Upaya Pelestarian Lahan Gambut Sebagai Keseimbangan Ekosistem Melalui EduStanding

Editor: Redaksi author photo

Upaya Pelestarian Lahan Gambut Sebagai Keseimbangan Ekosistem Melalui EduStanding

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - 
Lahan Gambut Bagi Kehidupan Manusia : Indonesia merupakan negara dengan lahan gambut terluas di kawasan asia tenggara yaitu sekitar 21 juta ha. Lahan gambut ini tersebar di pulau Kalimantan, Sumatera dan Papua. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki kekayaan ekosistem yang sangat berharga. 


Lahan gambut tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan karbon yang efektif, tetapi juga sebagai habitat bagi berbagai flora dan fauna yang unik dan endemik. Selain itu, lahan gambut juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan air dan mencegah terjadinya banjir. Namun, lahan gambut di Indonesia menghadapi berbagai ancaman serius. 


Pembukaan lahan untuk perkebunan, terutama kelapa sawit, serta kebakaran hutan yang sering terjadi, telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Oleh karena itu, upaya konservasi dan pengelolaan berkelanjutan sangat diperlukan untuk melindungi sumber daya alam ini. 


Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk melindungi lahan gambut dan masyarakat lokal juga dilibatkan dalam upaya konservasi ini, karena merekalah yang paling memahami kondisi dan kebutuhan ekosistem setempat. 


Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan, diharapkan lahan gambut Indonesia dapat terus terjaga kelestariannya, sehingga manfaat ekologis dan ekonomisnya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.


Local Project AIESEC in Untan menanggapi masalah tersebut dan membuat aksi yang dapat menyadarkan pentingnya pengolahan tanah gambut untuk berkontribusi meningkatkan kesetimbangan ekosistem alam. Partisipan Local Project pada agenda “EduVironment” akan belajar bagaimana pengolahan lahan gambut dan terjun langsung ke dalam proyek. 


Local Project berkolaborasi bersama PERTAMINA PATRA NIAGA untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Edukasi tentang pentingnya lahan gambut bagi keseimbangan ekosistem juga menjadi bagian penting dari proyek ini, dengan harapan dapat membangun kesadaran kolektif dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. 


Dengan pendekatan yang holistik dan partisipatif, diharapkan lahan gambut di Indonesia dapat pulih dan berfungsi optimal, tidak hanya sebagai penghasil sumber daya ekonomi, tetapi juga sebagai penjaga keseimbangan ekosistem yang krusial bagi lingkungan sekitar.


Pembekalan Materi CSR dan Pengenalan Kampung Gambut

“EduVironment: CSR Session x Local Project AIESEC in Untan” merupakan rangkaian dari program Local Project AIESEC in Untan. Agenda ini dilaksanakan pada minggu ke-3 yang dimulai dengan sesi pembekalan, dengan materi Corporate Social Responsibility (CSR) dan perkenalan Kampung Gambut kepada para partisipan pada senin, 22 Juli 2024. 


Narasumber dari agenda ini berasal dari PERTAMINA PATRA NIAGA yang juga merupakan perusahaan yang berkolaborasi dengan Local Project AIESEC in Untan yaitu Waskito Nugroho, S.Tr.Sos, seorang Community Development Officer (CDO) Integrated Terminal Pontianak dan  Irwan, seorang Leader of BUM - RW 33. 


Partisipan yang juga merupakan relawan pada agenda ini akan mendapatkan pembekalan materi mengenai bagaimana mengolah lahan, berkebun dan bertani sebelum pergi untuk terjun langsung ke dalam proyek. Partisipan juga dibekali bagaimana mengembangkan UMKM dan mengolah ikan.


Agenda berjalan lancar dengan dengan banyaknya partisipan bertanya dan berdiskusi aktif dengan para narasumber. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam memahami konsep CSR dan bagaimana penerapannya ketika diimplementasikan di Kampung Gambut. Setelah sesi materi, para partisipan akan dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan apa saja yang harus dilakukan selama berada di Kampung Gambut dan apa saja yang harus dipersiapkan berdasarkan materi yang telah dipaparkan oleh narasumber.


