Tiongkok Mungkin Melipatgandakan Kapasitas Nuklir Terpasangnya pada Tahun 2040

Editor: Redaksi author photo

Tiongkok Mungkin Melipatgandakan Kapasitas Nuklir Terpasangnya pada Tahun 2040

KALBARNEWS.CO.ID (TIONGKOK)
- Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Tiongkok dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040, menurut Global Energy Monitor. 


Meskipun saat ini terdapat 56 unit pembangkit dengan total kapasitas "bersih" sebesar 54,2 GW yang beroperasi di negara tersebut, 119 GW lainnya dapat dioperasikan dalam satu setengah dekade mendatang dengan reaktor yang sedang dibangun dan direncanakan (termasuk proyek-proyek pada tahap pra-investasi).A A


Pada bulan Agustus 2024, Tiongkok menduduki peringkat ketiga dalam hal kapasitas tenaga nuklir terpasang, setelah Amerika Serikat dan Prancis (masing-masing 54,2 GW vs. 61,4 GW dan 97,0 GW, menurut data IAEA). Akan tetapi, peran tenaga nuklir di ketiga negara tersebut berbeda secara signifikan. 


Di Prancis, pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan sumber utama pasokan listrik pada tahun 2023, yang menyediakan 65% pembangkitan nasional. Sistem tenaga listrik Prancis sangat bergantung pada situasi perbaikan di PLTN: misalnya, pada tahun 2022, negara tersebut menjadi pengimpor listrik bersih untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade karena perbaikan yang tidak terjadwal di unit-unit pembangkit.


Sebaliknya, di AS, PLTN merupakan sumber energi rendah karbon terbesar: pangsa reaktor nuklir dalam bauran pembangkit listrik pada tahun 2023 adalah 18%, sementara pangsa pembangkit listrik tenaga air adalah 6% dan total pangsa generator angin dan surya adalah 16%. Namun, pada saat yang sama, tingkat komisioning reaktor baru telah melambat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. 


Setelah tahun 2000, hanya tiga reaktor yang dikomisioning di AS: unit kedua dari PLTN Watts Bar 1,2 GW di Tennessee, dan unit ketiga dan keempat dari PLTN Vogtle dengan total kapasitas 2,2 GW di Georgia. 


Proyek-proyek baru dalam industri tenaga nuklir AS dilaksanakan terutama dengan fokus pada teknologi baru: misalnya, TerraPower Company berencana untuk membangun reaktor 345 MW di negara bagian Wyoming, dengan logam cair natrium untuk digunakan sebagai pendingin, bukan air.  Solusi ini akan meningkatkan kapasitas reaktor menjadi 500 MW selama jam beban puncak.


Porsi PLTN dalam bauran pembangkit listrik di Tiongkok pada tahun 2023 mencapai 5%. Sebagian besar reaktor nuklir yang beroperasi digunakan di wilayah pesisir perkotaan di selatan dan timur negara tersebut. 


Di antaranya, larangan pembangunan PLTN di wilayah yang jauh dari pantai, yang ditetapkan setelah kecelakaan di PLTN Fukushima-1 Jepang, berdampak: regulator menganggapnya bijaksana karena perlunya akses ke air jika terjadi keadaan darurat di reaktor nuklir. 


Reaktor yang sedang dibangun juga berlokasi di wilayah pesisir Tiongkok: komisioning 27 unit daya dengan total kapasitas 28,5 GW akan memungkinkan Tiongkok mencapai posisi kedua di dunia dalam kapasitas terpasang PLTN.


Namun, penyebaran teknologi penyimpanan energi akan memengaruhi implementasi proyek-proyek yang direncanakan tetapi belum dalam tahap investasi. Menurut Energy Institute, kapasitas penyimpanan terpasang di sektor listrik Tiongkok meningkat tiga kali lipat menjadi 27,1 GW pada tahun 2023 (7,8 GW pada tahun 2022). 


Penyebaran unit penyimpanan lebih lanjut akan mengurangi risiko pasokan listrik selama jam-jam tanpa angin dan berawan, tanpa penggunaan sumber energi rendah karbon lainnya. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini