Kapuskes TNI : Peningkatan Resistensi Antimikroba Menjadi Tantangan Berskala Global di Bidang Kesehatan
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Dengan adanya temuan peningkatan resistensi
antimikroba di Rumah Sakit TNI dan peningkatan kasus resistensi antimikroba di
tingkat Nasional maupun dunia, resistensi antimikroba bukanlah kondisi yang
dapat disepelekan, karena ini menjadi salah satu tantangan berskala global di
bidang kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Kapuskes TNI Mayjen TNI Dr.
dr. Yenny Purnama, Sp.A(K)., M.Kes., MARS., M.H. saat memberikan sambutan pada
acara Forum Pengendalian Resistensi Antimikroba Rumah Sakit TNI, bertempat di
Auditorium Lt. 6 gedung dr. Satrio RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024).
Kapuskes TNI menambahkan bahwa hal tersebut membutuhkan aksi dan
sinergi dari semua sektor, sehingga dapat memperbaiki layanan Rumah Sakit TNI
khususnya Rumah Sakit Tk. I, II, III dan IV. “Oleh sebab itu perlu di
bentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) di tiap-tiap Rumah
Sakit TNI,” jelasnya.
“Tim KPRA tidak hanya
dibutuhkan sebagai salah satu persyaratan akreditasi Rumah Sakit tetapi untuk
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit,” sambung Kapuskes
TNI.
Sementara itu ditempat yang sama, Karumkit RSPAD Gatot Soebroto
Letjen TNI dr. A Budi Sulistya, Sp.THT., KL(K)., MARS mengatakan tujuan
dilaksanakannya forum pengendalian resistansi antimikroba Rumah Sakit TNI
adalah kita ingin mendesiminasikan, untuk mensosialisasikan dan menindaklanjuti
berkaitan dengan bahaya dari resistensi antimikroba. “Resistensi antimikroba
ini tidak dikendalikan maka kita akan terganggu dalam proses pelayanan
kesehatan maupun kelangsungan hidup manusia, termasuk alam semesta akan
terganggu dengan adanya resistensi antimikroba ini,” paparnya.
Letjen TNI Budi Sulistya berharap dengan forum yang difasilitasi
secara kolaboratif dari Puskes TNI khususnya ketua Komite Penanggulangan
Resistenisi Antimikroba baik dari Markas Besar TNI dan dari Kementerian
Pertahanan Dirkes Ditjen Kuathan Kemhan kemudian saya selaku ketua asosiasi
rumah sakit kementerian pertahanan TNI dan Polri berkolaborasi untuk
menyadarkan secara kolektif bahwa kita memiliki silent pandemi yaitu berhadapan
dengan resistensi antimikroba yang harus kita lawan bersama sama.
“Karena kalau kita tidak
lawan maka kita akan kesulitan untuk memberikan pengobatan berbagai penyakit
khususnya akibat infeksi, mikroba, jamur dan sebagainya. Sehingga resiko
terhadap kelangsungan hidup manusia juga alam semesta pasti akan terganggu,” pungkasnya.
Kegiatan forum pengendalian resistansi antimikroba diikuti oleh
50 peserta secara online dan 63 peserta secara offline para pejabat tim
PPRA Rumah Sakit, dokter mikrobiologi klinik dan apoteker. Menghadirkan
beberapa narasumber dari Rumah Sakit TNI yaitu Mayor Ckm dr. Endra Tri
Prabowo (Ketua PPRA RSPAD GS), Letkol Laut (K) dr. Wayan. S (Ketua PPRA RSAL
Ramelan), Letkol Kes dr. Ratih, Sp.A (RSPAU dr. Hardjolukito), dr. Hana, SpPK
(RS. Tk.II Ridwan Meuraksa), dr. Rizqi, Sp.OG (RSAL Mintohardjo), dr. Nunik (RSAU dr.
Esnawan) dan Dr. dr. Anis Karuniawati, SPMK (FKUI RSCM, KPRA Kemenkes).
Turut hadir diantaranya Dirkes Ditjen Kuathan Kemhan Marsma TNI
dr. Budi Satrio U., Sp.KFR., MARS., Ketua KPRA TNI yang juga Wakil Dekan II
Bid. Keuangan dan Umum Fakultas Farmasi Militer Unhan Laksma TNI Dr. Apt.
Widyati, M.Clin.Pharm, Kabidyankesin Puskes TNI Kolonel Laut (K) dr. Tanto
Budiharto, Sp.JP., MARS., Kolonel Ckm (K) dr. Martaviani Budiastuti, M.Kes.,
Sp.A dan Kabiddiklat RSPAD Gatot Soebroto Kolonel Ckm Drs. Latif Usman, M.M.
(Tim Liputan)
editor : Aan