Upaya Pelestarian Lahan Gambut di Kampung Gambut Kalimantan Barat

Setelah sesi pembekalan materi, tibalah saatnya untuk partisipan terjun langsung ke lokasi lahan Gambut. Agenda ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 Juli 2024 yang bertempat di Kampung Gambut, Siantan Hilir, Kalimantan Barat. Partisipan diajak untuk langsung mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama sesi pembekalan. 


Pada hari pertama yaitu agenda “EduVironment : Volunteering to Kampung Gambut” merupakan sesi perkenalan partisipan kepada warga “Kampung Gambut” sekaligus menerapkan keterampilan kepemimpinannya secara langsung yang menjadi sebuah tantangan dan peluang untuk mengasah kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. 


“Kampung Gambut”, Siantan Hilir, Kalimantan Barat merupakan kawasan yang memiliki potensi pertanian sayur dan pemanfaatan tanah gambut untuk pertanian dan peternakan terintegrasi. Kampung Gambut dibagi menjadi lima divisi utama: Pertanian, Perikanan dan Perkebunan, Pariwisata, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), dan Konservasi Lahan. Setiap divisi memiliki lima kelompok partisipan yang ditugaskan kepada mereka. 


Warga “Kampung Gambut” akan memimpin setiap kelompok tersebut ke divisi masing-masing, di mana mereka dapat mengamati dan belajar langsung tentang praktik dan inisiatif lokal. Menjelajahi setiap divisi memungkinkan partisipan memahami secara menyeluruh operasi dan tantangan. Pengalaman langsung ini penting bagi partisipan agar dapat mengumpulkan data dan wawasan yang berharga untuk proyek mereka.


“EduVironment  : Execution to Kampung Gambut x LP” merupakan agenda hari ke-2, dimana partisipan akan diarahkan untuk meninjau destinasi CSR di “Kampung Gambut” dan dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan observasi guna membangun peningkatan kapasitas yang baik. 


Pada kesempatan ini, kelompok 1 dan 2 akan diajak untuk meninjau kondisi lahan gambut yang diperuntukkan untuk penanaman dan berdiskusi dengan para petani setempat untuk memahami lebih dalam tantangan dan peluang yang ada di “Kampung Gambut”. 


Kelompok 3 dan 4 akan belajar bagaimana menyiapkan ikan lele untuk masakan tradisional bumbu kuning. Sedangkan kelompok 5 mewakili UMKM mendampingi warga dalam memproduksi rengginang ubi dan mie sehat di rumah salah satu warga yang seorang pengusaha lokal. 


Observasi langsung akan membantu partisipan dalam membangun kapasitas mereka dalam melakukan analisis kritis dan pemecahan masalah. Melalui kegiatan ini, diharapkan para partisipan dapat mengidentifikasi kebutuhan nyata dari masyarakat setempat dan merumuskan strategi CSR yang lebih efektif dan berkelanjutan.


Setiap kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan temuan dan ide-ide mereka pada hari ke-3 dalam agenda “EduVironment : Impact Report Kampung Gambut x LP”, dimana partisipan akan menyusun laporan berdasarkan observasi dan analisisnya. 


Hasil analisis berdasarkan observasi nantinya akan diberikan kepada masyarakat untuk memberikan rekomendasi solusi yang baik dan efisien dan berkelanjutan terhadap permasalahan lahan pertanian. Harapannya ide dan solusi yang diberikan partisipan mampu menjembatani permasalahan yang ada di “Kampung Gambut”.


Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi para partisipan, tetapi juga mempererat hubungan antara perusahaan, organisasi, dan masyarakat lokal. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta perubahan positif yang berkelanjutan di Kampung Gambut dan sekitarnya.(Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini