus berinovasi dan beradaptasi dengan era globalisasi di tengah
pesatnya dunia teknologi dan informasi.
"Keberadaan Ponpes Walisongo
ini telah berkontribusi dalam mendongkrak angka Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kota Pontianak yang berada di angka 80,48 persen," ujarnya.
Menurutnya, ponpes memiliki peran
sentral dalam memberikan pendidikan agama yang mendalam kepada para santri
melalui pengajaran Al Quran, hadits, fiqih, tafsir dan disiplin ilmu lainnya.
Pendidikan agama Islam yang diberikan tidak hanya tentang pengetahuan teoritis,
tetapi juga tentang implementasi praktis dalam kehidupan sehari-hari, etika,
dan moralitas.
"Kontribusi dari keberadaan
ponpes di antaranya adalah mencetak kader atau para generasi yang memiliki
kualitas dalam ilmu agama serta keilmuan lainnya," kata Bahasan.
Bahkan, lanjutnya lagi, Ponpes
Walisongo menjadi satu-satunya ponpes di Kalbar yang berhasil menoreh prestasi
di tingkat nasional dengan meraih juara tiga Porseni dalam rangka Satu Abad
Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Purwokerto.
"Baru kali ini ponpes Kalbar
mampu bersaing di Pulau Jawa," imbuhnya.
Kepada seluruh santri Ponpes
Walisongo, Bahasan berpesan supaya santri-santri terus meningkatkan kapasitas
dan mengembangkan potensinya sehingga memiliki daya saing dan mampu bersaing
dengan ponpes-ponpes seluruh Indonesia.
"Saya minta para santri
terus menimba ilmu di Ponpes Walisongo ini, jangan pernah minder, apalagi
berkecil hati karena kualitas dan kuantitas terletak pada semangat dan
kesungguhan dari seluruh santri yang ada di ponpes ini," sebutnya.
Pemerintah Kota (Pemkot)
Pontianak terus melakukan upaya dan menjalin komunikasi terhadap ponpes-ponpes
yang ada di Kota Pontianak. Dengan demikian, apa yang menjadi harapan dan
keinginan bersama bisa terwujud lewat sumbangan pemikiran dan masukan-masukan
yang bertujuan memajukan Kota Pontianak.
"Ponpes-ponpes yang ada
terus berkiprah dalam menyumbangkan pemikirannya dan mencetak SDM berkualitas
dan berintegritas serta berakhlak," pungkasnya. (tim liputan)
Editor
: Heri