Pentaskan Ariyah Dari Jembatan Ancol, Titimangsa Angkat Legenda Urban Ke Atas Panggung |
Pementasan ini mengangkat
legenda urban “Si Manis Jembatan Ancol” yang sudah ada dari abad ke-19. Kisah ini memiliki berbagai versi yang
berkembang tentang awal kisah Si Manis Jembatan Ancol, namun satu kesamaan yang mencolok adalah tokoh
utama dalam cerita, yaitu Ariyah. Melalui pementasan ini, penonton akan merasakan atmosfer yang
mencekam dan mengenal lebih dekat sosok ikonik dari legenda urban yang telah dikenal luas oleh
masyarakat.
“Pertunjukan ini bukan hanya menggembirakan, namun juga menegangkan. Ini pertama kalinya kami membuat sebuah pertunjukan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kami ingin mencoba dan menawarkan sesuatu yang baru. Selama ini, sastra sering dimunculkan sebagai teks di atas panggung, kali ini sastra dihadirkan dengan kuat sebagai peristiwa.
Kalau biasanya menonton film horor itu sangat menegangkan, bayangkan bagaimana hal itu diwujudkan di atas panggung. Tidak hanya memberikan pengalaman batin, namun juga sensasi yang diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, dan aroma yang dimunculkan di area pertunjukan. Selain itu, kita juga bisa melihat perspektif lain dari sejarah yang ada di Indonesia bahwa legenda urban itu sendiri bukan sesuatu untuk menakut-nakuti, namun itu adalah cerminan pplogis dan sosiologis masyarakat yang ada di sekitarnya,” ungkap Happy Salma yang berperan sebagai produser pementasan ini bersama dengan Pradetya Novitri.
“Ini adalah yang kedua
kalinya saya terlibat dengan Titimangsa dan senang sekali rasanya bias berkolaborasi kembali. Saya mengikuti
perjalanan Titimangsa memproduksi pentas-pentas teater di tanah air. Kali ini cerita yang diangkat tidak
biasa, cerita legenda urban yang dikemas tidak biasa,” ujar Melyana Tjahyadikarta sebagai Koproduser.
Dalam menampilkan cerita yang
menghadirkan ragam emosi dan pengalaman hidup yang luar biasa dari para karakter, pementasan ini menghadirkan
nama-nama besar di panggung teater dan dunia seni peran layar kaca. Kolaborasi Chelsea Islan, Mikha
Tambayong, Ario Bayu, Gusty Pratama, Lucky Moniaga, Derry Oktami, Sarah Tjia, Rahayu Saraswati, Ririn
Ekawati, Joind Bayuwinanda, Josh Marcy, dan Siko Setyanto, akan membawakan karakter-karakter kuat
penuh emosi untuk menciptakan pengalaman panggung yang menarik dan memukau penonton.
“Legenda urban merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari budaya kita dan Titimangsa menghidupkan kembali kisah awal Si Manis Jembatan Ancol
serta memadukannya dengan masa kini sehingga memberikan pengalaman yang berbeda kepada para
penonton. Pementasan ini juga menjadi kebanggaan bagi kami karena melibatkan Gusty Pratama yang
sebelumnya berhasil lolos audisi online untuk peran utama sebagai Maing dalam Serial Musikal Payung Fantasi.
Ia terpilih untuk bergabung dengan aktor panggung lainnya dalam produksi Titimangsa ini membuktikan kemampuan
dan bakatnya dalam seni pertunjukan Indonesia.
Kami mengapresiasi Titimangsa yang selalu menggandeng berbagai pekerja seni untuk tampil dan menyajikan perspektif baru dalam panggung teater sehingga menjangkau khalayak luas untuk lebih dekat dengan seni pertunjukan Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pementasan ini diawali tahun 1817-an di mana Ariyah, seorang wanita yang menjadi jaminan utang ibunya kepada Juragan Tambas. Namun, ketika mereka tidak bisa membayar utang, Ariyah terpaksa menjadi istri muda si Juragan. Hal ini mendapat pemberontakan dari kekasihnya Karim yang akhirnya berujung pada tragedi dan kematian keduanya. Mayat Ariyah dibuang dari Jembatan Ancol, sedangkan mayat Karim tidak diketahui keberadaannya. Ariyah yang tidak pernah merasa dirinya mati akhirnya gentayangan mencari kekasihnya. Ia juga gentayangan karena tak sempat meminta maaf dan berpamitan pada ibunya setelah usulnya menjadi jaminan utang berakhir petaka.
Di masa kini, Ariyah yang
gentayangan bertemu bersama dengan Yulia, Yudha, dan Tante Mus yang berusaha menghadapi mafia tanah bernama Bos
Mintarjo yang mengancam rumah mereka. Dalam prosesnya,
hubungan masa lalu dan aroma kayu manis menjadi kunci dalam memecahkan misteri
yang melibatkan cinta, dendam, dan keberanian.
Perjumpaan yang tak kunjung ada, perpisahan dengan orang- orang tercinta dan perasaan bersalah adalah
hantu yang sesungguhnya.
Naskah yang ditulis oleh
Kurnia Effendi ini akan ditampilkan di atas panggung dengan arahan sutradara Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga.
“Pengalaman kita dengan cerita hantu sangat beragam dan semakin termediasi dalam budaya populer
mulai dari komik, novel, film hingga video di media sosial.
