KALBARNEWS.CO.ID (MANILA) -- Menurut statistik terkini, sekitar 50 operator telekomunikasi telah menuntaskan instalasi 5G SA. Di antara operator lain yang tengah membangun 5G SA Core Network, DITO kini memiliki SA Core Network yang berhasil.
Agar sukses di era 5G SA, DITO merampungkan pembangunan 5G SA Core Network, serta tidak lagi menyewa melainkan kini memiliki pusat data Inti secara bertahap. (29 Mei 2024).
Dalam tiga tahun terakhir, DITO telah membangun 5G SA Core Network yang konvergen, terdistribusikan, serta berbasiskan komputasi awan.
Jaringan konvergen mencerminkan konvergensi 4G dan 5G, serta semakin mendekatkan jaringan terdistribusikan berskala nasional dengan pelanggan. Maka, konvergensi ini menjamin kualitas layanan data dan telepon yang baik. Di sisi lain, jaringan berbasiskan komputasi awan mencerminkan Native Telecom Cloud.
DITO sukses mencapai komersialisasi 5G SA Core Network, menyelesaikan pengetesan layanan VoNR, serta terus menguji fitur network slicing.
DITO Core Network memakai redundancy pada level DC, NE, dan sistem guna mendukung perkembangan bisnis secara aman dan efektif. Agar jaringan semakin aman dan reliabel, DITO membangun pusat data Inti milik sendiri yang sesuai dengan standar industri telekomunikasi. Dengan demikian, DITO tidak lagi menyewa pusat data Inti guna mendukung ekspansi bisnis.
Sejak 2022, DITO mulai menjalankan proyek migrasi, beralih dari pusat data Inti sewaan hingga memiliki sendiri fasilitas ini. Proyek yang sangat kompleks dan berisiko tinggi ini melibatkan lebih dari 300 perangkat dan 400 aktivitas operasional, bahkan puluhan juta pelanggan aktif. Hingga kini, pusat data Inti pertama telah menyelesaikan migrasi. DITO kini tengah merelokasi pusat data Inti kedua.
Tantangan besar yang dihadapi DITO selama proses migrasi pusat data Inti:
Lebih dari satu migrasi sehingga kualitas layanan harus sama sekali tidak terdampak.
Proses migrasi melibatkan lebih dari 400 layanan, maka menimbulkan tantangan besar dalam melindungi dan mengelola sistem. Mengingat peran pusat data Inti sebagai infrastruktur vital, durasi gangguan layanan harus ditekan demi menghindari dampak apa pun terhadap pengalaman pengguna. Hal tersebut merupakan tantangan besar dalam menjamin akurasi dan keamanan solusi teknis.
Jumlah perangkat yang masif membutuhkan berbagai kolaborasi lintasdomain.
Proyek migrasi juga melibatkan lebih dari 10 vendor peralatan telekomunikasi dan berbagai domain layanan, termasuk Jaringan Inti, VAS, IT cloud resource pool, sistem TI, dan lain-lain. Maka, perencanaan terarah dan kolaborasi efektif di antara berbagai vendor harus dilakukan.
Risiko Operasional yang tinggi menuntut kapabilitas untuk menyusun rencana tanggap darurat jaringan (network emergency contingency plan).
Selama proses migrasi berlangsung, seluruh perangkat komunikasi data dan antarmuka nirkabel (wireless interface), serta integrasinya dengan seluruh Jaringan Inti, terlibat. Hal ini sangat berisiko menimbulkan masalah masif pada sinyal jaringan dengan skala besar sehingga kerusakan jaringan terjadi. Untuk itu, simulasi lengkap sebelum kegiatan operasional berlangsung dan rencana tanggap darurat wajib dilakukan.
Demi menjawab seluruh tantangan ini, DITO mengerahkan beragam divisi dalam perusahaannya agar memprioritaskan proyek tersebut dengan menganalisis kendala dan mengatasinya satu demi satu:
- Persiapan solusi komprehensif: Proyek tersebut melibatkan migrasi seluruh wireless base station, pemotongan porta serat optik di sekitar lokasi proyek, serta integrasi ulang platform layanan. Untuk itu, tim proyek mengembangkan beragam solusi, termasuk multi-DC level synergy, multi-NE hybrid pool, dan lain-lain agar migrasi layanan berlangsung lancar. Proses ini berjalan sesuai dengan proposal dan MOP supaya migrasi lancar, pemantauan stabil, dan NE tidak lagi digunakan secara bertahap. Berbagai ide dan langkah inovatif juga diterapkan dalam kebijakan manajemen dan solusi. DITO pun melakukan evaluasi lintasdomain guna menjamin akurasi solusi migrasi. DITO bahkan menuntaskan lebih dari 80 kali evaluasi solusi—meliputi jaringan inti, jaringan layanan, jaringan data, dan domain IT—agar dampak terhadap layanan berkurang selama proses migrasi berlangsung. Kini, migrasi pusat data Inti yang pertama telah selesai, dan migrasi pusat data Inti yang kedua tengah berlangsung.
- Pengendalian risiko secara ketat: Risiko proses migrasi diidentifikasi secara mendalam dan dikelola lebih dini, meliputi durasi proyek, keamanan jaringan, kapasitas jaringan, dan pengiriman perangkat keras. Langkah-langkah efektif juga ditempuh guna mengendalikan risiko agar kesuksesan proyek lebih terjamin. Secara khusus, dari sisi kegiatan operasional layanan, simulasi redundancy, migrasi, dan pemotongan kabel pada seluruh jaringan yang sesuai dengan lingkungan produksi riil telah berjalan sebelum migrasi dimulai. Tim lalu menjalankan simulasi dari setiap redundancy pada delapan level, termasuk level DC, jaringan, NE, tautan, dan lain-lain untuk memitigasi risiko potensial.
- Pengendalian biaya secara efisien: Alokasi sumber daya dan pengendalian biaya telah dipertimbangkan dari tahap awal hingga akhir. Alokasi staf juga dilakukan sesuai kebutuhan, dan tim yang berbeda-beda saling berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lancar. Hal tersebut menghemat biaya proyek migrasi secara drastis, serta mengoptimalkan efisiensi migrasi.
Kini, DITO telah merampungkan migrasi pusat data Inti pertama tanpa menimbulkan dampak dan gangguan pada layanan. DITO pun sukses meningkatkan kapasitas jaringan dan stabilitas jaringan. Hasilnya, jumlah pelanggan 4G dan 5G SA bertambah signifikan.
Proyek migrasi pusat data Inti DITO tergolong sangat kompleks, berisiko, dan penuh tantangan. Apalagi, proses migrasi melibatkan berbagai komponen jaringan dan pelanggan penting.
SA Core Network, lebih rumit dari NSA Core Network, secara rata-rata membutuhkan waktu konstruksi lebih dari sembilan bulan. Namun, DITO berhasil menuntaskan proyek ini sekaligus menjamin keamanan dan stabilitas jaringan. Lebih lagi, DITO juga sukses menjalankan ekspansi bisnis, serta memanfaatkan valuasi SA Core network ke depan. (tim Liputan)
Editor : Aan