KALBARNEWS.CO.ID
(HONG KONG) -- "Akurasi" dan
"menjaga kredibilitas sebagai sumber berita tepercaya" merupakan isu
utama bagi jurnalis. Kalangan jurnalis juga memprediksi, fenomena ChatGPT dan
aplikasi berbasiskan kecerdasan buatan (AI) akan menghadirkan tantangan yang
semakin besar untuk jurnalisme autentik. Selasa (30 Mei 2023).AI dan Teknologi Baru Timbulkan Tantangan Jurnalis
Cision, platform analisis konsumen dan media,
serta komunikasi yang komprehensif, membantu praktisi hubungan masyarakat,
pemasaran, dan komunikasi di seluruh dunia untuk mempelajari, memengaruhi, dan
memperkuat pesan yang ingin disampaikan, merilis publikasi tahunan "State of the Media Report" Ke-14.
Publikasi
ini memuat respons lebih dari 13.000 jurnalis di 17 pasar global. Lebih lagi,
publikasi ini mengulas isu yang dihadapi jurnalis seputar pemberitaan dan
akurasi konten, serta tantangan untuk menangkal disinformasi. "Menjaga
akurasi konten" merupakan prioritas utama jurnalis (58%),
bahkan hal ini juga dianggap sebagai prioritas utama bagi perusahaannya (43%).
Lebih dari seperempat jurnalis (27%) menilai, tantangan
terbesarnya adalah menjaga kredibilitas sebagai sumber berita tepercaya. Lebih
lagi, terkait jurnalis masa depan, banyak responden ingin mengurangi
"bias" dan memisahkan "fakta dari opini".
Berdasarkan
temuan ini, jurnalis dan praktisi komunikasi lebih berpeluang menjalin
kemitraan autentik yang berbasiskan sikap saling percaya, serta mencapai tujuan
bersama untuk menyampaikan berita secara jujur dan akurat di tengah perubahan
lanskap media.
Menurut
Anda, apa tantangan terbesar JURNALISME pada 12 bulan terakhir?
"Jurnalis kini
semakin mengutamakan data yang kredibel dan tepercaya, serta narasumber yang
tidak berpihak. Maka, praktisi komunikasi dapat dan harus membantu mereka.
Dengan bekerja sama, di tengah disrupsi besar ini, jurnalis dan komunikator
mampu menjaga dan bahkan meningkatkan mutu jurnalisme," ujar Putney
Cloos, Chief Marketing Officer, Cision.
Masa Depan Industri Media
Pertama kalinya
dalam "State of the Media Report", responden membagikan perspektif
tentang masa depan jurnalisme. Topik utama berkaitan dengan menjaga akurasi,
mengurangi bias, dan beradaptasi dengan industri media yang kian bergantung
pada teknologi dan data. Banyak jurnalis juga membahas kelebihan dan kekurangan
AI:
· "Inovasi seperti ChatGPT tak
akan pernah berhenti, namun jurnalis yang menghindarinya akan berada pada
posisi yang merugikan."
· "Ketika AI mampu mengerjakan
berbagai tugas hingga lebih dari sekadar menulis konten, jurnalis hanya akan
mencapai kesuksesan dengan menyampaikan kisah personal dan menemukan kesimpulan
dari rangkaian data dan tren data."
· "…Mampu memakai Generative
AI untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dan tetap relevan."
Evolusi Data dan Media Sosial
Data kian menjadi
unsur penggerak jurnalisme, sebab 40% jurnalis semakin
bergantung pada data tahun ini, sedangkan, 66% jurnalis
menilai, menyediakan data dan narasumber dari kalangan pakar merupakan salah
satu cara bagi komunikator untuk mempermudah pekerjaan jurnalis.
Platform media
sosial menjadi sarana bagi jurnalis dan praktisi komunikasi mengumpulkan data,
serta berjejaring dan mempromosikan karyanya. Kalangan jurnalis ingin
meningkatkan audiens di LinkedIn dan Instagram pada tahun depan. Di sisi lain,
mereka mulai meninggalkan Twitter karena perubahan yang dibuat manajemen baru
pada platform tersebut. Ekspektasi jurnalis juga kian meningkat untuk
Instagram, TikTok, dan YouTube mengingat popularitas media sosial tersebut,
serta ingin menjangkau audiensnya.
"Komunikator
telah dan selalu menjadi motor penggerak di balik perkembangan merek,
perusahaan, lembaga, dan masyarakat. Pesan yang disampaikan komunikator, serta
cara penyampaiannya berperan besar. Dengan bekerja sama, jurnalis, bersama
praktisi humas dan komunikasi dapat menentukan arah perkembangan pada masa
depan, menjaga kualitas jurnalisme, serta mempertahankan aspek kepercayaan
audiens," kata Cloos.
Metodologi
Cision mengadakan
survei "State of the Media" 2023 pada Februari-Maret 2023. Survei ini
dikirimkan lewat surel kepada anggota Cision Media Database yang telah
diseleksi oleh tim riset media Cision. Seleksi ini bertujuan memverifikasi
status anggota Cision Media Database sebagai praktisi media, pemengaruh (influencer),
dan penulis blog. Cision juga menyurvei anggota yang terdaftar pada bank data
HARO (Help a Reporter Out), serta mengirim survei kepada praktisi media dalam
bank data PR Newswire for Journalists. Survei tahun ini melibatkan 3.132
responden di 17 pasar di seluruh dunia: Amerika Serikat, Kanada, Inggris,
Perancis, Jerman, Finlandia, Swedia, Italia, Spanyol, Portugal,
Tiongkok, Australia,
Singapura, Malaysia, Indonesia, Taiwan, dan Hong Kong.
Survei ini tersedia
dalam bahasa lokal dan materinya telah disesuaikan dengan setiap pasar. Lalu,
hasilnya dirangkum untuk menyusun laporan global tersebut.
Tentang Cision
Cision adalah
platform komunikasi dan analisis media yang komprehensif. Cision membantu
praktisi hubungan masyarakat, pemasaran, dan komunikasi di seluruh dunia untuk
mempelajari, memengaruhi, dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Sebagai
pemimpin pasar, Cision Cision mendukung praktisi komunikasi generasi baru
bertindak secara strategis di tengah industri media modern. Kini, kesuksesan
perusahaan secara langsung dipengaruhi oleh opini publik. Cision memiliki 24
kantor yang tersebar di Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, serta Asia
Pasifik. Cision menawarkan rangkaian solusi terbaik, termasuk PR Newswire,
Brandwatch, Cision Communications Cloud®, dan Cision Insights(tim Liputan).
Editor : Aan