Education Cannot Wait Mengumumkan Perpanjangan Respons Pendidikan Multi-Tahun |
"Pemerintah Sudan Selatan berkomitmen penuh untuk
memastikan bahwa semua anak-anak dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Investasi top-up Education Cannot Wait akan memberikan kesempatan pendidikan
yang menyelamatkan jiwa bagi puluhan ribu anak-anak perempuan dan laki-laki
yang terkena dampak krisis di seluruh negeri. Untuk memajukan pekerjaan ini,
kami menyerukan kepada para pemimpin dunia agar meningkatkan pendanaan untuk
ECW dan mitra dalam negerinya. Ini adalah investasi penting dalam pembangunan
yang berkelanjutan, perdamaian dan kemakmuran bagi rakyat Sudan Selatan dan
anak-anak yang terkena dampak krisis di seluruh dunia," kata Presiden
Salva Kiir Mayardit.
Program
tiga tahun akan dilaksanakan oleh Save the Children, Norwegian Refugee Council, dan Finn Church Aid, yang bekerja sama dengan
Ministry of General Education and Instruction, serta mitra lainnya. Program ini
akan menjangkau setidaknya 135.000 anak-anak yang terkena dampak krisis dengan
dukungan pendidikan holistik yang memperbaiki akses ke sekolah, memastikan
pembelajaran berkualitas, meningkatkan inklusi bagi anak-anak perempuan dan
anak-anak penyandang disabilitas, dan membangun ketahanan terhadap guncangan di
masa mendatang.
"Konflik
bertahun-tahun dan pemindahan paksa, diperparah oleh bencana yang disebabkan
oleh iklim, telah memakan banyak korban bagi generasi berikutnya di Sudan
Selatan. Sekaranglah waktunya untuk membalikkan keadaan dan memberi
perlindungan dan harapan bagi anak-anak perempuan dan laki-laki yang paling
rentan, yang mana itu hanya bisa diberikan melalui pendidikan berkualitas. Ini
adalah satu-satunya investasi terbaik yang dapat kami lakukan untuk masa depan
negara muda ini dan seluruh kawasan," ungkap Direktur Eksekutif ECW
Yasmine Sherif.
"Setelah
bertahun-tahun perang mencegah generasi muda untuk pergi ke sekolah, pendidikan
di Sudan Selatan tetap menjadi prioritas mendesak dengan hanya 27% penduduk
yang dapat membaca atau menulis, dan kurang dari setengah anak-anak yang
terdaftar di sekolah," kata Direktur Save the Children Country Pornpun Jib
Rabiltossaporn.(Tim Liputan).
Editor : Aan