PDI Perjuangan Pilih Pramono Anung Dan Rano Karno |
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Jakarta
selalu menjadi ajang pertempuran seru. Apalagi kalau sudah bicara soal Pilkada.
Seolah panggung politik ini lebih dramatis dari sinetron jam prime time. Kali
ini, spotlight tertuju pada Pramono Anung dan Rano Karno yang didapuk PDIP
untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Bayangkan, Pramono Anung,
Sekretaris Kabinet yang biasanya sibuk di balik layar, tiba-tiba disulap jadi
pemain utama. Sementara itu, Rano Karno yang dulu sukses bikin kita terharu
biru sebagai Si Doel, sekarang malah bersiap buat meramaikan balapan politik.
Banteng Moncong Putih memang
terkenal susah dicerna logikanya. Elektabilitas Anies Baswedan memang tinggi.
Tapi, buat PDIP, itu cuma seperti angka di timbangan yang kadang nggak
dipercaya. Toh, mereka lebih suka mengusung kader sendiri dari pada menumpang
di gerbong yang sudah ramai penumpang.
Ketika nama Pramono Anung dan
Rano Karno diumumkan, nggak ada yang terkejut. Tapi, semua tetap heboh. Ya,
karena siapa sih yang nggak mau lihat kombinasi antara politikus serius dan
aktor kesayangan yang pernah bikin kita baper?
Olly Dondokambey, sang bendahara
partai, bahkan sempat pamer kalau Pram (Pramono Anung) sendiri yang nelfon
dirinya. Bayangkan, Pram dengan segudang kesibukannya, masih sempat nelfon buat
ngasih tau, “Pak Olly, saya daftar ke KPU Jakarta jam 11.” Well, kalau ini
bukan bukti betapa multitasking-nya Pram. Mungkin sambil mendaftarkan diri,
beliau juga masih sempat menyusun agenda rapat kabinet, siapa tahu.
Di balik semua itu, muncul
rumor-rumor yang membuat cerita ini semakin asyik. Kenapa PDIP nggak mengusung
Anies? Padahal elektabilitasnya selevel dengan kucing yang punya sembilan
nyawa? Konon katanya, ini bagian dari deal politik yang sangat cerdik antara
PDIP dan kubu KIM plus. Katanya, “Oke, kita nggak usung Anies, asal UU MD3
nggak diutak-atik.” Kalau benar begitu, manuver ini lebih keren daripada trik
sulap di pasar malam.
Lebih dari itu, kabarnya PDIP
juga sengaja nggak mendukung Anies. Alasannya, biar pintu menuju Pilpres 2029
buat Anies langsung tertutup rapat, segel anti bocor! Dengan kata lain, ini
bisa jadi jalan tol mulus buat Prabowo menuju periode kedua di Istana Negara.
Kalau rumor ini benar, berarti Anies seperti pejuang yang kehabisan amunisi di
medan perang.
Kalau tidak diusung partai
parlemen, harapan terakhirnya mungkin ada di partai non parlemen macam Hanura
atau Partai Buruh. Tapi, seperti pepatah kuno bilang, "Jangan terlalu
berharap pada rumput yang bergoyang." Semua itu hanya rumor yang berseliweran
di warung kopi.
Apa kesimpulannya? Sementara Pram
dan Rano siap menorehkan sejarah baru di Pilkada Jakarta, Anies Baswedan harus
bersiap menghadapi skenario terburuk: karier politiknya mungkin bisa
"di-kemas" jadi cerita fiksi ilmiah. Karena kalau Hanura dan Partai
Buruh pun angkat tangan, tamat sudah kisah epik Anies dalam kancah
perpolitikan.
Maka, siap-siap saja, warga
Jakarta! Pilkada 2024 akan menjadi babak baru yang lebih seru dari sinetron
mana pun. Tonton terus, jangan lupa ngopi. Ingat, dalam politik, yang kelihatan
belum tentu yang sebenarnya, dan yang benar belum tentu akan kelihatan! #camanewak.
Penulis : Rosadi Jamani/Bang Ros