Acer Medical: VeriOsteo OP Raih Izin Produk Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Indonesia

Editor: Redaksi author photo

KALBARNEWS.CO.ID (TAIPEI)  -- Acer Medical mengumumkan, perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) yang memeriksa kelainan densitas mineral tulang, VeriOsteo OP, memperoleh izin produk alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan Indonesia. 


VeriOsteo OP merupakan produk kedua Acer Medical yang meraih izin tersebut setelah VeriSee DR, solusi diagnostik AI untuk memeriksa kerusakan pembuluh darah pada retina mata akibat diabetes (diabetic retinopathy).10 Oktober 2024

Perangkat Lunak Skrining Kelainan Kepadatan Mineral Tulang Berbantuan AI - VeriOsteo OP
Perangkat Lunak Skrining Kelainan Kepadatan Mineral Tulang Berbantuan AI - VeriOsteo OP

VeriOsteo OP menganalisis densitas mineral tulang (bone mineral density/BMD) melalui citra medis sinar X (X-ray). VeriOsteo OP juga menghitung BMD dan memprediksi skor T sehingga membantu dokter memeriksa kelainan BMD. Perangkat lunak ini juga menawarkan hasil yang cepat dan opsi perawatan yang tepat bagi tenaga medis dan pasien.


Jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Dengan demikian, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Jumlah penduduk lansia di negara ini tercatat sekitar 16 juta jiwa, dan berisiko mengalami kelainan densitas tulang. 


Karena tingkat kesadaran publik yang rendah terhadap penyakit tersebut, banyak pasien yang mengabaikan atau menunda perawatan medis sehingga fase intervensi awal pun terlewati.


Acer Medical, anak usaha Acer Group, mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dan perangkat lunak yang menghasilkan alat pencitraan medis untuk deteksi awal dan pencegahan penyakit. 


Acer Medical juga mengembangkan perangkat lunak medis dan solusi perangkat keras medis berteknologi pintar dengan teknologi citra medis AI. Solusi tersebut ikut meningkatkan proses diagnostik. Hingga kini, produk pencitraan medis AI buatan Acer Medical telah meraih 12 izin produk alat kesehatan di Taiwan, serta telah digunakan lebih dari 300 institusi medis. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini