KALBARNEWS.CO.ID (KUALA LUMPUR) -- Akses pembiayaan telah lama
menjadi perdebatan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di Malaysia,
sejumlah kendala dalam pembiayaan yang dihadapi pelaku usaha kecil termasuk
persyaratan jaminan yang lebih tinggi dari lembaga keuangan konvensional
(58,8%), serta lambatnya persetujuan atau penyaluran pinjaman (23,5%)[1].
Di Indonesia, di sisi lain, pelaku usaha kecil juga menghadapi kendala yang
mirip. Apalagi, 51% pelaku usaha kecil di negara ini belum pernah mengakses
layanan perbankan, sedangkan, 26% lainnya jarang menggunakan layanan perbankan[2]. Jumat (16 Juni 2023).Kiprah Perusahaan Tekfin Ini Dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan Bagi UMKM
Angka tersebut mencerminkan kesenjangan besar di tengah
komunitas usaha kecil yang belum terjangkau oleh layanan keuangan. Jika
kendalanya diatasi, maka komunitas ini dapat meningkatkan PDB di ekonomi lokal
sebuah negara hingga di atas 30%[3]. Di sinilah peluang bagi tekfin,
yakni menutup kesenjangan dalam inklusi finansial dengan menghadirkan solusi
finansial yang aksesibel.
Salah satu perusahaan tekfin di Asia
Tenggara yang meningkatkan inklusi finansial adalah Boost, unit usaha Axiata yang bergerak dalam
tekfin di tingkat regional dan menawarkan layanan lengkap. Boost baru-baru ini
menarik perhatian luas bersama mitra konsorsiumnya, RHB, sebagai salah satu
dari lima institusi yang meraih izin bank digital dari bank sentral Malaysia.
Setelah maraknya bank digital yang hadir di seluruh dunia[4],
layanan bank digital dari Boost dinilai sebagai layanan unggulan, sebab
memiliki daya saing sebagai pelaku tekfin yang memiliki ekosistem komprehensif,
serta keahlian teruji dalam menjalankan kegiatan operasional berskala luas
sehingga memenuhi kriteria dari sebuah bank digital yang sukses.
Lewat ekosistem tekfin yang holistis, terdiri atas
aplikasi tekfin terpadu, solusi bagi pihak gerai, bisnis pembiayaan mikro berbasiskan AI,
serta platform pembayaran lintaswilayah, Boost memiliki rekam jejak dalam
membantu jutaan pengguna dan gerai di Asia Tenggara sejak 2017.
Sejak terbentuk pertama kali, bisnis pembiayaan mikro
berbasiskan AI dari Boost telah menyalurkan pembiayaan UMKM hingga lebih dari RM
2,8 miliar di Malaysia dan Indonesia pada awal 2023.
Meski penelitian memperkirakan bahwa hampir setengah dari pelanggan Boost
termasuk nasabah yang baru pertama kali memperoleh pinjaman, Boost berhasil
mempertahankan tingkat kredit macet satu digit, serta repeat rate yang
tinggi dalam hal pembiayaan jangka pendek, tepatnya sekitar 90% di kedua negara
tersebut.
Hal ini terwujud berkat ekosistem dan teknologi tekfin
Boost yang holistis. Dalam ekosistem Boost, solusi keuangan digital
terintegrasi dengan transaksi dan siklus pembelian pelaku usaha. Dengan solusi
pembiayaan mikro Boost, UMKM dapat mengakses pinjaman lewat aplikasi digital
yang simpel dan hanya membutuhkan waktu lima menit, bahkan pinjaman disalurkan
dalam 48 jam setelah mendapat persetujuan.
Dengan demikian, Boost meraih izin bank digital
di Malaysia. Seluruh mata kini tertuju pada Boost dalam beberapa bulan
mendatang, sebab pihak gerai dan pengguna menyambut hangat layanan bank digital
tersebut. (Tim Liputan).
Editor : Aan