Satu dari 10[1] Orang dan Satu Dari Dua Penderita Diabetes[2] Mengalami Neuropati Periferal

Editor: Redaksi author photo

Satu dari 10[1] Orang dan Satu Dari Dua Penderita Diabetes[2] Mengalami Neuropati Periferal
KALBARNEWS.CO.ID (MUMBAI)  -- Sebagai bagian dari Minggu Kesadaran Neuropati 2023, P&G Health, mempertemukan pakar kesehatan kenamaan dunia dengan 6.000 Praktisi Medis asal Asia, India, Timur Tengah, dan Afrika di acara "Demystifying Neuropathy Forum". Digelar di Mumbai dan ditayangkan di delapan negara, acara unggulan ini mengulas panduan klinis terkini tentang pemeriksaan dan pengobatan gangguan kesehatan yang kian mengkhawatirkan, Neuropati Periferal. (23 Mei 2023).

Neuropati Periferal (NP) merupakan gangguan kesehatan kronis ketika sistem saraf periferal mengalami kerusakan. Gejala neuropati periferal meliputi kebas, kesemutan, rasa tertusuk dan terbakar pada kaki serta tangan. Kualitas hidup penderita NP mengalami dampak negatif, termasuk turunnya kemampuan fisik dan pola tidur yang buruk. Selain Diabetes Melitus, obesitas, penyalahgunaan alkohol, serta defisiensi vitamin B termasuk faktor-faktor berisiko tinggi yang menyebabkan kerusakan saraf periferal.


Aalok Agrawal, Senior Vice-President, P&G Health, Asia, India, Timur Tengah & Afrika, berkata, "Satu dari 10 orang dan satu dari dua penderita diabetes mengalami Neuropati Periferal. Namun, masih banyak orang tidak menyadari bahwa diagnosis awal mendukung keberhasilan pengobatan, bahkan saraf yang rusak dapat diremajakan jika kerusakan saraf belum terlalu parah.[4] Sebagai pemimpin dalam bidang Kesehatan Saraf, P&G Health telah berkomitmen meningkatkan mutu pengobatan dan meningkatkan taraf hidup konsumen sejak 1962. Acara 'Demystifying Neuropathy Forum' mempertemukan panelis multidisipliner dari seluruh dunia dan wilayah. Dengan demikian, pakar tersebut dapat berbagi tentang rekomendasi klinis tentang asesmen dan etiologi Neuropati Periferal, serta pendekatan holistis dalam pengobatan, termasuk peran vitamin B dalam mendukung fungsi saraf yang sehat."


Berbicara di acara ini, Prof.  Rainer Freynhagen, HeadDepartmentAnaesthesiologyCritical Care Medicine & Pain Medicine, Benedictus Hospitals Tutzing & Feldafing, Jerman, "Neuropati Periferal dan gejala nyeri yang berkaitan dengan neuropati sangat sering ditemui di tengah masyarakat. Dokter di seluruh dunia menangani jutaan pasien yang mengidap gangguan kesehatan yang mudah didiagnosis namun sulit diobati, khususnya pada tahap akhir. Sekitar 10% masyarakat di seluruh dunia mengalami gejala nyeri neuropati, dan 50% pasien ini tidak dirawat secara memadai[1]. Meski mengidentifikasi pasien NP tergolong mudah, riset yang kini diterbitkan di berbagai negara menunjukkan, hingga 80% pasien masih luput dari diagnosis, bahkan tidak menjalani pengobatan. Banyak orang berkonsultasi dengan dokter tentang gejala nyeri yang dialaminya hanya ketika gejala ini tak tertahankan lagi. Namun, menurut saya, fakta berikut jauh lebih penting, yakni hanya kurang dari 1/3 dokter merasa yakin untuk mengidentifikasi gejala dan tanda NP. Saya merasa khawatir dengan fakta bahwa banyak dokter yang kurang memprioritaskan gejala nyeri neuropati, sekalipun gejala ini menjadi salah satu kendala terbesar yang sangat berdampak pada kualitas hidup pasien."