Berlimpahnya bahan tentang
cerita ini seringkali menumpulkan kepekaan kita pada hantu itu sendiri. Pementasan Ariyah ingin memunculkan kembali
pengalaman bertemu dengan cerita hantu itu lewat medium
langsung di atas panggung teater. Lebih dari pada itu, pementasan Ariyah
memberi kita waktu untuk memikirkan ulang
siapa dan apa sebenarnya hantu yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini,” ujar Joned Suryatmoko yang berperan sebagai
Sutradara dan Direktur Artistik.
“Ariyah dari Jembatan Ancol merupakan pertunjukan yang berbasis legenda urban dilandasi oleh gagasan solidaritas/persaudaraan sesama perempuan. Teks dan pemanggungannya hilir mudik antara masa lalu dan masa kini, namun saling berkelindan akan membuat pertunjukan ini menjadi lebih dinamis dan intens. Kita akan merayakan kerja-kerja keaktoran yang memiliki latar belakang disiplin dan metode keaktoran yang berbeda: realis, tubuh, musikal dan komedi; berkolaborasi dengan seluruh tim yang terlibat,” tambah Heliana Sinaga sebagai Sutradara.
Selain menonton pertunjukan
utama, akan diadakan diskusi tentang demonisasi perempuan dalam kisah horor di Indonesia; Backstage Tour di mana
penonton akan dipandu untuk masuk dalam pertunjukan yang site-spesifik yakni gedung dan panggung itu
sendiri; serta Meet & Greet bersama para pemain Ariyah dari Jembatan Ancol.
Pementasan ini disponsori
oleh Jeeves Indonesia dan didukung oleh media partner: kompas.com, detik.com. Titimangsa juga untuk kali
pertama berkolaborasi bersama fashion designer, Adrie Basuki menghadirkan exclusive merchandise Ariyah
dari Jembatan Ancol.
Tim Produksi
Produser : Happy Salma, Pradetya Novitri
Koproduser : Melyana Tjahyadikarta
Penulis Naskah : Kurnia Effendi
Sutradara : Joned Suryatmoko, Heliana
Sinaga
Direktur Artistik : Joned Suryatmoko
Penata Artistik : Iskandar Loedin, Fiametta
Gabriela
Komposer : Achi Hardjakusumah
Penata Cahaya : Alim Jeni
Penata Suara : Imam Maulana
Penata Kostum : Retno Damayanti
Penata Ria : Yudin Fakhrudin &
Sena Sukarya
Penata Video : Tito
Manajer Teknis : Ignatius Sugiarto
Manajer Panggung: Rr. Firsty Dewi
Pimpinan Produksi: Nega Yoselina Banuampu
Pemain
Chelsea Islan sebagai ARIYAH
Mikha Tambayong sebagai YULIA
Ario Bayu sebagai TAMBAS/MINTARJO SASONGKO
Gusty Pratama sebagai KARIM/YUDHA
Lucky Moniaga sebagai BIQI/BARDI
Derry Oktami sebagai SURYA/CAKIL
Sarah Tjia sebagai IPEH/ GIWANG
Rahayu Saraswati sebagai TANTE MUSTIKA
Ririn Ekawati sebagai MAK SABILAH
Joind Bayuwinanda sebagai
HASAN/BARZAH/NARATOR
Josh Marcy sebagai HANTU PUTIH
Siko Setyanto sebagai HANTU JENGLOT
Detail Program
Pendukung
1. Diskusi "Hantu Perempuan dan
Pertunjukan"
Tanggal 26 Juli 2023 Pukul 13.30 WIB
Lobby Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki
(GRATIS!) Reservasi : 085216578851
2. Tur Panggung "Ariyah dari
Jembatan Ancol"
Tanggal 27 dan 28 Juli 2023 Pukul 11.00,
11.30, 13.00, 13.30 WIB
Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki
Rasakan pengalaman teater immer8 sive di
panggung!
Mengintip ada apa di atas dan belakang
panggung!
Ini BUKAN FILM. Ini PERTUNJUKAN langsung!
Tiket: Rp. 350.000
3. Meet & Greet (Temu Salam) Pemain "Ariyah dari Jembatan Ancol"
Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Waktu :
Setelah Pementasan
Lobby Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki
Bertemu, berfoto bersama dan ngobrol
dengan para pemain Ariyah dari Jembatan Ancol.
- Berfoto bersama pemain 1 on 1
- Ramah Tamah
- Poster dan Booklet bertanda tangan
Tiket: Rp. 600.000
Dapatkan promo bundling discount 5% untuk
penonton yang sudah memiliki tiket pentas Ariyah dari
Jembatan Ancol! Pemesanan Tiket 085172175949
Sekilas
Tentang Titimangsa
Secara harfiah, Titimangsa
merujuk pada titian proses perjalanan dalam waktu yang tepat. Titimangsa
didirikan oleh Happy Salma bersama Yulia
Evina Bhara pada Oktober 2007. Sebagai sebuah wadah, Titimangsa telah berproses selama 15 tahun dalam upaya menghidupkan
dan menggelorakan karya-karya sastra, kepenulisan, dan seni pertunjukan (teater) di tanah air. Hingga
2022, Titimangsa telah mementaskan 62 produksi yang sebagian besar merupakan alih wahana karya sastra ke
bentuk lain.
Kontak Titimangsa
Jalan Jatipadang V No. 2 Pasar
Minggu, Jakarta Selatan, E. titimangsa.media@gmail.co,T. 0856-4664-9529, Website : www.titimangsa.or.id, Instagram, Twitter, Tiktok :
@infotitimangsa, Facebook
: Titimangsa (Tim Liputan).
Editor : Aan