KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Asosiasi Buddhist Center Indonesia cabang Kalimantan Barat, Kubu Raya menggelar Perayaan Waisak Nasional 2567 Buddhis Era (BE) tahun 2023 Kalimantan Barat di Grandhall Wihara Purva Vaidurya - Mahavira Buddhist Center Graha Kalbar, Selasa (30 Mei 2023) malam. Bhiksu Ajak Belajar Bebas dari Kehausan Serakah
Adapun rangkaian kegiatannya diawali dengan Perayaan Waisak Penjalaran Pelita Keselamatan, dilanjutkan keesoknya upacara keselamatan pembacaan Sutra Pahala Pemandian Buddha, dan puncaknya pada Minggu (4Juni 2023) berupa kegiatan Praktek Tiga Langkah Bernamaskara (San Bu Yi Bai).
Hadir dalam kegiatan tersebut Pembimas Buddha Kalimantan Barat, Naryoto, Ketua Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Kalbar, Steven Greatness, Ketua Pokjaluh Kalbar, Saryono, Kasi/Gara Agama Buddha Kubu Raya, Rakiman, serta ketua majelis dan para tokoh Agama Buddha Kalimantan Barat.
Ketua Asosiasi Buddhist Center Indonesia, Bhiksu Prajnavira Mahasthavira menyampaikan Waisak yang artinya bulan suci purnama selalu mengabarkan pesan-pesan damai dunia dengan cinta kasih.
“Cinta kasih itu adalah cerminan kita bertoleransi, saling memberi, saling memaafkan, mengayomi. Cinta dan kasih, cinta kasih bukan cinta dunia, ini belum tentu bisa melenyapkan kesombonga,” tutur Bhiksu Prajnavira.
Ia menambahkan, sebelum belajar dharma, maka belajarlah dharma untuk membebaskan diri dari belenggu kehausan serakah.
“Kita harus belajar budi pekerti yang baik, menegakan moral bagi kita untuk diri sendiri. Sucikan hati dan pikiran, melakukan hal yang baik di jalan benar. Kita selalu mengharapkan hidup harmonis dan bahagia, bukan ciptaan di dalam Agama Buddha. Kedua itu justru kita taklukan kesombongan dalam diri kita untuk memiliki satu kebahagiaan,” pesan Suhu Prajnavira.
Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Kalimantan Barat, Naryoto menjelaskan perayaan Waisak mempunyai tiga peristiwa besar penting terkait hidup Sang Buddha, yaitu lahirnya Pangeran Sidharta Gautama, Sidharta Gautama menjadi Buddha, dan Buddha Gautama mencapai parinibbana.
“Semua ini terjadi pada bulan Waisak. Karena itu, pada perayaan Waisak ini, mari kita sama-sama instropeksi diri, mawas diri sebagai umat dan sebagai musuh bagi diri sendiri,” kata Naryoto saat memberikan sambutan.
Ia juga mengatakan, ajaran Sang Buddha sangat luas tapi intinya sangat sederhana yaitu jangan berbuat jahat, tambahkan kebaikan serta sucikan hati dan pikiran. Sucikan hati dan pikiran, maka dalam agama Buddha mengajari bagaimana praktek moderasi.
“Sebenarnya kalau menghafal gampang, teori juga sangat gampang tapi prakteknya begitu sulit. Satu di antara meneladani sifat Sang Buddha adalah menghormati Sangha, karena mereka pewaris dari Sang Buddha. Tanpa jasa beliau (Sangha), belum tentu kita bisa belajar dharma yang merupakan ajaran guru kita Sang Buddha,” pungkasnya. (sgt)
Editor : Aan