Islamic Ecosystem Solution Manager BSI Regional Kalimantan, Nasrudin Anas |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Regional
Kalimantan melakukan kunjungan dan
Gethering bersama Asparagus
Kalimantan Barat di Pondok Pesantren Faqihil Muqoddam Di Desa Durian Kecamatan
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya pada hari Jumat (21 Juni 2024).
Asparagus itu sendiri adalah singkatan dari Aspirasi Para Lora (Putra Kyai di Madura) dan Gus
(Putra Pengasuh Pondok Pesantren di wilayah Jawa, khususnya Jawa Timur dan Jawa
Tengah).
Komunitas ini sengaja dibentuk sebagai media
silaturrahim dan komunikasi Para Putra-Putra Pengasuh Pondok Pesantren.
Tampak hadir dalam acara Gethering bersama Asparagus Kalimantan Barat itu Islamic Ecosystem Solution Manager BSI Regional Kalimantan,
Nasrudin Anas, Pengasuh Pondok Pesantren
Faqihil Muqoddam, Yang juga Pembina Asparagus Kalbar, Habib Toha Al-Jufri,
Koordinator Asparagus Kalbar, Gus Badruttamam serta Para Lora dan Gus dari
Pondok Pesantren Se-Kalimantan Barat.
Dalam
pertemuan tersebut Islamic Ecosystem Solution Manager BSI Regional
Kalimantan, Nasrudin Anas, menyatakan,
sebagai lembaga keuangan syariah, BSI berkomitmen untuk terus mendorong
ekosistem ekonomi syariah, sehingga mampu berkontribusi dalam perekonomian
nasional.
Salah
satunya dengan penerapan Digitalisasi menejemen keuangan di Pondok Pesantren,
BSI mempunyai Program dengan DIGITREN atau Digital di Pondok Pesantren, Nasrudin
Anas menyebut kegiatan ini adalah kegiatan
turunan BSI dengan Asparagus secara nasional yang telah melakukan MoU di Kendal
Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah
kegiatan ini bisa dialkukan, BSI Bersama Asparagus Kalimantan Barat melakukan
sosialisasi program Digitalisasi Di Pondok Pesantren, BSI berkomitmen untuk
terus mendorong ekosistem ekonomi syariah, sehingga mampu berkontribusi dalam
perekonomian nasional dan BSI Sudah melakukan MoU secara nasional bersama
Aspargus di Kendal Jawa Tengah beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Diakuinya, potensi ekosistem
ekonomi syariah memiliki potensi yang cukup besar, maka disinilah BSI mulai masuk.
"Ekosistem Islam mulai dari
masjid, pesantren, KBIH, lembaga pendidikan, ormas, lembaga zakat ada transaksi
ekonomi disitu, maka ini potensi yang bakal menjadi sasaan BSI," jelas
dia.
Anas menilai Aspargus dan Pondok Pesantren punya
andil yang cukup besar karena memiliki program dibidang ekonomi yang
dikhususkan pada pengembangan ekonomi syariah.
"Kehadiran kami ke Aspargus ini sebenarnya ingin sharing,
karena potensi yang dimiliki, diyakini
punya andil besar dalam peningkatan ekosistem ekonomi syariah. Maka kami ajak
untuk bekerja sama agar ekosistem ekonomi syariah tumbuh dan berkembang di
Kalbar," timpalnya.
Ia
mencontohkan dengan Program DIGITREN atau Digital di Pondok Pesantren Wali
Santri tidak susah payah lagi ketika akan membayar biaya mondok Putra-putrinya,
karena semua bisa dialkukan secara digital dan Pengelola Pondok Pesantren juga
dimudahkan dengan sistem DIGITREN atau Digital di Pondok Pesantren.
Sementara
itu Pengasuh Pondok Pesantren Faqihil Muqoddam, Yang juga Pembina Asparagus
Kalbar, Habib Toha Al-Jufri, mengaku senang dan mengaku mendapat energi
dengan kunjungan BSI dari regional Kalimantan.
"Kami sangat senang dengan
kehadiran dari manajemen BSI khususnya Islamic Ecosystem Regional Kalimantan.
Berarti secara kelembagaan programnya bisa disinergikan," ujarnya.
Habib
Toha berharap dengan adanya pertemuan ini akan mempermudah Asparagus dalam
mengelola pondok pesantren secara profesional dan bisa membantu Pondok Pesantren
dalam mengembangkan program-program kewirausahaannya.
"Kami
merindukan program seperti ini, karena sangat membantu kami juga para Santri
kami sehingga bisa melakukan kegiatan ekonomi di Pondok Pesantren tidak harus
kemana-mana semua bisa dilakukan secara digital dengan program Digitren dari
BSI," ujar Habib Toha.
Hal senada
disampaikan Koordinator Asparagus Kalimantan Barat, Gus Badrutamam, Ia menjelaskan
bahwa Asparagus itu adalah Aspirasi Para
Lora (Putra Kyai di Madura) dan Gus (Putra Pengasuh Pondok Pesantren di wilayah
Jawa, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah).
“Asparagus secara nasional
sudah ada sejak tahun 2016 lalu, sedangkan Di Kalimantan Barat telah terbentuk
2 tahun yang lalu, Asparagus Kalbar secara rutin melakukan silahturahmi 2 bulan
sekali, termasuk pertemuan bersama BSI kali ini,” jelas Gus Badrutamam.
"Dengan
dorongan pemberian fasilitas produk layanan BSI akan mampu menjadikan usaha-usaha ekonomi yang dijalankan Di Pondok
Pesantren baik secara personal ataupun institusional tumbuh dengan baik dan
kemaslahatan juga tercapai karena ekonomi di Pondok Pesantren membaik
pula," jelas Gus Badrutamam. (tim liputan).