Pelatihan Kader Lanjut (PKL) 1
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Bertempat di aula BKKBN Kalimantan Barat berlangsung Pelatihan Kader Lanjut (PKL) 1 yang dilaksanakan oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC. PMII) Kabupaten Kubu Raya (29/1/2024). Kegiatan pelatihan sudah berlangsung sejak 27 Januari dan akan berakhir pada 31 Januari 2024.
Kegiatan pengkaderan yang mengusung tema ‘Revolusi Industri 5.0 PMII Sebagai Pelopor Daya Cipta dalam Membangun Negeri” ini menghadirkan nara sumber dari pusat yakni perwakilan dari Pengurus Besar PMII dan pemateri lokal.
Dari jadwal kegiatan yang diterima, tampil sebagai pembicara Muhammad Abdullah Syukri (Ketua Umum PB PMII) dan Fachrul Riza (Ketua Kaderisasi PB PMII) sementara nara sumber lokal dijadwalkan tiga guru besar IAIN Pontianak, masing-masing Prof. DR. KH. Wajidi Sayadi, M. Ag, Prof. DR. Ibrahim, MA dan Prof. DR. H. Zainuddin, MA. Dari unsur birokrat dijadwalkan sebagai pembicara adalah wakil bupati KKR Sujiwo, SE.
Diikutsertakan dalam nama-nama pemateri para alumni dan kader senior PMII Kalimantan Barat, Muhammad Nurdin, S. Pd, Drs. H. Jipridin, M. Si, Sholihin H. Z., S. Ag., M. Pd. I dan Putriana, M. Pd.
Salah satu pemateri, Sholihin H.Z. yang dijadwalkan memberi materi ”manhajul fikri lil ahlissunnah wal jamaah” hadir sesuai jadwal tanggal 29 Januari 2024 menyampaikan dalam pembahasannya bahwa proses pengkaderan yang ada di PMII baik dari MAPABA, PKD maupun PKL harus mampu mencerminkan kader yang selevel dengan jenjang pengkaderannya.
“Setiap jenjang pengkaderan harus mampu memunculkan kader yang semakin jelas rekam jejaknya dalam hal ke-PMII-an. PMII sebagai organisasi elit yang berkutat dibidang keilmuan sebagai organisasi mahasiswa di bawah banom NU hendaknya tidak hanya usai kegiatan pengkaderan usai juga nafas ke-PMII-annya. Setiap jenjang pengkaderan hendaknya dijadikan sebagai media dan wadah untuk membuat semacam branding bagi setiap kader pergerakan. Alumni PKL harus mampu menterjemahkan ahlussunnah sebagai konsep memperjuangan kebenaran yang kemudian didukung dengan PMII sebagai al jamaahnya.” ungkap kader PMII 1990-an dihadapan peserta PKL.
Sholihin H.Z. menambahkan jadi jika sahabat semata kuliah tanpa aktif di pergerakan maka sahabat baru sebatas menggaungkan kebenaran, dan itu artinya kira2 baru 50%.
"Kemudian sahabat aktif memformulasikan kebenaran melalui wadah PMII dan eksis dimanapun berada maka sahabat sudah menjadi bagian dari jamaah, perpaduan ini menjadikan sahabat kader pergerakan yang berfaham aswaja 100%, artinya ahlussunah wal jamaah akan menjadi manhaj paripurna atau seutuhnya bagi sahabat manakala adanya usaha menegakkan kebenaran melalui media organisasi yang ada,” tutup Sholihin H.Z. yang juga Ketua PC. Pergunu Kota Pontianak.(sHz)
Editor : Aan