Prof. Dr Satish V Khadilkar, Ahli Neurologi Ternama, Profesor, dan HeadDepartmentNeurology, Bombay Hospital Institute of Medical Sciences, Mumbai, India, berkata, "Diagnosis Neuropati Periferal merupakan kebutuhan yang belum banyak terpenuhi. Jika tidak didiagnosis dan diobati pada tahap awal, NP biasanya menjadi rasa nyeri neuropati yang mengakibatkan beberapa komorbiditas sehingga berdampak drastis pada kualitas hidup, kehidupan sosial, serta pekerjaan pasien[5]. Gangguan kesehatan ini termasuk depresi, gangguan tidur, dan rasa cemas yang berlebihan. Maka, pengobatan tambahan juga diperlukan pasien dan menambah beban ekonomi pasien. NP diabetes yang terasa nyeri sangat mengganggu status pekerjaan dan produktivitas kerja. Di antara pasien NP yang masih bekerja, 59% merasa kurang produktif ketika bekerja[6]."


Menurut Dr. Ankia Coetzee, Dokter Spesialis Endokrin, University of Stellenbosch, Faculty of Medicine and Health Sciences, Cape Town, Afrika Selatan, "Setiap interaksi dengan pasien menjadi kesempatan bagi dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk mendiagnosis neuropati7]. Karena beberapa pasien mungkin kesulitan menggambarkan gejalanya dengan tepat, dokter dapat menempuh langkah awal dan secara proaktif memeriksa ciri-ciri NP, seperti rasa kebas, sensasi tertusuk dan kebas, nyeri, serta rasa perih dan tersetrum. Beberapa tes sensori juga mudah dilakukan hanya dalam beberapa menit, seperti tes persepsi vibrasi, tes tusukan jarum ('pin prick test'), tes 'monofilament', dan lain-lain sebagai panduan diagnosis, sedangkan, tes laboratorium dapat menyempurnakan diagnosis tersebut."


Dr. Inna Eiberger, Global Medical Director, P&G Health Nerve Care Franchise, berkata, "Vitamin 'Neurotropic B' berperan penting untuk kesehatan saraf dan membantu regenerasi saraf. Vitamin B1 juga menyediakan energi untuk saraf, sedangkan, vitamin B6 membantu transmisi sinyal pada saraf. Di sisi lain, vitamin B12 turut membantu regenerasi saraf. Riset 'in-vitro' yang dilakukan P&G Health menunjukkan, ketika Vitamin B1, B6, dan B12 ditambahkan pada kultur saraf dengan sel saraf sehat, panjang sel neurit bertambah 124%. Sementara, luas tubuh sel secara total meningkat hingga 55%. Jaringan saraf pada sel yang diperkaya dengan vitamin B1, B6, dan B12 juga bertambah dua kali lipat. Eksperimen 'in-vitro' lebih lanjut juga membuktikan, Vitamin B1, B6, dan B12 membantu pemulihan sel saraf setelah mengalami kerusakan."


P&G Health pun meresmikan kolaborasi dengan EcoMatcher, sebuah perusahaan bermisi sosial, dalam program "Global Forest of Care" untuk menanam 2.000 pohon di India, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Kolaborasi ini menandai kerja keras ekosistem tenaga kesehatan, asosiasi kedokteran, serta instansi kesehatan dalam riset, program peningkatan kesadaran publik, dan manajemen holistis neuropati periferal.


Tentang P&G Health: P&G Health, divisi layanan kesehatan P&G, memadukan Sains yang penuh terobosan dengan pemahaman luas atas pasien dan konsumen. Lewat langkah ini, P&G Health menghadirkan produk terbaik yang tepercaya, bermutu, dan direkomendasikan agar berbagai orang menjalani kehidupan yang lebih sehat dan menyenangkan. Portofolio P&G Health meliputi merek-merek terkemuka untuk sistem Pernapasan, Vicks® dan Nasivin®, Ibu Hamil, Femibion® dan Clearblue®, Kesehatan Mulut, Crest® dan Oral-B®, Vitamin dan Mineral, Bion3®, Seven Seas®, Evion®, dan Sangobion®, Sistem Pencernaan, Metamucil®, Prilosec OTC®, Pepto Bismol®, dan Align®, Sistem Saraf, Neurobion®, serta Pereda Nyeri, Dolo-Neurobion®.9Tim Liputan).

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini