Ilustrasi : Seorang Santriwati Di Kubu Raya Menjadi Korban Penganiayaan |
KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA) - Kabar mengenai
penganiayaan di salah satu pondok pesantren di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya
mengejutkan masyarakat dari info tersebar bahwa ada beberapa santri putri yang sering
menjadi korban penganiayaan.
Kabar kali ini menimpa salah satu Santriwati yang
menagaku menjadi korban penganiayaan yang mengakibatkan sekujur tubuhnya
lebam-lebam akibat penganiayaan tersebut pada hari Jumat (30 Agustus 2024) sekitar
pukul 13:00 wib lalu.
Orang
tua dari korban, Ny Nurhayati
yang merupakan warga Sungai Ambawang, merasa sangat tidak terima atas perlakuan
yang diterima putrinya. Mereka menuntut agar pihak pondok pesantren bertanggung
jawab dan segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.
“Padahal sebelum peristiwa tersebut saya
bersama suami baru saja mengunjungi putri kami di Pondok pesantren , karena
putri saya menggunakan baju gamis dan bercadar maka tidak terlihat apa-apa,
namun setelah satu hari pulang saya mendapat surat dari anak saya yang ingin
boyongan atau pulang karena sudah tidak mampu dengan penderitaan,” ucapnya.
Ia mengatakan setelah melihat kondisi sekujur tubuh putrinya
lebam-lebam ia kemudian melaporkannya ke Polres Kubu Raya, Ia merasa tidak
terima dan merasa sangat kecewa, putrinya yang dititipkan di Pondok Pesantren
untuk dibina dan didik malah menjadi korban penganiayaan.
“Saat ini putri kami seperti trauma dan saya akan lakukan
jalur hukum,” tegasnya.
Nur menceritakan awalnya ia dan suaminya tidak mendapat
firasat apa-apa, karena saat berkunjung Putrinya juga masih mau makan makanan
kesukaan Putrinya yang dibawanya saat berkunjung, namun alangkah terenyuh dan
kagetnya ketika ia mendapat surat yang dititipkan oleh putrinya yang mengatakan
bahwa putrinya sudah tidak kuat dan ingin pulang.
“Dalam Suratnya itu anak saya mengatakan, Mak Bapak
Jemput aku, Bawa Mobil mak, saya sudah tak kuat lagi, hati orangtua mana yang
tidak terenyuh pak, saya langsung jemput anak saya di Pondok yang ada di Desa
Kapur,” Ungkap Nur sambil meneteskan air mata.
Nur mengatakan setibanya dirumah ia langsung memeriksa
tubuh anaknya, alangkah kagetnya ia melihat sekujur tubuh anaknya lebam biru
bekas penganiayaan, Ia kemudian berinisiatif melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit
dan lalu ke Polres melakukan Laporan terhadap penganiayaan putrinya itu.
Hingga saat ini Rekasi Kalbarnews.co.id belum bisa mengkonfirmasi pihak Pondok Pesantren dimana Santrinya yang merupakan Putri Nurhayati mendapat dugaan penganiayaan.
Situasi
ini memicu keresahan di kalangan masyarakat sekitar, mengingat pondok pesantren
seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendidik bagi anak-anak. Kasus ini juga
menarik perhatian pihak berwenang untuk melakukan investigasi lebih lanjut guna
memastikan keadilan bagi korban serta mencegah kejadian serupa terulang di masa
depan. (tim liputan).
Editor : Heri