Inggris Setujui Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama Lebih Dari Sepuluh Tahun
KALBARNEWS.CO.ID (INGGRIS) - Kantor Regulasi Nuklir Inggris (ONR) telah mengeluarkan izin untuk proyek pembangkit listrik tenaga nuklir Sizewell C di Suffolk County, Inggris bagian timur.
Proyek ini akan terdiri dari dua reaktor air bertekanan dengan kapasitas masing-masing 1,6 gigawatt (GW), yang akan menggunakan air biasa sebagai pendingin dan moderator neutron.
Pemegang saham proyek ini adalah pemerintah Inggris (50%) dan EDF Energy Perancis (50%), yang juga merupakan pengembang reaktor. 21.05.2024
Dokumen ONR adalah izin pertama yang dikeluarkan Inggris untuk proyek reaktor nuklir dalam lebih dari 10 tahun. Izin terbaru diberikan pada tahun 2012 untuk proyek Hinkley Point C yang terdiri dari dua reaktor dengan total kapasitas 3,4 GW yang saat ini sedang dibangun.
Lisensi ONR memberikan Sizewell C, operator proyek, tanggung jawab hukum untuk mematuhi peraturan kesehatan, industri dan keselamatan nuklir, dan juga mensyaratkan kepatuhan terhadap 36 kondisi yang berkaitan dengan desain, konstruksi, pengoperasian dan dekomisioning reaktor nuklir. Namun Sizewell C juga harus mendapatkan izin mendirikan bangunan.
Pada awal tahun 2024, sembilan reaktor nuklir dengan total kapasitas 6,5 GW telah menghasilkan listrik secara rutin di Inggris, dan dua unit pembangkit listrik lagi dengan kapasitas 3,4 GW sedang dibangun (proyek Hinkley Point C).
Pada saat yang sama, terdapat empat reaktor lagi pada tahap pra-investasi: dua unit pembangkit dari proyek Sizewell C tersebut dengan kapasitas 3,2 GW, serta dua unit pembangkit dari proyek Bradwell B dengan kapasitas 2,3 GW. di Essex County, Inggris tenggara.
Sejumlah proyek sedang dibahas, termasuk pusat energi bersih Moorside di utara Inggris, yang akan mencakup dua reaktor berkekuatan 3,2 GW, serta proyek reaktor di Skotlandia, yang seharusnya mengkompensasi penutupan PLTN Torness dengan 1. Kapasitas 3 GW (50 km dari Edinburgh) direncanakan pada tahun 2028
Pengenalan pembangkit listrik tenaga nuklir baru akan memungkinkan Inggris untuk menyeimbangkan sistem energi setelah meninggalkan batubara.
Menurut Global Energy Monitor, 88 unit pembangkit listrik tenaga batubara dengan total kapasitas 33,7 GW telah dinonaktifkan di Inggris antara tahun 2000 dan 2023, sehingga pangsa batubara dalam bauran pembangkit listrik menurun dari 32% menjadi 1%.
Pangsa keseluruhan pembangkit listrik tenaga batu bara, gas dan minyak turun dari 75% menjadi 40% pada periode yang sama, sementara pangsa pembangkit listrik rendah karbon meningkat dari 25% menjadi 60%. (Tim Liputan)
Editor : Aan