Filosofi Jawa Yang Sering Diajarkan Di Bulan Suro

Editor: Redaksi author photo
Edi Suhairul, S.Pd.I

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Istilah Suro yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya Jawa, berasal dari ‘Asyura (bahasa Arab) yang berarti  kesepuluh (maksudnya tanggal 10 bulan suro).

 

Istilah itu kemudian dijadikan sebagai bulan permulaan hitungan dalam takwim jawa. Sementara itu dalam Islam, istilah suro sebagaimana yang telah dipahami oleh mayoritas masyarakat Islam, adalah bulan Muharam

 

Muharam adalah bulan yang telah lama dikenal sejak pra Islam. Kemudian di zaman Nabi hingga Umar Ibnu Khattab di resmikan sebagai penanggalan tetap Islam.

 

Dalam Tradisi Masyarakat Jawa ada beberapa ajaran dan filisopi pesan tentang hidup dan kehidupan yang dilakukan dan diikuti secara turun temurun, adapun Filosofi Jawa Yang Sering Diajarkan Di Bulan Suro adalah sebagai berikut          :

 

 1. URIP IKU URUP

 

"Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik".

 

2. MEMAYU HAYUNING BAWANA

 

"Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak".

 

3. SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI

 

"Segala Sifat Keras Hati, Picik, Angkara Murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar"

 

4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO

 

"Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan"

 

5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN

 

"Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu"

 

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN

 

"Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja"

 

7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN

 

"Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi"

 

8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, OJO CIDRA MUNDAK CILAKA

 

"Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka"

 

9. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO

 

"Jangan Sok Kuasa, Sok Besar, Sok Sakti".

Di atas langit masih ada langit

 

10. ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MBANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI.

Memberi Contoh Kebaikan, memberi semangat dan melakukan kebaikan. (Dari berbagai Sumber)

(Penulis : Edi Suhairul, S.Pd.I Sekretaris Umum Paguyuban Jawa Kalimantan Barat)

Share:
Komentar

Berita Terkini