KALBARNEWS.CO.ID (DUBAI) -- Ajang tahunan Huawei Global Mobile Broadband Forum (MBBF)
telah dibuka kemarin di Dubai. Acara ini diawali dengan diskusi yang ditayangkan lewat livestream antara Rotating Chairman, Huawei, Ken Hu, dan Director General, GSMA, Mats Granryd, tentang perkembangan 5G terkini dan proyeksi
mendatang (12 Oktober 2023) Menangkap Peluang Industri Guna Memaksimalkan Nilai Tambah Bisnis 5G
"Teknologi berubah sangat cepat, dan kebutuhan baru juga
berkembang setiap hari," ujar Hu. "Jadi, jaringan komunikasi pun
harus terus berkembang. Industri sebagai suatu keseluruhan harus siap
menghadapi masa depan dan memaksimalkan investasi 5G—itu sebabnya, kami bekerja
keras mengembangkan 5G-Advanced."
5G
telah berkembang pesat
Hu
dan Granryd sepakat bahwa 5G telah berkembang dengan luar biasa dari
sisi implementasi jaringan, tingkat penggunaan, layanan konsumen, dan aplikasi
industri. Hingga kini, lebih dari 260 jaringan 5G telah diimplementasikan di
seluruh dunia, dan menjangkau hampir setengah populasi dunia. 5G adalah
teknologi seluler yang paling berkembang pesat, bahkan mencapai satu miliar
koneksi hanya dalam tiga tahun setelah pertama kali diluncurkan. Sebagai
perbandingan, 4G membutuhkan waktu enam tahun untuk membuat pencapaian serupa.
Menurut
Hu, 5G telah menjadi motor penggerak pertumbuhan baru bagi operator seluler di
segmen konsumer. Bagi operator seluler terkemuka di dunia, 5G kini menguasai
sebagian besar arus penggunaan jaringan. Lebih lagi, aplikasi berbasiskan video
kini mengubah pola konsumsi, mendorong kenaikan arus penggunaan jaringan
sebesar tiga hingga lima kali lipat, serta secara rata-rata meningkatkan ARPU
berkisar 10%–25%.
5G juga
membantu jaringan komunikasi seluler berekspansi ke segmen industri—salah satu
perbedaan terbesar dibandingkan 4G. Saat ini, aplikasi industri 5G mencapai
lebih dari 50.000 di seluruh dunia, dan koneksi 5G di lingkungan industri
mencapai lebih dari 10 juta.
"Dalam
empat tahun terakhir, kami telah mengidentifikasi skenario penggunaan utama di
sektor industri, seperti sistem kendali jarak jauh, video backhaul, machine
vision, dan positioning, yang dapat memaksimalkan nilai tambah
5G," lanjut Hu. "Kami juga mengidentifikasi sejumlah industri,
seperti pertambangan, pelabuhan, dan manufaktur agar kami dapat meningkatkan
skala kapabilitas 5G."
Granryd
berkata, "5G menggerakkan transformasi industri di berbagai industri dan
menghadirkan peluang masif. Pada 2030, 5G akan berkontribusi sebesar US$
1 triliun pada ekonomi global, dan manfaatnya tersebar di seluruh
industri."
Kapabilitas,
model, dan ekosistem baru: Merealisasikan potensi utuh 5G
Membahas
perkembangan selanjutnya dalam 5G, Hu menyebutkan beberapa inisiatif penting
dari sisi konsumen yang ikut menopang kesuksesan operator seluler. Beberapa di
antaranya, terus memperluas jangkauan jaringan, meningkatkan pengalaman
pelanggan, dan mengeksplorasi model tarif yang lebih fleksibel.
Di segmen
B2B, Hu menganjurkan, industri harus mengandalkan aplikasi 5G yang telah teruji
guna mendorong tingkat penggunaan 5G dalam skala luas di berbagai industri.
Lewat proses ini, operator seluler lebih siap menangkap peluang baru dalam
digitalisasi industri dengan memperkuat kapabilitas cloud,
pengembangan aplikasi industri, serta integrasi sistem terpadu.
"Ke
depan, kita masih harus melakukan berbagai hal," kata Hu. "Kita harus
meningkatkan kapabilitas, mengembangkan teknologi, menciptakan pengalaman
pengguna yang lebih baik, mengembangkan skala di industri, serta memaksimalkan
nilai tambah dari investasi 5G."
Agar
ekosistem aplikasi 5G semakin lengkap, GSMA menggagas inisiatif Open Gateway
sebagai cara mendukung inovasi lintasindustri. Open Gateway adalah kerangka API
yang marak dipakai untuk menghadirkan akses universal terhadap kapabilitas
jaringan operator. Dengan demikian, pengembang teknologi dan penyedia
layanan cloud mampu meningkatkan dan menciptakan layanan
digital baru.
"Hingga
saat ini, sekitar 240 operator seluler telah bergabung dalam inisiatif
tersebut, mewakili lebih dari 62% pelanggan layanan seluler global," jelas
Granryd. "Open Gateway menjadi cara pengembang aplikasi, hyperscaler,
dan pihak lain untuk memanfaatkan kapabilitas jaringan secara lebih efektif,
serta membuat API yang marak dipakai untuk dibagikan dengan komunitas operator
seluler. Inisiatif tersebut sama seperti pengembangan layanan roaming pada
era 2G, namun kali ini menyasar API. Inisiatif ini sangat menarik."
"Kita
harus menghidupkan ekosistem," kata Hu. "Khususnya, pengembang
aplikasi. Open Gateway adalah cara terbaik untuk membantu pengembang aplikasi
memanfaatkan jaringan, menciptakan peluang pengembangan aplikasi yang lebih
luas untuk 5G, baik di segmen konsumer dan digitalisasi industri."
Ajang
Global Mobile Broadband Forum 2023 diadakan oleh Huawei bersama mitra-mitra
industri, seperti GSMA, GTI, dan SAMENA. Berlangsung pada 10-11
Oktober di Dubai, Uni Emirat Arab, forum tahunan ini menghadirkan operator
jaringan seluler, mitra industri vertikal, dan mitra ekosistem dari seluruh
dunia untuk mengeksplorasi kesuksesan komersialisasi 5G, serta mempercepat
penggunaan 5.5G secara komersial. (Tim Liputan)
Editor : Aan