Arie Triyono (Kiri) dan Prof. Ali Agus (Kanan) saat berkunjung ke UGM, Yogyakarta.
KALBARNEWS.CO.ID (YOGYAKARTA) – PT. Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ),
perusahaan yang bergerak di sektor peternakan milik pengusaha Arie Triyono,
tengah bersiap melakukan langkah terobosan dengan menggandeng Universitas
Gadjah Mada (UGM).
Kerja sama ini berupa pemanfaatan lahan seluas 11 ribu hektar di kawasan KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) milik UGM di Blora. (21 September 2024).
Rencana ini bertujuan mendukung
program pemerintah dalam penyediaan makan bergizi gratis dan minum susu gratis
bagi masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Tenaga Ahli Menteri
Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Prof. Dr. Ir. Ali Agus,
menjelaskan bahwa kerja sama ini telah melalui serangkaian diskusi antara
Kementerian Pertanian, PT. LSAJ, dan UGM.
Ia menjelaskan bahwa KHDTK UGM telah
ada sejak 2016 dengan fungsi untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan,
termasuk konservasi hutan yang melibatkan masyarakat sekitar. Namun, terobosan
baru ini akan memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian terpadu dengan konsep
Agro Silvo Pastura, yang menggabungkan kehutanan dan peternakan.
“Agro Silvo Pastura ini konsep yang
kami kembangkan untuk mengoptimalkan lahan yang belum produktif. Blora,
meskipun terkenal dengan keterbatasan air dan lahan kering, memiliki potensi
besar di sektor peternakan, khususnya sapi,” jelas Prof. Ali.
Masih menurut Ali, Blora memiliki
dua komoditas andalan, yaitu jati dan sapi. “Kalau kita bisa mengawinkan jati
dengan sapi, maka itu akan luar biasa,” tambahnya.
Langkah
Kerja Sama Terintegrasi
Kerja sama ini akan melalui beberapa
tahap strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk UGM, Pemerintah
Kabupaten Blora, dan masyarakat sekitar. Lahan 11 ribu hektar tersebut akan
dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan peternakan yang terintegrasi, mencakup
pemeliharaan sapi perah dan sapi potong.
Prof. Ali menjelaskan bahwa PT. LSAJ
akan menjadi lokomotif utama dalam pengembangan ini, sementara UGM akan
memberikan dukungan saintifik dan teknologi melalui fakultas-fakultas yang
terkait, seperti peternakan dan kedokteran hewan.
“LSAJ ini merupakan salah satu yang
nanti menjadi lokomotif. Jika perlu dukungan research and development, UGM siap men-support aspek saintifik dan teknologinya,” jelas Prof. Ali. Selain
itu, masyarakat di sekitar KHDTK juga akan dilibatkan secara aktif dalam
program ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dukungan
Pemerintah dan Potensi Pengembangan
Program ini juga didukung penuh oleh
Pemerintah Kabupaten Blora dan Kementerian Pertanian. Salah satu target utama
dari kerja sama ini adalah mempercepat pengembangan infrastruktur peternakan,
termasuk pembangunan kandang, pabrik pengolahan daging, hingga kebun pakan
ternak. Prof. Ali menyebut bahwa program ini diharapkan dapat terealisasi pada
tahun 2025.
“Kita berpacu dengan waktu, segera
ini. Kalau bisa tahun depan sudah mulai tercipta. Tahun 2025, itu terealisasi,”
ujarnya.
Tak hanya terbatas pada pengembangan
peternakan sapi perah dan potong, proyek ini juga direncanakan untuk mendukung
industri hilir seperti pengolahan produk daging, bakso, dan turunannya.
“Hilirnya itu pengolahan daging, pengolahan bakso, atau yang lain-lain. Itu
nanti produk turunannya,” tambah Prof. Ali.
Tantangan
dan Masa Depan Peternakan Terpadu di Blora
Blora yang dikenal dengan kondisi
geografisnya yang kering memang menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan
pertanian dan peternakan. Namun, dengan rencana pembangunan bendungan di sekitar
kawasan KHDTK, diharapkan lahan tersebut akan semakin potensial untuk
dioptimalkan.
“Meskipun hutan di Blora terkenal
kering dan sulit air, rencana bendungan yang akan dibangun di sekitar KHDTK
bisa membuka peluang lebih besar,” jelas Prof. Ali.
Dengan sinergi antara PT. LSAJ, UGM,
pemerintah, dan masyarakat, program peternakan terpadu ini diharapkan mampu
tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendukung visi
pemerintah dalam menyediakan program makan bergizi gratis dan minum susu gratis
bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Arie Triyono selaku
pemilik PT. LSAJ menyebut bahwa inisiatif ini menunjukkan upaya kolaboratif
yang kuat antara akademisi, sektor swasta, dan pemerintah dalam mengoptimalkan
sumber daya lokal untuk kepentingan nasional. “Kami berharap langkah ini dapat
menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi serupa,”
pungkas Arie.
Arie pun kembali menekankan nilai
sosial ekonomi dari terobosan bersama UGM ini. “Kami berharap dengan adanya
pendekatan Agro Silvo Pastura ini, masyarakat Blora, terutama yang hidup di
pinggiran hutan, bisa mendapatkan sumber pendapatan yang lebih stabil,” tukas Arie.
Dan yang terpenting, masih menurut Arie, masalah konflik sosial dimana lahan biasanya dikuasai dan digarap oleh masyarakat, lewat skema ini akan kembali kepada pemerintah.
“Kawasan hutan aman karena dengan program kerja sama ini, PT LSAJ melibatkan masyarakat dalam kemitraan penanaman sumber bank pakan, seperti sorgum, jagung, rumput odot, rumput pakcong, rumput gama umami, dan rumput gajah. Dengan demikian perekonomian rakyat di pinggir kawasan hutan akan tumbuh,” pungkas Arie. (Tim Lipuan)
Editor : Aan