KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) – Galeri
Indonesia Kaya senantiasa menyuguhkan berbagai pertunjukkan yang menarik bagi
penikmat seni di akhir pekan. Hari ini, dalam rangka memeriahkan HUT DKI
Jakarta ke-496, Galeri Indonesia Kaya mengajak para penikmat seni menyaksikan
sebuah pertunjukkan lenong Betawi bertajuk “Jakartaku Semangatku” yang
berkolaborasi dengan Sinar Norray serta Wandha Dwiutari. Jumat (24 Juni 2023).Merayakan Hut Dki Jakarta Ke-496 Bersama Sinar Norray Dan Wandha Dwiutari Dalam Lenong Betawi
“Kolaborasi antara Sinar Norray dan Wandha Dwiutari dalam pertunjukan
lenong Betawi dengan alur cerita yang menarik serta sentuhan musik gambang
kromong ini, merupakan salah satu upaya kami untuk melestarikan kebudayaan yang
ada di Jakarta. Selain menghibur, kegiatan ini juga memberikan pesan dan
nilai-nilai kebudayaan Betawi ke hadapan para penikmat seni. Kami harap,
pertunjukan lenong Betawi yang menjadi salah satu aset budaya warga Jakarta,
dapat terus kita lestarikan.
Semoga pertunjukan ini juga dapat menggerakkan generasi muda untuk bisa
mengikuti konsistensi serta kecintaan Sinar Norray dalam mempertahankan seni
budaya Betawi,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Dalam pertunjukan yang berdurasi kurang lebih 60 menit ini, penikmat seni
disuguhkan dengan kisah tentang sebuah sanggar yang kebingungan karena tidak
adanya proyek pementasan. Di tengah keputusasaan, datanglah seorang turis, yang
diperankan oleh Wandha Dwiutari, yang melihat sanggar dan mengajak para seniman
di dalamnya untuk pentas di luar negeri. Auditorium Galeri Indonesia Kaya semakin
meriah dengan iringan musik dari gambang kromong serta suara tawa bahagia dari
penikmat seni yang semakin menyemarakan perayaan HUT DKI Jakarta.
Sinar Norray merupakan grup lenong yang didirikan oleh Alm. Mpok Nori,
seniman Betawi yang telah menjadi salah satu legenda komedi Betawi. Mpok Nori
memulai kariernya dalam pentas lenong Betawi bersama sesama seniman Betawi, Bokir.
Ia juga tampil di berbagai acara komedi, baik di atas panggung maupun di layar
kaca. Sinar Norray mendidik seniman-seniman Betawi, dari penari, pemain
lenong, hingga musisi, dan sering tampil
di berbagai acara. Sementara itu, Wandha Dwiutari adalah seorang pembawa berita
dan juga figur publik yang telah mendapatkan jutaan pengikut di media sosial.
“Melestarikan kebudayaan Betawi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan menghadirkan pementasan lenong seperti ini. Kolaborasi bersama
Sinar Norray di sore ini merupakan sebuah kesempatan yang amat menyenangkan,
karena saya bisa kembali mengeksplorasi kebudayaan Betawi dengan grup lenong
legendaris Ibu Kota yang secara konsisten melestarikan budaya Betawi.
Semoga kolaborasi kami dapat
menghibur, menginspirasi, dan menambah wawasan para penikmat seni tentang kebudayaan Betawi,” ujar Wandha
Dwiutari, yang juga None Jakarta Utara 2012.
Mpok Engkar selaku perwakilan
dari Sinar Norray mengungkapkan Diberikan kesempatan untuk kembali tampil ke hadapan para penikmat
seni merupakan pengalaman yang amat menyenangkan. Pertunjukan
kali ini merupakan penampilan kami ke 4 di Galeri Indonesia Kaya setelah
sebelumnya kami hadir di sini pada tahun
2014, 2015, dan 2017. Senang rasanya melihat antusiasme para penikmat seni yang didominasi oleh generasi muda terhibur
dengan kolaborasi kami bersama Wandha Dwiutari dalam rangka merayakan HUT Jakarta. Semoga upaya
kami dalam melestarikan dan meregenerasi seniman- seniman
Betawi dapat terus terlaksana melalui beragam pementasan yang kami tampilkan.”
Di pekan depan, pada Sabtu
(1/07/2023) mendatang, penikmat seni akan diajak untuk menyaksikan pertunjukan musik “Ada Swara” oleh
Jodhokemil yang mengangkat sebuah konsep suara sebagai
simbol keberadaan, kehadiran,
dan keterlibatan manusia di dunia ini. Jodhokemil adalah kelompok musik kontemporer asal Magelang dimana para
personilnya terdiri dari kalangan seniman dan pegiat seni. Nama Jodhokemil diadaptasi dari
kearifan lokal yang terkait perhitungan hari dalam masyarakat Jawa. Berangkat dari spirit yang sama,
karya-karya Jodhokemil banyak terinspirasi dari pengalaman keseharian dalam lingkungan sosial mereka.
Dalam pementasan “Ada Swara”
ini, Jodhokemil akan menampilkan suara yang memberikan identitas dan makna pada pengalaman manusia. Dalam
suara, terdapat kekuatan untuk menyampaikan pesan, menginspirasi, dan menyatukan orang dari
berbagai latar belakang. Penonton akan diajak Jodhokemil untuk mendengarkan, menghargai, dan
meresapi suara-suara di sekitar.(Tim Liputan).
Editor : Aan