KALBARNEWS.CO.ID (SINGAPURA) -- Trend Micro Incorporated (TYO:
4704; TSE: 4704), pemimpin keamanan siber global, mengadakan tur
dunia Risk to Resilience ke berbagai kota di seluruh dunia,
termasuk di Asia Tenggara. Tur dunia ini akan menghadirkan perspektif baru
dan pendekatan penting bagi berbagai perusahaan yang ingin mencapai daya tahan
siber jangka panjang dengan pendekatan proaktif yang berbasiskan risiko dalam
keamanan siber. Di Asia Tenggara sendiri, tur dunia ini telah
merambah Singapura, Filipina, dan Vietnam dengan sambutan positif
dari para peserta. Kamis (4 Mei 2023).Trend Micro Mengadakan Tur Dunia "Risk to Resilience" dengan Sukses
Acara ini menampilkan
diskusi mendalam yang melibatkan pakar dan analis industri untuk berbagi
pandangan dan keahliannya. Lewat diskusi ini, peserta mempelajari kompleksitas
manajemen risiko keamanan siber dan mengelola strategi efektif untuk memitigasi
risiko.
Melalui acara
ini, para peserta yang hadir disuguhi sejumlah perspektif dan langkah-langkah
untuk:
· Meningkatkan postur risiko
· Mempercepat daya tahan bisnis
· Mengambil keputusan proaktif yang
berbasiskan risiko
· Belajar dari kisah sukses di dunia
nyata
· Mengatasi kesenjangan keahlian dengan
perangkat intuitif dan otomatisasi alur kerja
· Meningkatkan visibilitas, menghemat
biaya, meningkatkan kinerja keamanan, serta mempermudah aspek kepatuhan lewat
konsolidasi
Dhanya Thakkar, Senior Vice President, Global
Marketing & AMEA Sales, berkata "Attack surfaces semakin merambah Asia Pasifik
dan dunia sehingga meningkatkan risiko siber yang dihadapi berbagai perusahaan
dari segala skala usaha. Bahkan, 61% peserta yang disurvei dalam acara di
Singapura, Vietnam, dan Filipina menambahkan cakupan attack
surface sebagai prioritas utama dalam keamanan siber tahun ini. Meski
demikian, banyak eksekutif belum benar-benar memahami sarana yang dibutuhkan
tim keamanan siber untuk mempelajari dan memitigasi titik-titik kerentanan. Tur
dunia 'Risk to Resilience' ingin membantu para pemimpin TI di seluruh wilayah
dalam memahami risiko, berkomunikasi dengan eksekutif, serta meningkatkan daya
tahan."
Riset baru Trend
Micro juga menunjukkan, para eksekutif senior terus meremehkan peran penting
keamanan siber dalam meningkatkan kesuksesan bisnis[1]. Di sisi
lain, meski lebih dari setengah pihak pengambil keputusan bisnis menyadari
kaitan erat antara keamanan siber dan risiko bisnis, hanya sepertiga responden
yang menilai keamanan siber sebagai risiko bisnis, bahkan 28% di antaranya sama
sekali tidak memperhitungkan risiko siber. Temuan ini menggarisbawahi
pentingnya tingkat kesadaran dan investasi yang lebih besar dalam keamanan
siber agar perusahaan dapat memitigasi risiko, serta mencapai resiliensi
untuk jangka panjang.
Acara Trend Micro
ini menghadirkan pakar dan analis industri, serta mengulas data dan analisis
tentang ancaman siber lewat sesi diskusi yang bersifat privat dan melibatkan
pemimpin perusahaan. Diskusi ini menjadi sarana penting bagi pihak yang ingin
meningkatkan pemahamannya tentang keamanan siber, serta dampaknya terhadap
dunia bisnis masa kini. Tim Trend Micro juga melansir solusi yang dirancang
untuk membantu tim keamanan siber, termasuk Trend One—platform manajemen
keamanan siber dan attack surface yang inovatif dan terpadu.
Tur dunia Risk to
Resilience akan menjangkau lebih dari 120 kota selama Maret hingga Juni.
Rangkaian acara ini merupakan bagian dari misi Trend Micro untuk membantu
perusahaan memitigasi risiko siber yang kian marak. Berikut jadwal tur dunia
berikutnya di Asia Tenggara:
· Jakarta, Indonesia pada 24 Mei
2023
· Kuala Lumpur, Malaysia pada 1
Juni 2023
· Bangkok, Thailand pada 9 Juni
2023.
Tentang Trend Micro
Trend Micro,
pemimpin industri keamanan siber global, melindungi pertukaran informasi
digital di dunia. Dengan keahlian keamanan siber selama puluhan tahun, riset
ancaman global, dan inovasi berkelanjutan, platform keamanan siber Trend Micro
melindungi ratusan ribu organisasi dan jutaan orang pada teknologi cloud,
perangkat, dan endpoint. Sebagai pemimpin sektor keamanan siber
pada teknologi cloud dan perusahaan, platform Trend Micro
memiliki rangkaian teknik pertahanan canggih dari ancaman siber, dioptimalkan
untuk lingkungan kerja seperti AWS, Microsoft, dan Google. Platform ini juga
memberikan visibilitas terpusat yang menghasilkan respons dan deteksi yang
lebih baik dan cepat. Didukung 7.000 tenaga kerja di 65 negara, Trend Micro
membantu organisasi memperingkas dan mengamankan pihak-pihak yang terkoneksi (Tim Liputan).
Editor : Aan