Amerika Serikat Mencetak Rekor Harian Baru Dalam Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas

Editor: Redaksi author photo

Amerika Serikat Mencetak Rekor Harian Baru Dalam Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas

KALBARNEWS.CO.ID (AS)
- Musim panas lalu, pembangkit listrik tenaga gas AS mencetak rekor harian baru. Menurut Badan Informasi Energi (EIA), pada 2 Agustus 2024, produksi listrik berbasis gas nasional mencapai 7,1 terawatt-jam (TWh), 6% di atas rekor sebelumnya sebesar 6,7 TWh yang ditetapkan pada 28 Juli 2023. Sebagai perbandingan, konsumsi daya Siprus pada 2023 mencapai 5,4 TWh. Tanggal 12.10.2024

 

Gas secara de facto menjadi bahan bakar penyeimbang utama di sektor tenaga listrik AS, khususnya karena dekarbonisasi. Global Energy Monitor melaporkan bahwa dari tahun 2000 hingga 2023, AS menonaktifkan 160 GW pembangkit listrik berbahan bakar batu bara; selama periode yang sama, penambahan TPP berbahan bakar gas mencapai 418 GW. 


Akibatnya, pangsa pembangkitan berbasis batu bara di Amerika Serikat anjlok dari 52% pada tahun 2000 menjadi 16% pada tahun 2023, sementara pangsa gas meningkat dari 16% menjadi 42%. 


Hal ini disertai dengan penurunan drastis dalam penambahan reaktor nuklir: dari tahun 1980 hingga 2000, 51 unit daya AS baru terhubung ke jaringan dan setelah tahun 2000, hanya tiga reaktor dengan total 3,4 GW yang dioperasikan (pembangkit listrik tenaga nuklir Watts Bar unit 2 di negara bagian Tennessee dan pembangkit Vogtle unit 3 dan 4 di negara bagian Georgia). Dengan demikian, bobot tenaga nuklir dalam total produksi energi AS turun dari 20% pada tahun 2000 menjadi 18% pada tahun 2023.


Perluasan pembangkitan tenaga gas dikaitkan dengan ketersediaan sumber daya yang tinggi: Energy Institute memperkirakan bahwa produksi gas AS berlipat ganda antara tahun 2000 dan 2023 (dari 518,6 miliar menjadi 1.035,3 miliar m 3 ). 


Faktor penting lainnya adalah munculnya teknologi baru yang membuat pabrik gas lebih efisien, yang diukur dari jumlah panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kilowatt hour (kWh) listrik. Misalnya, turbin gas kelas B, D, dan E (mengikuti sistem klasifikasi AS) yang diperkenalkan pada tahun 1990-an membakar rata-rata 8 ribu British thermal unit (BTU) energi panas, sementara turbin kelas F generasi pertama (banyak digunakan pada tahun 2000-an) mengonsumsi 7,3 ribu BTU. Untuk turbin kelas H dan J yang digunakan sejak tahun 2010-an, angkanya adalah 6,7 ribu BTU per 1 kWh.


Selain efisiensi energi, daya keluaran turbin gas rata-rata juga mengalami perubahan. Kinerja unit kelas B, D, dan E berkisar antara 80 hingga 110 megawatt (MW), unit kelas F generasi pertama, dari 160 hingga 190 MW, dan unit kelas H dan J, dari 265 hingga 340 MW.


Penghematan biaya tercapai seiring dengan peningkatan daya keluaran rata-rata. Menurut EIA, komisioning kapasitas daya gas 1 kilowatt (kW) di Amerika Serikat menghabiskan biaya rata-rata $920 pada tahun 2021, dibandingkan dengan $1.428 per kW dan $1.561 per 1 kW untuk generator angin dan surya, masing-masing (data yang lebih baru tidak tersedia). (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini