![]() |
Foto : Sholat Idul Adha |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Shalat Idul Adha adalah salah satu ibadah penting
dalam agama Islam yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Momen ini
tidak hanya menjadi tanda ketaatan kepada Allah swt, tetapi juga memperkuat
rasa kebersamaan dalam umat Islam.
Untuk melaksanakan shalat Idul Adha dengan benar, penting bagi kita untuk
memahami lafal niat dan tata caranya sesuai sunnah. Shalat Idul Adha hukumnya
adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan meskipun bukan
wajib.
Syarat dan rukun shalat Id hampir sama dengan shalat lain, namun ada beberapa
perbedaan teknis. Perbedaan ini perlu kita ingat, karena pelaksanaan
masing-masing shalat Id hanya satu tahun sekali, sehingga dikhawatirkan lupa.
Shalat Id tidak didahului dengan adzan maupun iqamah.
Untuk shalat Idul Adha,
dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada
masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat Id. Shalat Id
dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya.
Berikut tata cara dan shalat Id secara tertib sebagaimana disarikan dari kitab Fashalatan karya Syekh
KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus.
Pertama, shalat Id didahului niat yang
jika dilafalkan akan berbunyi “ushalli sunnatan li ‘idil adha imaman/makmuman”
jika menjadi makmun, memakai makmuman.
أُصَلِّيْ
سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ
تَعَـــالَى
Artinya: Aku berniat shalat
sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana
shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali untuk
rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya: Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan
pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.
Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: Mahasuci Allah, segala
puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.
Ketiga, membaca Surat al-Fatihah.
Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A’la. Berlanjut ke
ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi
seperti shalat biasa.
Keempat, dalam posisi berdiri
kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat
tangan dan melafalkan “allahu akbar” seperti sebelumnya. Di antara
takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin
kedua di atas. Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan
membaca Surat al-Ghasyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga
salam.
Kelima, setelah salam, jamaah tak
disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih
dahulu hingga rampung. Kecuali bila shalat Id ditunaikan tidak secara
berjamaah.
Pada momen Idul Adha, umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir. Takbiran
dilaksanakan hingga selesainya hari tasyriq, yakni 11, 12, 13 Dzulhijjah.
Takbiran Hari Raya Idul Adha dilakukan tiap selesai shalat fardhu. (Sumber : NU Unline).
Editor
: Heri