Membuka Jendela Dunia Melalui Pemajuan Objek Kebudayaan Sekolah Adat Rumah Punjung Sintang

Editor: Redaksi author photo

Membuka Jendela Dunia Melalui Pemajuan Objek Kebudayaan Sekolah Adat Rumah Punjung Sintang

KALBARNEWS.CO.ID (SINTANG)
-  Khazanah budaya lokal menjadi kunci untuk membangun karakter masyarakat karena didalamnya terkandung nilai-nilai kearifan lokal, seperti pada masyarakat Dayak Desa/Dayak Seberuang, Kabupaten Sintang. (23 Juli 2024).


Disampaikan Prof. Dr. H. Zaenuddin, MA pada saat kegiatan Workshop Menulis Objek Kebudayaan Sekolah Adat Rumah Punjung di Desa Suka Jaya, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. 


Kegiatan tersebut dilakukan selama dua hari 20-21 Juli 2024. Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII ibu Dra. Dewi Murwaningrum, M.Hum, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang diwakili oleh pamong budaya Danus, S.Sos, Ketua Pembina Sekolah Adat Rumah Punjung K. Danil B, para temenggung, tim kerja dan juga peserta workshop.


K Danil B Ketua Pembina Sekolah Adat Rumah Punjung menyambut baik kedatangan tim kerja pemajuan kebudayaan dari IAIN Pontianak. Perkenan kami menyambut tim kerja ini dengan prosesi adat merupakan penghormatan kami kepada tamu yang datang ke tempat kami.


"Terima kasih atas kedatangan tim kerja pemajuan kebudayaan dari kampus IAIN Pontianak, Pak Zaenuddin dan dosen serta mahasiswa/i kesini.  Kami senang atas kedatangannya, maka kami sambut dengan prosesi adat untuk penghormatan kepada tamu atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Semoga kita semua bisa ikut serta memajukan adat istiadat dan pitensi kearifan lokal kita," sambut mantan DPRD Sintang ini.


Ibu Dewi Purwaningrum Kepala BPK Wilayah XII menyambut baik atas inisiasi kegiatan workshop ini, kita ingin semua potensi budaya bisa diinventarisir dan diteliti untuk menemukan karakter asli bangsa kita.


"Saya sampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat dari masyarakat Sekolah Adat Rumah Punjung Sintang. Saya juga sangat mengapresiasi kegiatan pemajuan kebudayaan yang dilakukan oleh Pak Zae dan tim kerja dikampung Makong ini, kami sangat menukung untuk pemajuan kebudayaan kedepannya," ujar bu Dewi.


Pak Danus mewakili Dinas Dikbud Kab. Sintang juga sangat mendukung workshop pemajuan kebudayaan.


"Mewakili Kadisdikbud Sintang, kami bangga dengan adanya kegiatan workshop pemajuan kebudayaan, apalagi infonya akan membuat buku tentang berbagai potensi yang ada dikampung ini, yang ditulis oleh masyarakat disni juga, sungguh sangat menarik dan kami selalu mensupport segala usaha dan kegiatan untuk pemajuan kebudayaan di Kab. Sintang," urai pamong budaya Sintang.


Zaenuddin mengatakan bahwa kehadiran kami di Makong ini menjadi impian lama yang saya idam-idamkan, terutama untuk melihat sisi pemajuan kebudayaan di Sekolah Adat Rumah Punjung. Kami mengucapkan terima kasih atas perkenan dan sambutan dari tetua adat dan masyarakat disini.


“Kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi dari tetua adat disini yang menyambut kami dengan prosesi adat yang unik dan meriah. Kami sangatlah terkesan. Kedatangan kami kesini mengingatkan masa kecil saya saat hidup di Sintang, saya sampai menangis mengenang masa lalu saya dulu hidup susah payah dari daerah sini. Apalagi Pak Danil menjadi ayah angkat saya, beliau inilah dulu yang mengkhitan saya saat beliau masih menjadi mentri dikampung kami. Semoga apa yang kami lakukan bisa memberikan kontribusi untuk pemajuan kebudayaan di Makong ini,” urai Guru Besar IAIN Pontianak.  


Kegiatan workshop dan rangkaian kegiatan pemajuan kebudayaan disini bertujuan untuk menginventarisir berbagai potensi suku Dayak Desa dan Dayak Seberuang seperti hukum adat, anyaman, tarian, Bahasa Ibu, dan satra lisan.


“Perlu kami sampaikan juga, kegiatan ini bertujuan untuk menginventarisasi nilai-nilai budaya dengan metode menulis tentang objek kebudayaan oleh masyarakat adat pada Sekolah Adat Rumah Punjung Makong, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat tahun 2024," jelanya.

 

Zaenuddin mengatakan jadi kami mengajak masyarakat setempat untuk menulis tentang hukum adat dan tradisi adat, anyaman, sastra lisan, tarian, dan Bahasa Ibu. Kami ingin budaya dan adat istiadat yang ada disini bisa ditulis agar bisa dibaca orang luar hingga mendunia. 


"Kami mohon maaf jika ada kekurangan dan kelancangan selama kami berada disini, itulah keterbatasan yang kami miliki. Kelompok-kelompok sesuai bidangnya dan tim kerja akan melanjutkan untuk mengolah data menjadi tulisan yang sempurna, sehingga bisa kita bukukan dan dilaunching disini kedepan hari, amiin,” ujar Alumni UGM, yang artikelnya pernah menembus Oxford University. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini