![]() |
Manajer PT. PLN (Persero) UP3 Sanggau, Ramli Malawat |
KALBARNEWS.CO.ID
(SANGGAU) – Gerak cepat PT PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sanggau menanggapi laporan dan keluhan
masyarakat adanya penurunan tegangan
Voltase listrik di jalur Nanga Biang
Desa Nanga Biang, Dusun Kayant Desa Botuh Lintang, Kecamatan Kapuas Kabupaten
Sanggau.
Belum
lama ini pihak PT PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sanggau, mendapatkan informasi dan
pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat dijawab dengan langsung menurunkan
tim ke lapangan dengan melakukan pemeriksaan dan menggantikan tali kabel dan
mengganti travo yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Diketahui
bahwa tegangan Voltase berkurang tidak mencapai 220 Volt hanya 173 Voltasenya,
hal tersebut tentu saja mengakibat beberapa alat elektronik tidak bisa
berfungsi secara maksimal sebaimana mestinya .
Hal tersebut
disampaikan Manajer PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Sanggau, Ramli Malawat didampingi Asisten Manager Tehnik , Rio di ruang kerjanya pada hari Senin (20/11) kepada media
mengatakan, mengenai berkurangnya tegangan Voltase listrik dari yang seharusnya
220 Volt, sudah bisa diatasi dan di selesaikan dan
untuk saat ini semua sudah normal
kembali .
Ia
menyampaikan terimakasih atas informasi dan adanya pengaduan yang disampaikan
langsung ke pihak PT.PLN sehingga PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sanggau, langsung
meresponnya dengan cepat serta sigap
mengatasi atas masalah serta kendala yang terjadi dengan langsung menurunkan
tim ke lapangan dengan melakukan pemeriksaan dan menggantikan tali kabel dan mengganti travo yang sudah tidak
berfungsi dengan baik.
“Mengenai
berkurangnya tegangan Voltase listrik dari yang seharusnya 220 Volt , sudah bisa diatasi dan di selesaikan dan
untuk saat ini semua sudah normal
kembali, gangguan seperti itu biasanya
diakibatkan adanya angin yang kencang disertai
hujan yang yang cukup lebat, sehingga bisa mengakibatkan pohon tumbang,” jelasnya.
Selain
itu juga perlunya edukasi ketenagalistrikan bagi masyarakat penting di lakukan
untuk bisa memberikan pemahaman terkait keamanan kelistrikan dan mencegah
terjadinya potensi bahaya listrik.
Pihaknya terus menyampaikan ke masyarakat agar waspada
selalu dan terus meningkatkan keselamatan terhadap penggunaan listrik.
Ramli
mengutarakan, semua peralatan instalasi listrik yang ada di masyarakat harus memiliki
sertifikat layak operasi, sehingga instalasi listrik tersebut bisa di periksa
oleh PLN.
Selain
itu pihaknya juga menganjurkan kepada
pihak-pihak lain yang memasang baliho atau mendirikan bangunan agar segara
melaporkan kepada PLN untuk di lakukan pemeriksaan dan harus ada jaraknya
sekitar 3 meter.
Ramli
mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, komunikasi dan koordinasi
dengan PLN agar listrik dapat terjaga dan terhindar dari bahaya ataupun
kecelakaan ketenagalistrikan.
“Untuk
perawatan dan pemeliharaan jaringan listrik telah dilakukan sebelumnya, seperti
pemangkasan pohon serta tanam tumbuh yang berada di dekat jaringan listrik,
melakukan pengecekan ulang terhadap peralatan serta instalasi listrik, hingga
kesiapan petugas serta peralatan operasional dalam melayani sehingga tidak ada
kendala saat mengeksekusi pekerjaan,” jelasnya lagi.
Meski
upaya dan persiapan dalam mengamankan pasokan listrik telah di lakukan, namun
kemungkinan listrik padam bisa saja terjadi yang di sebabkan oleh berbagai hal,
seperti cuaca ekstrim, pohon tumbang, tali kawat layang-layang, angin kencang
dan lain-lain.
"Untuk
mengantisipasi percepatan pemulihan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
listrik, kami telah menyiapkan petugas layanan teknik yang bersiaga penuh di tiap-tiap unit layanan, yang siap melayani
selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Posko-posko tersebut dapat
dihubungi melalui Contact Center 123 maupun lewat aplikasi PLN Mobile,” pungkas
Ramli. (Dalys/tim liputan).
Editor
: Aan